Informasi Artikel

Penulis Artikel

Adiva Ayuningtias Takwa Lubis

Setelah memahami dasar reksa dana dan mulai berinvestasi, langkah selanjutnya adalah mengelola investasi agar hasilnya optimal. Mengelola reksa dana bukan hanya soal membeli di awal, tetapi juga bagaimana Anda menambah investasi (top-up), menyebar risiko (diversifikasi), menilai kinerja (evaluasi), hingga tahu kapan waktu yang tepat untuk mencairkan.

 

1.    Top-Up Rutin dengan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Salah satu cara paling efektif bagi investor pemula adalah berinvestasi secara rutin melalui strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Prinsipnya sederhana: Anda menyetor jumlah uang yang sama setiap bulan, tanpa memedulikan kondisi pasar.

Dengan cara ini, Anda akan membeli lebih banyak unit reksa dana saat harga turun, dan lebih sedikit ketika harga naik. Dalam jangka panjang, harga rata-rata pembelian menjadi lebih stabil dan risikonya lebih rendah.

Strategi ini cocok bagi investor yang punya penghasilan tetap, misalnya gajian bulanan. Anda bisa menjadwalkan top-up setiap tanggal tertentu agar lebih disiplin. Konsistensi adalah kunci utama, karena semakin lama Anda menabung secara rutin, semakin besar peluang imbal hasil yang optimal.

Sebaliknya, strategi lump sum atau investasi sekaligus cocok untuk mereka yang memiliki  modal besar dan yakin waktu masuk pasar sedang bagus. Namun bagi kebanyakan orang, DCA lebih aman karena tidak bergantung pada tebakan waktu pasar dan membantu membangun kebiasaan investasi jangka panjang.

 

2.    Diversifikasi Reksa Dana agar Risiko lebih Terkendali

Pepatah “jangan menaruh semua telur di satu keranjang” sangat relevan dalam dunia investasi. Diversifikasi artinya menyebar dana ke berbagai jenis reksa dana, seperti pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Tujuannya agar kerugian di satu produk bisa tertutupi oleh keuntungan di produk lain.
Namun, sebelum menentukan pembagian portofolio, Anda perlu tahu tujuan investasi dan profil risiko pribadi.

  • Jika Anda termasuk konservatif (mengutamakan keamanan), pilih porsi besar di reksa dana pasar uang.
  • Jika moderat, bisa menambah reksa dana pendapatan tetap.
  • Sedangkan investor agresif dapat menempatkan mayoritas dana di reksa dana saham untuk imbal hasil tinggi dalam jangka panjang.

Hati-hati juga terhadap over-diversifikasi, yaitu Anda punya terlalu banyak produk tapi performanya rata-rata. Terlalu banyak reksa dana bisa meningkatkan biaya, membuat pengelolaan rumit, dan malah menurunkan potensi imbal hasil. Jadi, fokuslah pada beberapa produk terbaik sesuai tujuan dan karakter risiko Anda.

 

3.    Evaluasi dan Rebalancing Portofolio

Seiring waktu, nilai setiap reksa dana bisa berubah karena kondisi pasar. Inilah sebabnya Anda perlu melakukan evaluasi dan rebalancing secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali.

Rebalancing berarti menyesuaikan kembali komposisi investasi ke porporsi awal. Misalnya, awalnya Anda menetapkan 60% reksa dana saham dan 40% pasar uang. Ketika pasar saham naik, porsinya bisa berubah menjadi 80%. Agar risiko tetap seimbang, Anda bisa menjual sebagian reksa dana saham dan memindahkannya ke pasar uang.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan switching, yaitu memindahkan investasi dari satu produk ke produk lain tanpa perlu mencairkan dulu ke rekening. Ini berguna ketika kondisi pasar berubah atau kinerja manajer menurun.
Evaluasi juga penting saat:

  • Produk tidak lagi sesuai tujuan invetasi Anda.
  • Kinerja reksa dana tertinggal jauh dibanding produk sejenis.
  • Terjadi perubahan profil risiko, misalnya karena kondisi keuangan atau rencana hidup yang baru.

Dengan rutin memantau dan menyesuaikan portofolio, Anda bisa menjaga agar arah investasi tetap sesuai dengan target awal.

 

4.    Saat NAB Turun: Tetap Tenang dan Rasional

Salah satu tantangan terbesar dalam berinvestasi adalah mengendalikan emosi saat Nilai Aktiva Bersih (NAB) turun. Banyak investor panik dan buru-buru menjual, padahal ini justru momen yang bisa dimanfaatkan.

