Dirilis

15 Mei 2025

Penulis

Sky Karya Kasih

Pernah mendengar anak-anak Anda menyanyikan lagu linga guli guli hwaca atau menyebut nama tralalero tralala atau kata skibidi? Kalau pernah, itulah yang termasuk konten brainrot atau konten pembusukan otak. Waduh! Tapi apakah dampaknya seseram namanya?

Brainrot, sebuah fenomena internet yang absurd sekaligus konyol, belakangan ini sangat popular. Bahkan, kata ini sampai dinobatkan jadi Word of the Year 2024 oleh Kamus Oxford!

Bagi sebagian orang, konten brainrot cuma sekadar hiburan absurd anak-anak muda. Tapi sebagian orang lagi khawatir ada efek sampingnya ke kesehatan mental. Lalu, apa yang bisa Anda lakukan? Mari kita dalami bersama!

 

Apa Itu Brainrot? Kenapa Bisa Viral?

Dalam konteks kategori konten, konten brainrot dianggap konten dengan kualitas yang sangat rendah dan tidak layak, sehingga mengonsumsinya terasa seperti membusukkan sel-sel otak. Tapi masalahnya konten brainrot sangat viral dan sering dikonsumsi anak-anak muda. 

Kenapa brainrot bisa viral? Bisa jadi karena kontennya yang absurd, konyol, receh, dan bisa dinikmati tanpa perlu dipahami. Sesuatu yang ternyata menarik perhatian anak-anak muda penikmat TikTok dan YouTube Short.

Contoh brainrot yang paling terbaru terdapat di fenomena Italian brainrot, berupa gambar karakter buatan AI dengan nama yang berima namun tidak jelas artinya. 
Tralelero tralalala yang disebutkan di awal artikel merupakan bagian dari tren ini, bentuknya merupai ikan hiu dengan empat kaki lengkap dengan sepatu. Ada lagi yang terasa lokal, yaitu tung tung tung sahur, karakter menyerupai kentungan khas Indonesia.

Mungkin jika sekilas, Anda tidak mengerti humor dari tralalero tralala atau tung tung tung sahur. Namun kebingungan ini cukuplah wajar bagi Anda yang baru pertama menghadapi brainrot. Ciri-ciri utama dari konten yang dianggap menyebabkan brainrot adalah kurangnya makna yang jelas di tengah stimulasi otak yang tinggi. 

Ketika Anda membaca humor, pada umumnya humor tersebut mempunyai arti khusus dalam konteks tertentu yang membuatnya lucu. Konten brainrot mempunyai makna yang sangat susah dimengerti karena terlalu abstrak atau absurd (di luar jalan pikir yang lumrah). Meskipun tidak dapat dimengerti secara sepenuhnya, konten brainrot tetap menstimulasi otak melalui konsumsi dari konten tersebut.  

 

Dampak Psikologis Brainrot: Stimulasi Berlebihan dan Kecanduan Internet

Dengan nama brainrot yang berarti pembusukan otak, tak salah jika Anda mempertanyakan dampak psikologis dari mengonsumsi konten-konten tersebut. Tapi apakah benar otak anak-anak Anda dapat membusuk dari mengonsumsi konten tersebut? 

Sebagian riset terhadap konten brainrot mengakui adanya dampak negatif dari penggunaan gadget dan konsumsi internet yang berlebihan. Konten brainrot memberi daya tarik untuk terus-menerus bertatapan dengan layar gadget dan menstimulasi otak. 

Baca Juga: Digitalisasi Pengaruhi Kesehatan Mental?

Menurut Institut Newport, kondisi psikologis brainrot mengacu pada penurunan kinerja otak akibat stimulasi otak yang berlebihan dan tidak bermakna. 
Sebagai rangkuman, berikut ini dampak kondisi brainrot pada kinerja otak, yang perlu Anda antisipasi:

 

1.    Penurunan sensitivitas otak terhadap rangsangan

Ketika otak terstimulasi secara terus-menerus, maka hal tersebut menurunkan sensitivitas otak terhadap tingkat rangsangan yang umumnya terdapat di kehidupan sehari-hari. Penurunan ini dapat berdampak pada kesehatan mental dengan meningkatkan stres dan rasa tidak nyaman, hingga ketidakmampuan untuk mengingat atau fokus dalam jangka waktu lama.

 

2.    Penurunan kemampuan eksekutif otak 

Sebuah riset tahun 2023 menemukan bahwa kebanyakan mengonsumsi konten internet menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk menjalankan ide atau aksi tertentu, seperti merencanakan, mengorganisir, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan.

 

Brainrot Berbahaya atau Tidak?

Jadi bagaimana, apakah brainrot benar-benar berbahaya atau tidak? 

Konten brainrot dapat menyebabkan kondisi pembusukan di otak. Namun kondisi brainrot tidak hanya berasal dari pengonsumsian konten brainrot. Penggunaan Internet dan gadget secara berlebihan dapat menyebabkan gejala-gejala kondisi brainrot. Konten brainrot hanya merupakan manifestasi konten terbaru yang menyebabkan penggunaan berlebihan.

Dari sini, kondisi brainrot dapat dicegah dengan mengatur jam penggunaan gadget dan Internet sehingga tidak menstimulasi otak terlalu banyak. Anda bisa mengatur jam penggunaan secara langsung, kualitas konten yang Anda konsumsi, atau mengalihkan perhatian Anda ke kesibukan di luar dunia gadget dan Internet. Mengonsumsi konten brainrot sebenarnya tidak apa-apa, asalkan dalam batas yang wajar.

Baca Juga: Kecanduan Internet? Ketahui Tanda, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Sekian pembahasan seputar brainrot, baik fenomena internet maupun kondisi psikologisnya. Ingat, yang berbahaya adalah dampak brainrot dari konsumsi internet yang berlebihan, bukan konten brainrot.  Semoga dengan informasi ini, Anda bisa menjadi pribadi yang lebih sehat dalam menggunakan teknologi di kehidupan Anda sehari-hari.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi psikologis lainnya, segera log in ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi.

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS