Dirilis

29 April 2025

Penulis

Sky Karya Kasih

Pernah dengar kasus seorang anak perempuan yang meninggal dampak menderita cerebral palsy sejak kecil? Sebenarnya apa itu sih cerebral palsy?

Jika Anda tidak tahu cerebral palsy, wajar saja. Karena penelitian seputar cerebral palsy di Indonesia relatif kecil dan data yang tidak menyeluruh, sehingga tidak masuk ke pemikiran mainstream warga Indonesia. 

Dengan mempelajari seluk-beluk cerebral palsy, kita dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan medis kita terhadap kondisi ini di kehidupan sehari-hari. 

 

Apa itu Cerebral Palsy?

Mari kita pelajari definisi cerebral palsy dari arti katanya dalam Bahasa Inggris. Kata “cerebral” mengacu pada kondisi yang berhubungan dengan otak. Kata “palsy” merupakan terminologi medis dengan indikasi lumpuh atau paralisis. Pada kasus ini, cerebral palsy mengacu pada kelumpuhan otak, terutama dalam mengatur kemampuan motorik, otot, dan gerak secara keseluruhan.

 

Penyebab Cerebral Palsy

Cerebral palsy sendiri ternyata merupakan dampak dari gangguan pada perkembangan otak bayi. Gangguan ini, melalui berbagai macam sebabnya, membuat otak tidak berkembang secara optimal. Perkembangan otak yang tidak lengkap juga menyebabkan kinerja otak yang terganggu. Kelumpuhan otak ini bersifat permanen seiring anak tersebut tumbuh dewasa namun tidak dapat ditularkan ke orang lain.

Gangguan perkembangan otak di anak-anak ini disebabkan oleh faktor-faktor seputar kelahiran bayi. 85%-90% dari kasus cerebral palsy terjadi karena gangguan sebelum atau saat bayi lahir. Faktor-faktor penyebab gangguan perkembangan otak menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) adalah:

  • Kecenderungan Genetika. Penyebab genetika dari cerebral palsy terletak di gen GAD1 yang mempunyai kemungkinan untuk diwariskan. Gen ini bisa terbawa oleh orang tua yang bahkan tidak mengidap gejala cerebral palsy tapi mempunyai gen tersebut secara dorman (tidak aktif). Faktor genetika ini berkontribusi relatif kecil (5% dari semua kasus).
  • Kondisi Medis Ibu atau Bayi. Infeksi penyakit tertentu, seperti cacar dan penyakit lain yang bisa menyebar ke plasenta atau rahim ibu, dapat menyebabkan naiknya protein sitokin. Sitokin ini merupakan protein yang merangsang respon imun dan demam dan ditemukan berkontribusi pada gangguan perkembangan otak bayi.
  • Kekurangan Pasokan Oksigen. Komplikasi kelahiran seperti terikat tali pusar, stroke,dan masuknya cairan ke paru-paru dapat menurunkan kadar oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak bayi. 
  • Rendahnya Berat Bayi saat Lahir. Bayi yang mempunyai berat relatif lebih rendah dari standar normal berat bayi saat lahir mempunyai risiko cerebral palsy yang lebih tinggi. Pengurangan berat ini lebih umum terjadi ketika ada kejanggalan dari proses kelahiran, seperti lahir prematur atau lahir dengan saudara kembar. 


 

Gejala Cerebral Palsy

Cerebral Palsy mempunyai beberapa gejala umum dan beberapa gejala khusus, bergantung pada daerah otak yang terdampak. Berikut merupakan gejala-gejala umum dari cerebral palsy

  • Gangguan Kinerja Otak. Kerja otak seperti berpikir dan berbicara akan terganggu karena perkembangan otak yang terganggu. Gejala ini juga dapat mempengaruhi perkembangan kedewasaan dan kepribadian dari bayi.
  • Kesusahan Menggerakkan Otot. Kinerja otot pada umumnya, seperti menggerakkan lengan, kaki, dan pinggang sangat terdampak secara negatif dari cerebral palsy. Di luar kerja otot yang nampak, kegiatan sehari-hari seperti mengunyah, menelan, atau melihat menjadi susah atau menyakitkan karena memerlukan otot untuk bergerak.

Baca Juga: Apa Itu Tremor, dan Kapan Harus ke Dokter?

Berdasarkan bentuk gangguan motoriknya, cerebral palsy dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Spastik. Gangguan otak ini merupakan yang paling umum di antara ketiganya. Gangguan motorik membuat otot menjadi kaku dan kencang sehingga pergerakan menjadi susah. 
  • Diskinetik. Gangguan otak ini dapat menyebabkan penderita melakukan gerak otot secara spontan dan tak terkendali. Gangguan motorik ini juga bisa menyebabkan perubahan sifat otot menjadi terlalu lemas atau terlalu kencang dalam jangka waktu yang tidak menentu.
  • Ataksik. Gangguan otak ini menyebabkan masalah koordinasi otak dengan otot, meliputi kontrol total dari otot. Gangguan motorik seperti ini menyebabkan pergerakan cepat atau dengan kendali yang presisi menjadi sangat susah dan mengganggu keseimbangan tubuh secara umum.


 

Prevensi Cerebral Palsy

Prevensi dari cerebral palsy bergantung pada penyebabnya. Karena sebab dari cerebral palsy tidak dapat diprediksi dan tidak menentu, tidak banyak yang bisa direncanakan untuk mencegah cerebral palsy. Secara umum, CDC Amerika menyarankan hal-hal berikut untuk menurunkan risiko gangguan otak:

  • Menjaga Kesehatan Ibu Saat Hamil & Bayi Saat Lahir. Menghindari infeksi dan risiko ancaman kesehatan terhadap ibu dan bayi dapat menurunkan risiko gangguan otak permanen. 
  • Preventif melalui Vaksin. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan cerebral palsy mempunyai vaksin yang cukup efektif sebagai aksi preventif. Dengan vaksin yang tepat, penyakit seperti cacar dan meningitis dapat terhindar dari bayi dan.

Baca Juga: Tips Mencegah Cacar Air

 

Penganganan Cerebral Palsy

Hingga saat ini, belum ada obat atau cara penyembuhan dari cerebral palsy. Meski mempunyai gangguan dalam perkembangan otak, penderita cerebral palsy masih mempunyai kesempatan untuk menjalani kehidupan dengan bantuan medis. Bantuan-bantuan medis ini berupa:

  • Obat-obatan. Obat-obatan tertentu dapat membantu gejala-gejala dari cerebral palsy yang mengganggu kehidupan seperti rasa sakit dan tremor. 
  • Terapi. Terapi dapat digunakan untuk melatih fungsi otak dalam aspek-aspek yang terganggu, seperti terapi fisik, terapi berbicara, dan terapi psikologis. 

Sekian pengetahuan seputar gejala, sebab, dan penganganan dari kondisi cerebral palsy. Meskipun kondisi ini permanen, penderita cerebral palsy tetap berjuang untuk memaksimalkan kehidupannya. Semoga dengan pengetahuan ini kita bisa menjadi lebih sadar akan kondisi cerebral palsy dan para penderitanya serta dapat menyadari risiko tersebut di kehidupan kita masing-masing.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyakit kronis lainnya, segera login ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi.

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS