15 Januari 2019
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Canggihnya metode pembayaran saat ini membuat orang tidak lagi harus menggunakan uang tunai. Ini disebut dengan istilah cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai. Dan satu alat yang umum digunakan adalah pembayaran menggunakan kartu kredit.
Namun sayangnya banyak orang terjebak, bahkan terjerat dengan kartu kredit yang dimiliki. Salah satu contohnya, sampai ada yang harus menjual aset untuk melunasi kartu kredit. Cukup ironis ya mendengarnya?
Disinilah letak garis kritisnya, pemakaian kartu kredit bisa membuat bagian dari gaya hidup Anda, atau malah merupakan suatu hidup gaya Anda.
Lalu bagaimana kita seharusnya menggunakan kartu kredit dengan benar?
Investasi Bisa Tutupi Bunga Kartu Kredit
Dalam melakukan suatu perencanaan keuangan, kartu kredit seharusnya merupakan suatu gaya hidup yang membantu dalam menuju kemapanan financial. Tetapi sedikit saja Anda terlena, maka akan masuk dalam jerat kartu kredit yang membuat perencanaan keuangan semakin menjauh dari tujuan hidup.
Sebagai ilustrasi, di Indonesia suku bunga kartu kredit amatlah tinggi, rata-rata 3.25% per bulan atau sekitar 39% per tahun. Jenis investasi apakah yang yang bisa menutupi bunga kartu kredit itu?
Dengan target keuntungan investasi (return) 39% per tahun, otomatis hanya jenis investasi beresiko tinggi yang bisa memberi hasil sebesar itu.
Bagi mereka yang sudah mahir berinvestasi di instrument beresiko tinggi dan siap menanggung resikonya tentu tak masalah. Bagaimana bila tidak?
Tidak ada jalan lain, Anda harus melunasi dulu utang kartu kredit tersebut. Seorang perencana keuangan yang baik tidak akan memperbolehkan nasabahnya berinvestasi apabila utang itu belum lunas.
Cara Lunasi Kartu Kredit
Lalu bagaimana jika kita sudah terjerat kartu kredit, sedangkan dana untuk melunasi utang tersebut sangat minim? Berikut beberapa langkah dalam melunasi kartu kredit:
Kartu Kredit untuk Gaya Hidup
Ilustrasi di atas menggambarkan seseorang yang menggunakan kartu kredit sebagai bagian hidup gaya, bukan gaya hidup. Lalu bagaimana menggunakan kartu kredit sebagai bagian dari gaya hidup kita? Berikut kiatnya:
Jadi, masalahnya bukan pada kartu kreditnya, namun terletak pada cara penggunanya. Anda yang menentukan sendiri apakah untuk gaya hidup atau hidup gaya?
Namun sayangnya banyak orang terjebak, bahkan terjerat dengan kartu kredit yang dimiliki. Salah satu contohnya, sampai ada yang harus menjual aset untuk melunasi kartu kredit. Cukup ironis ya mendengarnya?
Disinilah letak garis kritisnya, pemakaian kartu kredit bisa membuat bagian dari gaya hidup Anda, atau malah merupakan suatu hidup gaya Anda.
Lalu bagaimana kita seharusnya menggunakan kartu kredit dengan benar?
Investasi Bisa Tutupi Bunga Kartu Kredit
Dalam melakukan suatu perencanaan keuangan, kartu kredit seharusnya merupakan suatu gaya hidup yang membantu dalam menuju kemapanan financial. Tetapi sedikit saja Anda terlena, maka akan masuk dalam jerat kartu kredit yang membuat perencanaan keuangan semakin menjauh dari tujuan hidup.
Sebagai ilustrasi, di Indonesia suku bunga kartu kredit amatlah tinggi, rata-rata 3.25% per bulan atau sekitar 39% per tahun. Jenis investasi apakah yang yang bisa menutupi bunga kartu kredit itu?
Dengan target keuntungan investasi (return) 39% per tahun, otomatis hanya jenis investasi beresiko tinggi yang bisa memberi hasil sebesar itu.
Bagi mereka yang sudah mahir berinvestasi di instrument beresiko tinggi dan siap menanggung resikonya tentu tak masalah. Bagaimana bila tidak?
Tidak ada jalan lain, Anda harus melunasi dulu utang kartu kredit tersebut. Seorang perencana keuangan yang baik tidak akan memperbolehkan nasabahnya berinvestasi apabila utang itu belum lunas.
