14 Februari 2021
Dirilis
Penulis
Tim Penulis Daya
Salah satu gangguan kesehatan pada mata yang cukup sering dijumpai adalah rabun dekat. Jika seseorang mengalami rabun dekat, maka penglihatannya dalam jarak yang dekat akan terganggu. Pandangan akan menjadi buram dan tidak jelas ketika melihat objek tertentu. Gangguan rabun ini biasanya terjadi pada seseorang yang usianya sudah lewat dari 40 tahun. Walaupun begitu, banyak juga anak-anak atau orang dewasa yang mengalami gangguan penglihatan jarak dekat ini. Namun, biasanya rabun yang dialami oleh anak-anak lebih ringan/sedang dibanding pada orang tua.
Gangguan penglihatan ini akan sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Oleh sebab itu, pastikan Anda mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan mata agar bisa terhindar dari kondisi ini. Lalu, apa saja ciri-ciri bahwa seseorang telah terkena rabun dekat?
Ciri Rabun Dekat yang Biasa Terjadi pada Anak Ataupun Orang Dewasa
Ada beberapa ciri atau gejala yang terjadi ketika seseorang mengalami rabun dekat, yang dimana sumbernya diambil langsung dari Kemenkes Indonesia. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Kesulitan untuk fokus melihat pada objek benda yang dilihat dari jarak dekat.
2. Terasa nyeri di kepala.
3. Penglihatan menjadi kabur.
4. Mata terasa tegang.
5. Mata terasa lelah atau sakit di kepala setelah melakukan pekerjaan atau hal-hal dari jarak dekat misalnya membaca.
Dokter akan memperkirakan atau mendiagnosis seseorang terkena gangguan penglihatan jarak dekat, dengan melihat gejala yang dialami pasien. Pemeriksaan refraksi pada mata yang lengkap bisa dilakukan untuk membuktikan apakah si pasien memang mengalami rabun atau tidak. Selain itu pasien harus menggunakan kacamata dengan lensa yang sesuai dengan kebutuhan.
Penyebab Gangguan Penglihatan Jarak Dekat
Salah satu hal yang menyebabkan gangguan rabun ini adalah ukuran bola mata yang terlalu pendek atau kekuatan untuk bisa fokus pada penglihatan yang lemah. Sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan fokus dengan baik. Gambar yang masuk ke mata pun menjadi jatuh ke area belakang retina, maka penglihatan pun menjadi mengabur.
Biasanya jenis rabun ini merupakan faktor keturunan dari keluarga. Dan bagi anak-anak yang mengalami rabun ini biasanya akan sembuh sendiri karena ukuran bola matanya masih mengalami perkembangan dengan memanjang.
Pengobatan atau Cara Mengatasi Rabun Dekat
Gangguan refraksi mata atau yang biasa disebut dengan hipermetropia bisa diatasi dengan menggunakan kacamata. Atau untuk kasus yang cukup serius bisa dilakukan dengan operasi atau pembedahan mata. Ukuran alat bantu penglihatannya bisa dilakukan dengan cara tes refraksi pada mata. Jika angka positifnya menjadi semakin besar maka kekuatan lensa pun akan bertambah. Nantinya lensa itu akan membantu mata untuk membuat cahaya lebih fokus tepat di bagian retina mata.
Untuk pasien yang mengalami hipermetropia ringan biasanya tak perlu menggunakan lensa atau kaca mata setiap waktu. Hanya di saat-saat tertentu saja misalnya ketika sedang membaca. Pembedahan pada mata juga bisa memperbaiki penglihatan agar menjadi normal kembali. Sehingga Anda tidak harus menggunakan kacamata atau lensa kota untuk membantu penglihatan.
Itulah ciri-ciri, penyebab, dan cara pengobatan rabun dekat yang bisa dilakukan. Pada dasarnya, rabun dekat adalah suatu gangguan kesehatan mata yang menyebabkan penderitanya kesulitan melihat dalam jarak dekat. Objek yang dilihat akan menjadi tidak jelas dan juga buram. Agar terhindar dari kondisi ini, maka menjaga kesehatan mata sejak dini sangat dianjurkan untuk dilakukan. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter dari Daya.id seputar kesehatan mata ataupun kesehatan lainnya.
Informasi lain terkait pola hidup sehat dan kesehatan lainnya, bisa Anda peroleh dengan mudah di Daya.id. Dengan mendaftar di Daya.id semua informasi kesehatan bisa diakses dengan gratis dan sangat mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di Daya.id sekarang juga!
Sumber:
Dikutip dari berbagai sumber
Berikan Komentar