Pada tahun 2025, terjadi beberapa kasus terkait akun nasabah saham. Salah satu kasus melibatkan pembobolan akun dengan transaksi tidak wajar, sebanyak 600 transaksi hanya dalam waktu dua jam. Akibatnya, nasabah mengalami kerugian sekitar Rp170 juta.
Dalam kasus lain, sebuah akun diretas hingga nilai portofolionya anjlok dari Rp1,69 miliar menjadi hanya 1%, yang artinya, nasabah itu mengalami kerugian sebesar 99% dalam dua hari. Ada pula kasus pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN) di dua sekuritas, dengan nilai kerugian diperkirakan mencapai Rp70 miliar.
Rangkaian kejadian ini memicu ketakutan, kecaman, dan kepanikan di kalangan investor pasar modal Indonesia. Wajar saja, karena dana yang tersimpan di RDN bagi sebagian korban bukanlah uang yang datang begitu saja, melainkan hasil jerih payah bertahun-tahun. Dana yang seharusnya digunakan untuk pensiun dan kebutuhan masa depan anak-anak kini raib, dan nasibnya belum jelas hingga saat ini.
Rekening Dana Nasabah
Rekening Dana Nasabah atau RDN adalah rekening khusus di bank atas nama nasabah ketika investor membuka akun di sebuah sekuritas. Sekuritas yang memilih bank untuk RDN. Fungsi RDN adalah menampung uang nasabah untuk transaksi jual beli saham di pasar modal. RDN adalah penghubung antara bank, sekuritas dan bursa efek. Ketika nasabah membeli saham, dana akan otomatis ditarik dari RDN. Dan ketika ia menjual sahamnya, dana pun akan otomatis disetor kembali ke RDN.
Karena seluruh uang nasabah berputar di RDN maka keamanan di RDN sangat penting. Bila terjadi kebobolan atau kebocoran, kepercayaan pada sistem terguncang.

Kasus Transaksi Tidak Wajar
Kasus nasabah yang rugi ratusan juta karena ratusan transaksi tidak wajar. Nasabah menerima notifikasi login dari perangkat lain yang bukan perangkatnya. Ia tidak bisa login ke akun sekuritasnya.
Transaksi yang tidak wajar itu bukan dilakukan oleh nasabah. Saham yang biasa ditransaksikan adalah saham blue chip, sedangkan 600 transaksi dalam 2 jam bukan saham blue chip tetapi saham gorengan juga waran. Transaksi yang dilakukan dalam kurun waktu detik.
Saham blue chip yang dimiliki nasabah dijual kemudian ditransaksikan saham gorengan dan waran dengan volume tinggi. Dibeli saham gorengan di harga atas kemudian dijual di harga bawah sehingga mengalami kerugian hingga ratusan juta. Ketika nasabah mengalami kerugian maka nilai RDN juga menguap. Kasus ini masih dalam investigasi OJK terhadap bank dan sekuritas terkait.
Celah Keamanan Pasar Modal
Kasus pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN) menunjukkan potensi celah keamanan di industri pasar modal. Integrasi sistem antara sekuritas dan bank yang belum sepenuhnya aman, sehingga rawan dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab.
Dari sisi akses, proteksi login berbasis password saja tidak cukup, apalagi kalau nasabah tidak mengaktifkan two-factor authentication (2FA). Selain itu, ketiadaan sistem deteksi transaksi mencurigakan secara real-time membuat aktivitas abnormal lepas dari pengawasan. Kontrol whitelist rekening penerima dana pun sering longgar, sehingga dana bisa dialihkan ke rekening yang berbeda nama dengan nasabah. Terbersit pula kemungkinan serangan siber melibatkan pihak ketiga yang mengeksploitasi celah teknis.
Waspada dari Pembobolan Akun Nasabah
Yang paling dirugikan atas kasus ini adalah nasabah. Dana yang dikumpulkan dengan susah payah lenyap. Proses penyelidikan kasus panjang dan lama menguras mental dan energi nasabah. Trauma juga dialami oleh nasabah sehingga memutuskan untuk berhenti dulu.
Jadi pelajaran apa yang bisa Anda ambil untuk berjaga-jaga?
- Sering buka akun saham dan cek rutin portfolio. Cek email sekuritas yang masuk sebagai notifikasi login, trade confirmation.
- Siapkan nomor customer service sekuritas, bila ada sesuatu terjadi jadi mudah untuk menghubungi dan meminta bantuan.
- Waspada terhadap tanda mencurigakan seperti aplikasi trading error dan susah login.
- Untuk melindungi akun, gunakan keamanan berlapis seperti OTP, verifikasi biometrik dan two step verification.
- Batasi akses otomatis, rutin cek perangkat yang terhubung otomatis, update data pribadi.
- Simpan bukti komunikasi via email atau telepon dengan sekuritas atau bank sebagai dokumentasi jika ada masalah.
- Pilih sekuritas yang diawasi OJK, punya jaminan keamanan yang baik dan bisa real time withdrawal dana. Jangan tergoda dengan fitur tinggi tapi keamanan rendah.
- Bila memungkinkan bagi modal di beberapa sekuritas. Sehingga bila terjadi sesuatu, tidak semua modal hilang.
Dengan adanya kasus ini risiko di saham bertambah, bukan hanya kehilangan modal dari fluktuasi harga pasar, perusahaan bangkrut dan akhirnya delisting dari bursa. Bertambah dengan adanya celah sistem keamanan.
Kejadian ini menegaskan pentingnya kewaspadaan ganda: Anda sebagai nasabah harus proaktif menjaga akun dengan memanfaatkan fitur keamanan dan memantau transaksi secara rutin. Di sisi lain, bank, sekuritas, dan regulator wajib memperketat standar pengawasan serta perlindungan sistem. Dengan kolaborasi dari investor hingga otoritas pasar semoga kepercayaan publik terhadap pasar modal dapat dipertahankan.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Ziaudin
02 December 2025
Zaman sekarang harus semakin hati hati, selalu jaga akun pribadi
Balas
.0
Abdul Hadi
07 November 2025
Artikel ini sangat bermanfaat dan mengingatkan kita pentingnya menjaga keamanan akun saham. Jangan sepelekan password, autentikasi dua langkah, dan kewaspadaan terhadap phishing. Investasi aman dimulai dari perilaku digital yang aman. Terima kasih Daya.id atas edukasinya!
Balas
.0
sumareh
15 October 2025
jika ingin memulai sebuah bisnis atau wirausaha wajib untuk berkunjung ke situs daya.id karena ada tips dan info yang wajib di baca untuk seorang yang ingin memulai usaha
Balas
.0
Muhammad lutfhi
13 October 2025
Benar jangan sampai kita lalai Kita harus waspada Terimakasih sudah berbagi pengetahuan yang bermanfaat
Balas
.0
Rifki Simatupang
13 October 2025
Benar sekali sekarang sedang marak kejadian pada nasabah Dan terimakasih sudah memberi penjelasan dan informasi
Balas
.0