Cara Lunasi Kartu Kredit
Lalu bagaimana jika kita sudah terjerat kartu kredit, sedangkan dana untuk melunasi utang tersebut sangat minim? Berikut beberapa langkah dalam melunasi kartu kredit:
- Buat anggaran pembayaran kartu kredit. Misal Anda mempunyai 3 kartu kredit dengan total utang masing-masing sebesar Rp4 juta (dengan bunga 3,25%/bln), Rp8 juta (dengan bunga 2,5%/bln) dan Rp2 juta (dengan bunga 3%/bln), sedangkan Anda hanya memiliki anggaran untuk membayar utang tersebut adalah sebesar Rp 2.500.000 setiap bulannya. Maka yang harus dilakukan adalah buat prioritas pembayaran utang tersebut dengan melihat bunga paling tinggi terlebih dahulu, dan bukan dari yang terbesar tagihan utangnya. Berikut ilustrasinya:
- Rp 1.250.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 3,25%
- Rp 750.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 3%
- Rp 500.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 2,5%
- Ajukan kartu kredit baru yang menyediakan fasilitas transfer balance dengan bunga yang lebih kecil dan segera tutup kartu kredit yang memberikan bunga yang lebih tinggi (ini dikenal dengan istilah gali lubang tutup lubang).
- Simpan untuk sementara waktu semua kartu kredit sampai Anda dapat melunasi seluruh utang dan tutup kartu tersebut jika utang Anda telah lunas (boleh saja menyisakan satu kartu kredit sebagai kemudahan transaksi Anda).
Kartu Kredit untuk Gaya Hidup
Ilustrasi di atas menggambarkan seseorang yang menggunakan kartu kredit sebagai bagian hidup gaya, bukan gaya hidup. Lalu bagaimana menggunakan kartu kredit sebagai bagian dari gaya hidup kita? Berikut kiatnya:
- Cermati tanggal batas cetak transaksi, batas akhir pembayaran tagihan dari kartu kredit tersebut. Contoh: Setiap kartu kredit akan melampirkan batas akhir transaksi yang tercetak di bulan berjalan (biasanya tanggal 20-an) dan batas akhir masa pembayaran tagihan (biasanya minggu pertama bulan berikutnya) artinya Anda memiliki 10-15 hari setelah tanggal cetak transaksi untuk melunasi utang kita. Jangan bertransaksi pada tanggal-tanggal mendekati masa cetak karena transaksi tersebut akan langsung tercatat sebagai tagihan Anda bulan berjalan, tetapi jika Anda bertransaksi selepas tanggal cetak (misal tanggal 20 Agustus) maka tagihan anda akan tertagih pada bulan depan (tanggal 20 September) dan miliki waktu untuk melunasi hingga minggu pertama bulan Oktober (2 bulan dari waktu transaksi Anda).
- Mintalah pada Bank penerbit kartu kredit Anda untuk menambah limit kredit, bukan mengajukan kartu kredit baru! Karena dengan memiliki banyak kartu kredit akan menambah besar pembayaran tahunan (annual fee) dan membuat Anda tergoda bertransaksi dengan kartu tersebut, sehingga utang semakin bertambah.
- Hindari pembelian atau transaksi konsumtif dan jangan terjebak oleh iklan-iklan yang dibuat oleh perusahaan penerbit kartu kredit (diskon menggiurkan, beli satu gratis satu, easy pay, dan lain-lain) kecuali Anda akan melunasi seluruh tagihan utang pada bulan berikutnya. Ingatlah selalu bahwa hanya karena Anda mampu membeli sesuatu, tidak berarti Anda perlu membelinya.
- Buatlah komitmen bahwa pada bulan pertama Anda memiliki tagihan kartu kredit yang tidak mampu dibayar. Hancurkan kartu kredit Anda agar tidak akan memakainya lagi (sebaiknya demikian, sebelum terbelit kewajiban finansial yang lebih besar dari kemampuan Anda sebenarnya)
Jadi, masalahnya bukan pada kartu kreditnya, namun terletak pada cara penggunanya. Anda yang menentukan sendiri apakah untuk gaya hidup atau hidup gaya?
Sumber:
Alviko Ibnugroho
TA Herly Marwanto
16 December 2020
Info yg bagus buat referensi tutup kartu kredit
Balas
.0