Dirilis

20 Januari 2024

Penulis

Oky Setiarso dan Kemenkes RI

Selama berabad-abad, polio telah menimbulkan ketakutan di hati masyarakat di seluruh dunia. Meskipun kemajuan medis modern telah berhasil membatasinya di banyak negara, polio masih menjadi ancaman bagi bayi dan balita. Artikel ini berupaya memberikan gambaran umum tentang polio, sekaligus memberikan informasi penting bagi para orang tua untuk memahami dan melindungi anak-anak mereka.

Baca juga: Mengenal Poliomyelitis, penyakit polio

 

Pengertian

Poliomyelitis, yang dikenal sebagai polio, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Virus ini paling sering menyerang anak-anak di bawah lima tahun. Meskipun sebagian besar infeksi tidak menunjukkan gejala, dalam beberapa kasus, virus ini dapat menyerang sistem saraf, yang mengakibatkan kelumpuhan atau bahkan kematian.

 

Gejala

Sebagian besar orang yang terinfeksi poliovirus tidak menunjukkan gejala. Namun, bagi yang menunjukkan gejala, mereka mungkin mengalami:

  • Demam ringan.
  • Nyeri kepala.
  • Sakit tenggorokan.
  • Kelelahan.
  • Mual atau muntah.
  • Nyeri atau kaku pada punggung, lengan, kaki, atau leher.
  • Kelumpuhan. Dalam beberapa kasus, polio dapat menyebabkan kelumpuhan otot, yang bisa menjadi permanen.


 

Diagnosis

Mendiagnosis polio melibatkan serangkaian tindakan, termasuk:

 

1.    Wawancara Medis

Dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan pasien, termasuk kemungkinan paparan terhadap virus dan riwayat vaksinasi.

 

2.    Pemeriksaan Fisik

Memeriksa tanda-tanda kelumpuhan atau kelemahan otot.

 

3.    Tes Laboratorium

Sampel feses, lendir, atau cairan cerebrospinal mungkin diambil untuk identifikasi virus.

 

Pengobatan

Tidak ada obat khusus untuk mengobati polio. Sebagai gantinya, perawatan umumnya bersifat mendukung dan meliputi:

  1. Analgesik: Untuk mengurangi rasa sakit.
  2. Fisioterapi: Untuk membantu pasien yang mengalami kelumpuhan agar tetap bergerak dan mencegah kontraktur atau deformitas.
  3. Perawatan Intensif: Dalam kasus paralisis otot pernapasan, penderita mungkin memerlukan ventilator.


 

Komplikasi

Meskipun sebagian besar orang pulih dari polio tanpa masalah serius, beberapa komplikasi dapat terjadi:

  1. Kelumpuhan Permanen: Dalam beberapa kasus, polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.
  2. Sindrom Pasca-Poliomyelitis: Beberapa dekade setelah infeksi awal, pasien mungkin mengalami kelemahan otot dan kelelahan.
  3. Masalah Pernapasan: Dalam kasus paralisis otot pernapasan, penderita mungkin mengalami kesulitan bernapas tanpa bantuan mesin.


Baca juga: Ketahui jenis vaksin untuk anak dan orang dewasa

 

Ayo Bersama Jadikan Indonesia Kembali Bebas Polio

Setelah delapan tahun lamanya Indonesia bebas polio, di beberapa wilayah kembali ditemukan kasus Polio. Ayah Bunda, Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.

Virus polio termasuk golongan human enterovitus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. 

Polio masih belum memiliki pengobatan hingga saat ini. Namun sahabat tidak perlu khawatir, karena Polio dapat dicegah dengan mengikuti vaksinasi polio. Untuk mencegah polio imunisasi yang diberikan adalah:

  1. Vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, di usia 1, 2, 3, 4 bulan
  2. Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 2x di usia 4 dan 9 bulan


 

Temukan Kasus Lumpuh Layu Akut Akibat Virus Polio

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe Dua. Dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember2023 lalu sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

“Pada bulan Desember 2023 telah ditemukan dua kasus lumpuh layu akut yang disebabkan oleh virus polio dengan kronologis kasus yang berbeda. Satu kasus imunisasi polionya tidak lengkap, satu lagi status imunisasinya lengkap tapi mengalami malnutrisi,” kata dr. Maxi Rein Rondonuwu  selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kasus lumpuh layu akut pertama dialami oleh anak perempuan berusia 6 tahun, berdomisili di Jawa Tengah, dan berinisial NH. Berdasarkan pengakuan orang tua, NH mengalami lumpuh layu akut pada 20 November 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes (OPV) hanya dua kali.

Kasus lumpuh layu akut kedua dialami oleh anak laki-laki berusia 1 tahun 11 bulan, berdomisili di Jawa Timur, dan berinisial MAF. MAF mengalami lumpuh pada 22 November 2023 dengan riwayat imunisasi lengkap tapi hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia mengalami malnutrisi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Rujukan Polio Nasional BBLK Surabaya dan hasil sekuensing dari Laboratorium Bio Farma Bandung pada 20 dan 22 Desember 2023, NH dan MAF menunjukkan positif Virus Polio Tipe 2. 

Sementara itu, kasus lumpuh layu akut ketiga dialami oleh anak laki-laki berusia 3 tahun 1 bulan, berdomisili di Jawa Timur, dan berinisial MAM. MAM mengalami lumpuh pada 6 Desember 2023 dengan riwayat imunisasi polio tetes 4 kali dan polio suntik (IPV) 1 kali berdasarkan pengakuan orang tua. Selanjutnya, hasil pemeriksaan Laboratorium Rujukan Polio Nasional BBLK Surabaya dan hasil sekuensing dari Laboratorium Bio Farma Bandung pada 4 Januari 2024 menunjukan positif Virus Polio Tipe 2.

Untuk menanggulangi dan memutus transmisi penularan virus polio, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk berperan aktif. 

  • Pertama, masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia, yaitu 4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik, sebelum usia 1 tahun.
  • Kedua, memastikan seluruh anak usia 0 sampai 7 tahun di seluruh wilayah provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Kabupaten Sleman Provinsi DIY memperoleh 2 dosis imunisasi polio tetes tambahan pada kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) yang akan dilaksanakan mulai 15 Januari 2024. 
  • Ketiga, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.
  • Keempat, masyarakat diimbau segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.


Bila anak belum mendapat imunisasi, maka segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi. Lebih baik terlambat daripada tidak lengkap. Imunisasi polio lengkap dapat diberikan hingga usia 5 tahun.

Jika masih memiliki pertanyaan terkait informasi kesehatan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga! 

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

M yusuf hutasuhut

29 Pebruari 2024

Thanks infonya

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS