Beberapa tahun terakhir, perjanjian pranikah menjadi topik yang sering dibahas dan menuai pro dan kontra. Ada yang berpendapat bahwa perjanjian pranikah bisa melindungi diri, ada pula yang menganggap bahwa perjanjian pranikah menghilangkan rasa saling percaya dengan pasangan. Benarkah demikian?
Perjanjian pranikah (prenuptial agreement) merupakan perjanjian yang dibuat dengan pasangan sebelum menikah. Perjanjian ini terikat oleh hukum dan didaftarkan di KUA. Isi dari perjanjian pranikah bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasangan, tetapi umumnya menyangkut tentang pemisahan harta, utang, serta hak, kewajiban, dan tanggung jawab suami dan istri.
Sisi Positif Perjanjian Pranikah
Ada beberapa sisi positif dari perjanjian pranikah, di antaranya:
- Mendorong komunikasi yang terbuka. Dengan adanya perjanjian pranikah, kita jadi terdorong untuk berbicara dengan terbuka dan serius dengan pasangan mengenai kondisi finansial, hutang, aset, warisan, dan topik-topik seputar kewajiban suami dan istri yang perlu disepakati bersama. Diskusi ini dapat mengantisipasi konflik di masa depan.
- Perlindungan aset. Bagi pasangan yang memiliki bisnis atau aset sebelum menikah, perjanjian pranikah bisa melindungi kita dari kehilangan aset-aset jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Di dalam perjanjian pranikah, kita bisa memisahkan harta (termasuk utang) dengan pasangan, sehingga harta kita tetap aman meskipun pasangan kita bangkrut atau kesulitan membayar utangnya. Perjanjian pranikah secara khusus dapat melindungi calon mempelai yang memiliki pekerjaan penuh risiko, seperti pengusaha yang sangat mungkin akan mengajukan utang dalam jumlah besar, atau jabatan-jabatan tertentu yang rentan mengalami pemeriksaan dan pembekuan finansial (misalnya pejabat publik) karena bisa membuat pemisahan harta antara suami dan istri.
- Menerapkan batasan. Dalam perjanjian pranikah, kedua mempelai bisa menuliskan batasan-batasan yang bisa menimbulkan talak, misalnya jika pasangan melakukan kekerasan dalam rumah tangga atau perselingkuhan. Hal ini bisa melindungi diri kita agar tidak terzalimi di dalam pernikahan.
- Memproteksi diri dari dampak perceraian. Perjanjian pranikah bisa melindungi diri dan aset kita jika terjadi perceraian, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Bukan hanya itu, perjanjian pranikah juga bisa membantu proses perceraian menjadi lebih sederhana, karena ada banyak hal yang sudah disepakati bersama, misalnya terkait pembagian hak asuh anak.
Sisi Negatif Perjanjian Pranikah
Akan tetapi, di balik keuntungan-keuntungan yang dimiliki, perjanjian pranikah juga memiliki beberapa konsekuensi, di antaranya:
- Mungkin akan menyebabkan perasaan tidak nyaman saat pertama kali membuka obrolan mengenai ini dengan pasangan, khususnya jika pasangan atau keluarga belum cukup familiar dengan perjanjian pranikah. Untuk mengantisipasi ini, berikan edukasi mengenai perjanjian pranikah beserta manfaat-manfaatnya kepada pasangan dan keluarga.
- Bagi sebagian orang, perjanjian pranikah bisa membuat hubungan dengan pasangan menjadi terkesan menjadi sangat transaksional dan penuh perhitungan. Penting sekali untuk membuka pembicaraan ini dengan tenang dan tetap mengutamakan empati dan afeksi dengan pasangan.
- Terdapat biaya hukum yang perlu dikeluarkan untuk membuat perjanjian pranikah, termasuk untuk membayar pengacara atau penasihat hukum.
- Bisa jadi tidak adil dan hanya menguntungkan satu belah pihak jika tidak teliti dan dibicarakan dengan terbuka. Perjanjian pranikah seharusnya melindungi dan menguntungkan kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak saja. Berkonsultasi dengan penasihat hukum masing-masing dapat mengantisipasi kemungkinan ini.
- Bisa jadi terlalu kaku, karena kehidupan pernikahan bisa sangat dinamis dan tidak sama dengan apa yang sudah direncanakan di awal. Untuk mengantisipasi ini, pastikan kita dan pasangan cukup fleksibel dan mampu bermusyawarah jika terdapat hal-hal yang ternyata sudah tidak relevan.
Sebagai kesimpulan, perjanjian pranikah bisa saja melindungi diri dan aset-aset kita dan/atau pasangan. Perjanjian pranikah akan sangat bermanfaat untuk pasangan yang memiliki pekerjaan penuh risiko finansial atau jika ada harta bawaan yang ingin dilindungi. Akan tetapi, pastikan berkomunikasi dengan terbuka dengan pasangan terkait ini, ya. Pelajari bersama pasangan mengenai dampak positif dan negatif dari perjanjian pranikah, dan kecocokannya dengan situasi kita. Bila perlu, lakukan konsultasi dengan pakar hukum dan konseling pranikah dengan psikolog sebelum memutuskan.
Membuat perjanjian pranikah atau tidak, sah sah saja. Setiap pasangan mungkin memiliki kondisi yang berbeda, sehingga kebutuhannya pun berbeda. Yang paling penting adalah keterbukaan dalam berkomunikasi. Apa pun keputusan yang diambil, pastikan dibicarakan dengan tenang dan saling mendengarkan perspektif pasangan ya.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
dunita
04 October 2025
boleh di coba ini tips dan trik semoga berhasil di kehidupan nyata
Balas
.0
Anton Saeryana
17 July 2024
Artikel yang sangat bagus
Balas
.0