Informasi Artikel

Penulis Artikel

Adiva Ayuningtias Takwa Lubis

Pendidikan merupakan salah satu investasi terbesar bagi masa depan anak. Melalui pendidikan yang layak, anak dapat mengembangkan potensi, meraih cita-cita, dan memiliki peluang lebih baik dalam hidup. Namun, di balik pentingnya pendidikan, terselip kenyataan bahwa biayanya terus meningkat setiap tahun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rata-rata inflasi biaya pendidikan bisa mencapai dua digit per tahun, bahkan untuk perguruan tinggi bisa melonjak hingga 30-40%.

Baca Juga: Waktu yang Tepat Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Fakta ini membuat dana pendidikan menjadi salah satu pos keuangan paling krusial bagi orang tua. Banyak keluarga berusaha menyiapkannya sejak dini, namun dalam praktiknya masih sering terjadi kesalahan. Akibatnya, meskipun sudah menabung bertahun-tahun, dana yang terkumpul belum mencukupi kebutuhan. Jika dibiarkan, hal ini bisa menghambat kelancaran pendidikan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami kesalahan-kesalahan umum dalam menyiapkan dana pendidikan agar dapat dihindari sejak awal.

Baca Juga: Persiapkan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini

Artikel ini adalah bagian dari seri Menyiapkan Dana Pendidikan Anak. Seri ini akan membantu Anda memahami gambaran besar, mengapa dana pendidikan harus disiapkan, kesalahan apa saja yang perlu dihindari, dan bagaimana cara membuat perencanaannya secara efektif.

Simak selengkapnya dengan klik tautan berikut:

  1. Utama: Panduan Lengkap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak
  2. Seri 1: Kenapa Anda Harus Menyiapkan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini.
  3. Seri 2: Kesalahan Orang Tua dalam Menyiapkan Dana Pendidikan Anak.
  4. Seri 3: Tips Perencanaan Dana Pendidikan Anak.


 

Kesalahan dan Risiko dalam Persiapan Dana Pendidikan Anak

Berikut ini berapa kesalahan dan risiko dalam mempersiapkan dana pendidikan anak.

 

1.    Menunda Memulai

Salah satu kesalahan paling umum adalah merasa masih punya banyak waktu. Banyak orang tua baru mulai menyiapkan dana saat anak sudah mendekati usia sekolah. Padahal, semakin dini persiapan dilakukan, semakin ringan beban yang harus ditanggung setiap bulannya. Menunda berarti harus menabung dalam jumlah lebih besar dalam waktu lebih singkat, bahkan berpotensi berutang demi menutup kekurangan biaya.

 

2.    Tidak Memperhitungkan Inflasi

Banyak orang tua mengira biaya pendidikan hanya akan naik sedikit setiap tahun. Padahal kenyataannya, inflasi pendidikan bisa lebih tinggi dibandingkan inflasi kebutuhan pokok. Beberapa sekolah bahkan menaikkan uang pangkal hingga 20% per tahun. Tanpa memperhitungkan inflasi, tabungan pendidikan akan cepat tergerus, sehingga jumlah yang disiapkan jauh dari cukup.

 

3.    Rencana yang Kurang Matang

Kesalahan berikutnya adalah merencanakan dana tanpa memperhitungkan semua kebutuhan. Orang tua sering hanya fokus pada uang pangkal atau biaya tahunan sekolah, tetapi melupakan biaya tambahan seperti seragam, buku, alat tulis, kursus, hingga transportasi. Belum lagi jika anak melanjutkan pendidikan di luar kota atau luar negeri, maka perlu ditambah biaya hidup yang jauh lebih besar.

 

4.    Tidak Melibatkan Anak dalam Diskusi

Sebagian orang tua menyiapkan dana pendidikan tanpa berdiskusi dengan anak. Padahal, pilihan sekolah atau jurusan sebaiknya juga mempertimbangkan minat dan cita-cita anak. Tanpa komunikasi, bisa saja orang tua menyiapkan dana untuk sekolah yang tidak sesuai keinginan anak, sehingga akhirnya perlu biaya tambahan untuk penyesuaian. Melibatkan anak sejak awal juga membantu mereka memahami kondisi keuangan keluarga.

 

5.    Salah Memilih Instrumen Simpanan atau Investasi

Kesalahan yang cukup sering terjadi adalah menaruh dana pendidikan hanya dalam tabungan biasa atau instrumen yang tidak mengimbangi inflasi. Akibatnya, nilai dana justru menyusut. Sebaliknya, ada juga orang tua yang memilih instrumen investasi yang tidak sesuai jangka waktu. Misalnya, menggunakan produk berisiko tinggi untuk kebutuhan jangka pendek sehingga hasilnya tidak maksimal. Idealnya, dana pendidikan dialokasikan ke instrumen sesuai jangka waktunya, seperti deposito, reksa dana, emas, atau asuransi pendidikan.