Jika tujuan investasi Anda jangka panjang, gejolak harga jangka pendek sebaiknya tidak terlalu dikhawatirkan. Hindari panic selling dan ingat kembali alasan awal Anda berinvestasi. Justru saat harga turun, Anda bisa menambah investasi agar mendapatkan unit lebih banyak dengan harga lebih murah.

Namun, jika dana Anda akan dipakai dalam waktu dekat (misalnya untuk biaya kuliah atau DP rumah), sebaiknya ubah strategi ke reksa dana yang lebih aman seperti pasar uang. Yang terpenting, selalu siapkan dana darurat agar tidak perlu mencairkan investasi di saat yang kurang tepat.

 

5.    Saat Tepat Pencairan dan Strategi “Staggered Withdrawal”

Mencairkan reksa dana juga ada strateginya, idealnya, pencairan dilakukan bertahap (Staggered Withdrawal), bukan sekaligus. Dengan cara ini, Anda bisa mengurangi risiko penurunan pasar yang tiba-tiba.

Misalnya, jika Anda butuh dana dalam setahun ke depan, mulailah mencairkan sebagian sejak 6-12 bulan sebelumnya. Sisa dana tetap dibiarkan tumbuh sampai waktu penggunaan tiba. Strategi ini membantu menjaga nilai investasi agar tidak terlalu terpengaruh fluktuasi pasar. 

Kabar baiknya, pencairan reksa dana tidak dikenakan pajak. Prosesnya pun relatif cepat, biasanya 3-7 hari kerja tergantung platform dan jenis produk. Namun, perhatikan biaya penjualan jika ada, dan pastikan rekening tujuan sama dengan rekening saat pendaftaran agar tidak terkena biaya transfer tambahan.

 

6.    Setelah Terbiasa Reksa Dana: Saatnya Naik Level

Ketika sudah nyaman berinvestasi di reksa dana, Anda bisa mulai mempertimbangkan diversifikasi ke instrumen lain, seperti saham langsung atau obligasi. Saham menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi tapi dengan risiko lebih besar, sementara obligasi memberi pendapatan tetap dengan risiko lebih rendah.

Langkah ini sebaiknya dilakukan jika Anda sudah memahami cara kerja pasar modal dan siap dengan risiko yang menyertainya. Ingat, setiap jenis investasi punya karakter dan strategi yang berbeda.

Mengelola reksa dana bukan soal menunggu untung, tetapi tentang disiplin, keseimbangan, dan kesabaran. Dengan rutin top-up lewat DCA, melakukan diversifikasi yang bijak, mengevaluasi portofolio secara berkala, dan tahu kapan waktu tepat untuk mencairkan, Anda bisa memaksimalkan potensi reksa dana tanpa harus menebak-nebak arah pasar.

Mulailah perlahan, tetap konsisten, dan biarkan waktu bekerja untuk Anda.

 

Ayo Mulai Perjalanan Investasi Anda

Mulai investasi tidak harus mahal atau rumit. Dengan memahami cara kerja, biaya, manfaat, dan risiko reksa dana, Anda bisa mulai menumbuhkan dana dengan cara yang cerdas dan aman sejak dini. 

Ikuti seri mengenal reksa dana selengkapnya:
1.    Seri 1. Reksa Dana: Pengertian, Manfaat, dan Risiko
Untuk memahami dasar dan konsep fundamental.
2.    Seri 2. Jenis Reksa Dana, Cara Memilih Portofolio, dan Investasi di Digital Banking
Untuk menentukan jenis reksa dana yang tepat dan membangun portofolio yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda.
3.    Seri 3. Mengelola Reksa Dana: Top-Up, Diversifikasi, Evaluasi, dan Waktu Tepat Mencairkan
Untuk memastikan investasi Anda berkembang secara optimal dan berkelanjutan.

Anda juga bisa segera memulai perjalanan investasi dengan reksa dana Anda dengan masuk ke aplikasi Jenius Anda, pilih Wealth di navigasi bagian bawah layar, pilih Investasi, lalu ikuti petunjuk di dalam Jenius Anda.

Jika butuh saran lebih lanjut, yuk, login ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk konsultasi langsung dengan ahli keuangan.
Selamat berinvestasi.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

13 Penilaian

Artikel Terkait

4.9
Pengelolaan Dasar

Kenali Pengertian ROI Beserta Fungsi dan Cara Kerjanya

01 Oktober 2021

4.9
Pengelolaan Dasar

Waspada FOMO Saat Berinvestasi, Anak Muda!

24 Juli 2024

5.0
Pengelolaan Dasar

Berikut Ini Pengertian Investor Beserta Fungsi-Fungsinya

22 Juli 2021

5.0
Pengelolaan Dasar

Reksa Dana: Pengertian, Manfaat, dan Risiko

25 November 2025

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS