30 Desember 2024
Dirilis
Penulis
Andi Dala Nadhifa Asmarani
Saat ini, berita mengenai kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% masih ramai dibicarakan, khususnya di media sosial. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), kenaikan tarif PPN 12% ini akan diterapkan mulai tahun 2025. Namun, PPN 12% dikatakan hanya berlaku untuk produk dan layanan yang tergolong mewah. Meskipun begitu, dampak dari kenaikan PPN 12% bisa terasa signifikan untuk pengelolaan keuangan pribadi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari dampak apa saja yang mungkin akan muncul akibat adanya kebijakan ini. Serta, apa saja yang bisa kita lakukan untuk memastikan keuangan kita tetap tangguh menghadapi situasi ekonomi apapun. Penasaran? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Kenaikan PPN dan Dampaknya pada Harga Barang dan Jasa
PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap konsumsi barang dan jasa di dalam negeri. Dengan tarif PPN yang naik dari 11% menjadi 12%, harga barang dan jasa yang dikenakan pajak ini otomatis meningkat. Misalnya, jika suatu barang sebelumnya dikenai PPN 11% dan dijual seharga Rp100.000, maka harga totalnya adalah Rp111.000. Dengan kenaikan tarif menjadi 12%, harga totalnya menjadi Rp112.000. Meskipun selisihnya terlihat kecil, dampaknya akan terasa bila diterapkan pada pengeluaran sehari-hari.
Sampai saat artikel ini ditulis, peraturan PPN 12% dikatakan hanya berlaku untuk barang-barang mewah seperti produk pakaian mewah, barang elektronik seperti hp, dan sebagian bahan makanan premium. Sementara itu, jasa tertentu seperti pendidikan berskala internasional, tarif listrik berdaya 3.600-6.600 VA dan layanan kesehatan premium juga berpotensi mengalami lonjakan tarif.
Meskipun saat ini kenaikan PPN ditetapkan untuk barang mewah, pemerintah belum mengeluarkan peraturan turunan yang merincikan secara jelas penerapan PPN 12% ini. Sehingga, ada baiknya kita tetap berjaga-jaga dan harus siap jika PPN 12% ternyata juga bisa mempengaruhi harga barang-barang kebutuhan sehari-hari yang biasa dibeli. Mengingat PPN 12% bisa saja mempengaruhi produsen barang dan jasa hingga akhirnya meningkatkan biaya produksi. Akhirnya, harga produk harus naik untuk menutupi biaya produksi, meskipun produk tersebut tidak dikenaik kenaikan PPN.
Baca Juga: Makan Tabungan, Menggerus Simpanan Masa Depan Demi Kebutuhan Masa Kini
Dampak Terhadap Keuangan Pribadi Anda
Bagi keuangan pribadi, kenaikan PPN bisa menjadi tantangan besar. Berikut beberapa dampaknya:
- Penurunan Daya Beli: Dengan harga barang dan jasa yang meningkat, jumlah barang yang dapat Anda beli dengan pendapatan yang sama akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam prioritas pengeluaran, di mana kebutuhan primer harus lebih diutamakan dibandingkan kebutuhan sekunder.
- Kenaikan Biaya Hidup: Biaya hidup sehari-hari seperti makan di luar, belanja kebutuhan rumah tangga, dan tagihan layanan mungkin meningkat. Dampak ini akan lebih terasa jika anggaran rumah tangga sudah sangat ketat bahkan sebelum adanya kenaikan.
- Tabungan dan Investasi Tertekan: Ketika pengeluaran Anda meningkat, Anda mungkin akan kesulitan menyisihkan uang untuk menabung atau berinvestasi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi stabilitas keuangan Anda yang berujung pada penundaan tujuan keuangan.
Tips Mengelola Keuangan Pribadi Saat PPN Naik
1. Susun Ulang Anggaran
Buat anggaran baru yang mencerminkan kondisi keuangan saat ini. Pisahkan kebutuhan primer dan sekunder, dan kurangi pengeluaran untuk barang atau jasa yang kurang penting. Pastikan alokasi pengeluaran lebih fokus pada kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan tagihan wajib. Hindari pemborosan pada barang yang tidak mendesak.
2. Cari Alternatif Lebih Murah
Cobalah cari merek atau produk yang lebih hemat tanpa mengorbankan kualitas. Untuk kebutuhan sehari-hari, Anda bisa mencoba beli barang dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga grosir atau diskon. Jangan lupa untuk selalu mengecek apakah ada diskon dan promo yang bisa dimanfaatkan. Hal ini dapat membantu mengurangi beban kenaikan harga. Jadi, sebaiknya Anda rutin melakukan riset sebelum berbelanja.
3. Lakukan Evaluasi Layanan Berlangganan
Jika Anda memiliki layanan berlangganan seperti streaming video dan musik, gym, atau aplikasi berbayar, Anda harus mengevaluasi apakah semuanya benar-benar dibutuhkan. PPN 12% bisa saja meningkatkan tarif langganan tersebut. Sehingga, Anda perlu teliti dan detil dalam mengevaluasi layanan yang Anda miliki dan memutuskan layanan apa yang memang layak untuk diteruskan.
4. Pilih Barang dengan Masa Hidup Panjang
Membeli barang yang memiliki masa guna panjang akan mengurangi frekuensi kebutuhan untuk menggantinya dengan yang baru. Hal ini akan sangat berguna untuk menekan biaya jangka panjang. Pertimbangkan untuk berinvestasi pada barang-barang yang hemat energi, seperti lampu LED atau alat elektronik yang efisien. Saat berbelanja pun, sebaiknya Anda memilih barang yang awet dan tidak mudah rusak.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Ayo Kurangi Impor dan Konsumsi Produk Lokal!
Kenaikan PPN memang akan mempengaruhi keuangan pribadi kita, tetapi dengan perencanaan yang matang dan langkah-langkah strategis, dampaknya dapat diminimalkan. Sebagai konsumen, penting untuk lebih bijak dalam mengelola uang dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan ekonomi yang tak terhindarkan.
Jika Anda memiliki masalah keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi ini, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan ahli keuangan melalui website ini. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Berikan Komentar