 

6.    Hanya Mengandalkan Satu Instrumen

Banyak orang tua hanya bergantung pada satu jenis produk keuangan. Padahal, kebutuhan setiap anak berbeda, begitu juga jangka waktunya. Misalnya, biaya masuk TK berbeda dengan kuliah. Dengan memisahkan alokasi dana sesuai kebutuhan anak dan memanfaatkan beragam instrumen, orang tua bisa lebih fleksibel sekaligus meminimalkan risiko.

 

7.    Tidak Menyiapkan Proteksi untuk Penanggung Dana

Risiko terbesar adalah ketika orang tua yang menjadi penanggung utama dana pendidikan mengalami musibah, seperti sakit berat, cacat tetap, atau meninggal dunia. Tanpa proteksi, pendidikan anak bisa terhenti. Oleh sebab itu, asuransi jiwa atau produk proteksi lainnya menjadi penting agar keberlangsungan pendidikan tetap terjamin meskipun terjadi hal tak terduga.

 

8.    Tidak Melakukan Riset Sekolah dengan Baik

Ada kalanya orang tua hanya berasumsi tentang biaya sekolah tanpa mencari tahu informasi yang akurat. Akibatnya, dana yang disiapkan tidak sesuai dengan kebutuhan riil. Riset sejak dini, termasuk besaran uang pangkal, biaya tahunan, serta proyeksi kenaikan akan membantu membuat perencanaan yang realistis.

 

9.    Memilih Waktu Investasi yang Kurang Tepat

Kesalahan lain adalah salah memperkirakan kapan dana harus siap. Misalnya, menggunakan instrumen jangka panjang untuk kebutuhan yang hanya tinggal beberapa tahun lagi. Hal ini membuat dana tidak bisa ditarik tepat waktu, atau hasil investasi belum optimal. Perencanaan yang tepat harus memperhatikan usia anak, tahapan pendidikan, serta jangka waktu yang tersedia.

Kesimpulannya, menyiapkan dana pendidikan anak memang bukan hal yang sederhana. Banyak orang tua sudah berusaha menabung, tetapi tetap kesulitan karena melakukan kesalahan-kesalahan seperti terlambat memulai, mengabaikan inflasi, tidak melakukan riset, hingga salah memilih instrumen keuangan. Dengan memahami berbagai risiko ini, orang tua bisa membuat strategi yang lebih matang dan realistis.

Pendidikan anak adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan disiplin, perencanaan, serta proteksi agar tetap aman meski ada hambatan. Semakin dini persiapan dilakukan, semakin besar peluang anak mendapatkan pendidikan terbaik tanpa membebani kondisi finansial keluarga.

Masih bingung bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak yang sesuai dengan kondisi keuanganmu? Yuk, login ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli. Kamu bisa berkonsultasi gratis, mencari informasi keuangan, dan mendapatkan tips bermanfaat lainnya untuk perencanaan pendidikan anak maupun tujuan finansial keluarga. Jangan tunda lagi, masa depan anak dimulai dari langkah perencanaan hari ini!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

57 Penilaian

Artikel Terkait

Artikel Ahli
5.0
Distribusi Keuangan

Cara Mewariskan Aset Digital

14 Maret 2025

4.8
Distribusi Keuangan

Cara Mengoptimalkan Investasi dengan Asuransi Unit Link

16 Maret 2025

5.0
Distribusi Keuangan

Tips Investasi untuk Calon Pensiunan

16 Desember 2025

5.0
Distribusi Keuangan

Pilihan Investasi untuk Persiapkan Dana Pensiun Agar Hidup Bahagia

15 Oktober 2022

Berikan Pendapat Anda

Juleo simanjuntak

15 October 2025

Sangat inspiratif, terima kasih buat tulisannya

Balas

. 0

Sakti Sinaga

15 October 2025

Pendidikan sangatlah penting untuk anak Dan akan menjadi investasi terbaik Terimakasih sudah memberi tips yang sebagus ini

Balas

. 0

Annisa

15 October 2025

Pendidikan anak anak nomor 1 melihat peluang anak untuk maju ada investasi terbesarku

Balas

. 0

Bella Saputri

15 October 2025

Betul setuju dengan artikel ini pendidikan itu sangat penting investasi buat anak wlpun sangat mhl pertahun

Balas

. 0

Veny putri

15 October 2025

Artikel ini adalah bagian dari seri Menyiapkan Dana Pendidikan Anak. Bgus tips nya

Balas

. 0

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS