04 Agustus 2024
Dirilis
Penulis
Muthmainah Mufidah, M.Psi., Psikolog (Tim Arsanara Development Partner)
Psychological First Aid (PFA) atau Pertolongan Pertama Psikologis merupakan upaya memberikan bantuan awal kepada individu yang mengalami stres atau menghadapi situasi krisis (terutama trauma psikologis). Upaya ini diberikan setelah kejadian yang mengganggu, sebelum orang tersebut menerima perawatan profesional lebih lanjut.
Tujuan utama dalam memberikan PFA adalah membuat individu merasa tenang atau menstabilkan emosi, mengurangi risiko trauma jangka panjang, menyediakan dukungan sosial, dan menghubungan dengan sumber daya lain misalnya psikolog atau medis lainnya.
Prinsip Pertolongan Pertama Psikologis
Meski utamanya PFA dijalankan oleh konselor dengan latar belakang psikologi, tetapi dalam kondisi darurat, semua orang yang telah mendapatkan pelatihan dasar, dapat memberikan pertolongan pertama ini.
Berikut ini beberapa prinsip dalam PFA yang dapat dijadikan pegangan dalam memberikan pertolongan pada individu yang sedang membutuhkan bantuan psikologis.
- Keselamatan: memastikan bahwa individu merasa aman secara fisik dan emosional.
- Ketenangan: membantu individu merasa tenang dan mengurangi perasaan stress atau kewalahan.
- Dukungan: mendorong individu untuk terhubung dengan keluarga, teman, atau sumber dukungan lainnya. Koneksi sosial sangat penting untuk pemulihan.
- Keberfungsian: membantu individu mengenali kekuatan dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi situasi sehingga tetap berfungsi dalam keseharian.
- Harapan dan Optimisme: menanamkan harapan dan optimisme masa depan serta mendorong keterlibatan dalam kegiatan positif.
Lihat, Dengar, Hubungkan
Dalam mempraktikkan PFA pada individu yang membutuhkan, penting untuk menggunakan alur berpikir 3L, yaitu Look, Listen, Link atau lihat, dengar, hubungkan, untuk memudahkan dalam memberikan pertolongan.
Look (Lihat)
Pada tahapan awal ini, tugas konselor PFA adalah mengidentifikasi tanda-tanda bahaya dan membangun ruang aman untuk konseli. Lihat bagaimana kondisi awal konseli lewat observasi awal, seperti kondisi fisik, ekspresi wajah, kontak mata, bahasa tubuh, nada bicara, respon terhadap lingkungan, dan perilaku atau gerak-gerik yang dilakukan konseli.
Pada tahap ini juga penting untuk mengenali tanda-tanda distress psikologis berbahaya seperti pikiran negatif berulang atau pikiran mengakhiri hidup, perilaku menyakiti diri atau orang lain, perasaan khawatir, kewalahan atau tidak berdaya.
Listen (Dengar)
Setelah mengidentifikasi kondisi konseli, di tahapan ini konselor berfokus mendengarkan secara aktif untuk memahami dan memberikan kenyamanan. Mendengar aktif adalah praktik mendengarkan yang melibatkan pengamatan terhadap pesan verbal dan non-verbal apa yang dikirim, dan kemudian memberikan umpan balik yang sesuai demi menunjukkan perhatian terhadap pesan yang disampaikan.
Konselor diharapkan dapat memperhatikan sikap-sikap dalam mendengarkan seperti bahasa tubuh yang condong ke konseli, terbuka, nada suara atau kecepatan tutur yang menunjukkan ketertarikan, menjaga kontak mata, serta jarak fisik yang cukup dekat tetapi tidak melebihi batas personal.
Beberapa teknik mendengarkan aktif antara lain adalah:
- Pertanyaan terbuka:
“Bagaimana kondisi…”
“Dapatkah kamu ceritakan…”
“Adakah yang ingin kamu ceritakan/bagi mengenai…”
Hindari penggunaan “Mengapa” atau “Kenapa” dan perbanyak alternatif “Apa yang membuatmu merasa/mengambil keputusan/melakukan….”
- Dukungan: menganggukan kepala, memberi senyuman, perilaku nonverbal lainnya yang mengkomunikasikan minat, hormat, serta afirmasi.
- Parafrase: mengulang kembali dengan kata-kata kita sendiri sebagai pendengar, seperti “Jadi, kamu merasa sangat terbebani ya dengan tuntutan akademik di kampus dan merasa tidak memiliki waktu untuk dirimu”.
- Refleksi perasaan: menangkap pesan perasaan yang diungkapkan konseli, seperti ”Kedengarannya kamu merasa sangat marah dan tidak dihargai ya”
- Refleksi makna: menangkap makna atau maksud yang diungkapkan oleh konseli, sehingga membantu kita lebih memahami kondisi konseli.
- Penyimpulan: Sebagai penutup sesi, merangkum dan menyimpulkan fakta-fakta, perasaan, dan penjelasan dari konseli untuk memastikan tidak ada yang terlewat atau salah kita pahami sebagai pendengar. Cek kembali apakah ada hal lain yang ingin ditambahkan oleh konseli.
Link (Hubungkan)
Setelah memahami apa yang terjadi termasuk perasaan dan pikiran konseli, pada tahapan ini konselor dapat mulai mendiskusikan solusi, langkah selanjutnya, serta menghubungkan pihak profesional/ahli lainnya bersama konseli. Jika konseli masih berada dalam kondisi yang emosional, penting untuk memfokuskan sesi pada menstabilkan emosi seperti dengan latihan pernafasan, grounding, relaksasi, mindfulness, maupun diajarkan teknik-teknik coping stress. Setelah konseli cukup stabil, perlahan dorong konseli untuk kembali berfungsi dalam kesehariannya. Mulailah dari hal-hal sederhana sehari-hari seperti mandi, makan, membereskan kamar, dan lain-lain.
Diskusi bersama konseli terkait rencana kedepan, termasuk opsi-opsi dan sumber daya apa saja yang konseli miliki untuk membuat keadaan lebih baik. Pada tahap ini konselor juga dapat mengajarkan pada konseli hal apa saja yang bisa dilakukan saat situasi darurat ini terulang lagi. Informasi atau edukasi terkait rumah sakit, klinik, atau lokasi psikolog dan dokter yang dapat ditemui juga krusial, karena setelah sesi PFA ini, konseli diharapkan dapat mengikuti sesi bersama professional untuk penanganan yang lebih lengkap.
Dalam menjadi konselor PFA, seringkali dihadapkan pada situasi-situasi sulit dan berat, oleh karena itu penting untuk senantiasa bersikap tenang dan mengenali batasan yang dimiliki. Berikan bantuan sesuai kemampuan, atur waktu istirahat yang cukup, jangan paksakan diri, dan jangan sampai kita sebagai konselor yang turut terpengaruh atau terdampak secara psikologis dari hal-hal yang dialami konseli.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Komentar
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Katmi
04 August 2024
Sangat bermanfaat, terima kasih daya.id
Balas
.0
Anton Saeryana
04 August 2024
Artikel yang sangat bermanfaat dan menambah wawasan
Balas
.0