10 Januari 2025
Dirilis
Penulis
Neysa Nadia Lestari, M.Psi., Psikolog (Tim Arsanara Development Partner)
Beberapa orang tua relatif tidak banyak pertimbangan dalam memilih sekolah anak, dan hanya memilih sekolah terdekat. Sebaliknya, ada pula orang tua yang rela menempuh jarak yang cukup jauh demi menyekolahkan anak di tempat yang dikenal terbaik. Meskipun sudah melakukan survey dan riset yang mendalam saat mencari sekolah untuk anak, tidak jarang orang tua akhirnya tetap merasa kurang cocok dengan sekolah yang dipilih.
Sebenarnya, apa saja faktor-faktor yang menentukan kepuasan orang tua terhadap sekolah anak? Lalu, apa saja yang harus dipertimbangkan saat mencari sekolah?
Tips Memilih Sekolah Anak, Pilih yang Cocok dengan Keluarga
Berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi untuk dijawab oleh orang tua yang dapat digunakan sebagai panduan dalam memilih sekolah untuk anak:
1. Apakah hal-hal yang penting di sekolah sejalan dengan nilai-nilai keluarga?
Sering kali, kita sebagai orang tua lebih berfokus pada kurikulum sekolah, padahal pertanyaan yang lebih mendasar sebenarnya adalah: apa hal-hal yang dianggap penting di sekolah? Beberapa sekolah bisa merumuskannya dalam visi-misi sekolah, namun jika tidak, kita perlu melihat lebih dalam. Pertama, penting untuk memahami prinsip dari kurikulum yang digunakan, mata pelajarannya, hingga contoh-contoh kegiatan belajarnya secara konkret.
Apakah tujuan utamanya adalah akademis, pengembangan karakter dan keterampilan hidup, kontribusi terhadap masyarakat, atau lainnya? Jika mempelajari tentang kurikulum tersebut melalui bacaan dirasa tidak bisa menjawab pertanyaan ini, cari tahu dari para orang tua lain yang sudah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Selain itu, nilai-nilai sekolah biasanya juga tercermin melalui kegiatan-kegiatan di sekolah di luar belajar mengajar/KBM, pelibatan orang tua, cara guru berinteraksi dengan siswa, menerapkan disiplin, pemberian laporan belajar siswa, hingga profil para lulusannya. Pastikan orang tua merasa sepakat dan sejalan dengan hal-hal tersebut agar proses pendampingan yang akan dilakukan bertahun-tahun menjadi lebih nyaman.
Misalnya, jika sekolah berfokus pada target akademis dan menerapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang tinggi, orang tua perlu siap memberikan pendampingan ekstra dalam belajar. Contoh lainnya, jika sekolah cukup banyak melibatkan orang tua dalam kegiatan di sekolah, pastikan orang tua juga memahami pentingnya keterlibatan tersebut dan bersedia memprioritaskan kegiatan sekolah anak.
2. Apa kekuatan dan kekurangan orang tua dalam mendidik anak?
Setiap keluarga pasti memiliki ciri khas dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Hal-hal apa yang sudah baik dalam keluarga Anda? Apakah Anda ingin sekolah bisa semakin memperkuatnya, atau justru melengkapi area yang masih kurang? Sebagai contoh, ada orang tua yang cukup percaya diri dalam hal akademis, namun merasa kurang dalam hal agama, sehingga akhirnya mencari sekolah yang dominan mengajarkan agama. Jika itu pilihannya, maka siapkah orang tua ‘dipaksa’ meningkatkan kompetensi diri untuk membersamai anak dalam mengejar target di sekolah? Atau justru merasa lebih nyaman dengan sekolah yang fokusnya juga akademis?
Contoh lainnya, beberapa orang tua yang merasa kurang mampu mengajarkan disiplin pada anak akhirnya memilih sekolah boarding atau sekolah yang terkenal tegas dalam disiplin. Meskipun demikian, pada dasarnya target pendidikan di sekolah hanya dapat tercapai melalui kerjasama antara guru dan orang tua. Artinya, jika orang tua berharap sekolah melengkapi area yang kurang dalam keluarga, orang tua pun harus siap untuk turut memperbaiki diri dalam area tersebut.
3. Apakah keluarga saya cocok dengan keluarga besar sekolah?
Anak-anak akan menghabiskan porsi waktu yang besar di sekolah, dan menjelang usia remaja, lingkungan sosial akan menjadi pengaruh terbesar dalam membentuk diri anak. Karena itu, penting untuk menilai kecocokan lingkungan sosial di sekolah dengan keluarga. Seperti apa anak-anak yang bersekolah di sana? Apakah saya senang jika anak saya tumbuh seperti anak-anak lain yang bersekolah di sana? Apakah kira-kira Anda cocok bergaul dengan para orang tua lainnya? Apakah gaya hidup dan acara-acara sosial di luar sekolah sesuai dengan kemampuan keluarga Anda? Bagaimanapun, kesetaraan adalah salah satu faktor penentu penerimaan dalam lingkungan sosial, baik itu kesetaraan dalam aspek kemampuan ekonomi, status sosial, nilai-nilai keluarga, dan lain sebagainya.
Mencari sekolah terbaik bukanlah hal yang mudah, dan seberapa keraspun kita berusaha, tentu tidak ada sekolah yang sempurna. Maka, pertanyaan yang paling penting adalah jika ada yang harus dikorbankan, apakah saya bisa menerimanya? Pastikan hal tersebut tidak mengganggu secara jangka panjang. Misalnya, jika memilih sekolah yang jauh demi mengejar kualitasnya, pastikan rutinitas mengantar anak setiap hari selama bertahun-tahun tidak menjadi beban. Contoh lainnya, jika memilih sekolah yang kurang sesuai harapan karena keterbatasan budget, pastikan kita bisa berfokus pada kualitas positifnya dan melengkapi kekurangan lainnya sendiri.
Pada akhirnya, ingat bahwa sekolah terbaik adalah sekolah yang paling cocok dengan keluarga. Semangat mencari sekolah ya!
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Artikel : Berbagai sumber
Foto : www.shutterstock.com & www.freepik.com
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Berikan Komentar