Takut Rugi Saat Harga Emas Naik? Ini Strategi Investasi Aman untuk Pemula

Belum sampai setahun kita menyaksikan dengan takjub harga emas merambat dari kisaran Rp1.000.000 menjadi Rp2.000.000 per gram. Apa iya harga emas yang naik tanpa ambil nafas bisa menyentuh Rp3.000.000 per gram?
   
 

Harga Toko vs Harga Resmi

Harga emas per 13 Oktober 2025 ada di Rp2.310.000. Namun harga di toko lebih tinggi dari itu. Percakapan daring dengan sebuah toko emas di Jakarta Utara memberi informasi kalau persediaan emas keluaran tahun 2025 sudah kosong. Ada stok  tahun 2020-2022, yang mana harganya juga tinggi di Rp2.950.000 per gram. Di toko lain kalau mau persediaan tahun 2025 harganya Rp3.150.000 per gram. Tembus juga Rp3.000.000. Tapi luar biasa ya perbedaan harga toko dengan harga resmi Rp650.000 sampai Rp800.000 per gram. 

Fenomena seperti ini pernah terjadi waktu awal pandemi COVID-19 tahun 2020 saat harga emas dunia melonjak tajam karena stok logam fisik di Indonesia langka akibat gangguan distribusi dan melonjaknya permintaan. Toko menjual lebih tinggi dari harga resmi. 

Waktu awal perang Rusia dan Ukraina hal serupa juga kembali terjadi. Harga emas melonjak karena persediaan terbatas. Toko menaikkan harga karena emas fisik sulit didapat walau harga internasional belum naik drastis. 

 

Sinyal Emas Naik

Apakah harga emas akan terus melambung? Beberapa sinyal ini yang dapat diperhatikan. Bila Rupiah melemah terhadap USD maka harga emas dalam Rupiah naik. Ketika tidak ada kepastian global dan tingginya tingkat inflasi juga memicu meningkatnya permintaan akan emas sebagai safe haven. Suku bunga global turun juga berdampak meningkatnya harga emas. Namun bila ekonomi stabil dan membaik memicu penurunan atau stagnannya harga emas. Ketika pasokan emas fisik meningkat maka harga toko menurun. Hal ini pula yang terjadi ketika vaksin COVID mulai ditemukan, harga emas tidak terus naik, harga kembali ke harga acuan resminya. Spread atau selisih harga toko dan harga resmi mulai menghilang dalam beberapa bulan. 

 

Kendalikan Uang dan Cara Pandang

Saat ini harga emas masih terus melambung, orang yang mau beli pun tidak ada barang. Sekalipun ada barang tapi spreadnya besar sekali. Jadi takut rugi bila harga turun. Lalu harus bagaimana harus menyikapinya?

Karena tidak bisa mengendalikan harga maka kendalikan apa yang bisa dikendalikan, yaitu uang dan cara pandang pemiliknya. Sebelum tambah kalut, mari duduk tenang dan uraikan benang takut ini. Merenungkan apakah tujuan investasi Anda? Berapa lama waktu investasinya? Karena toleransi risiko setiap orang berbeda maka perlu menyesuaikan gaya yang paling tepat untuk setiap pribadi. Menggunakan cara dan gaya orang lain belum tentu nyaman. 

 

Tips Investasi Saat Harga Emas Naik

Beberapa tips investasi emas saat harga sudah naik:

1. Jangan kejar harga kecuali memang sudah paham, sadar dan menerima risikonya. Banyak yang tergoda beli emas karena takut “ketinggalan kereta”. Sebenarnya keputusan terbaik datang dari rencana jangka panjang, bukan FOMO. Coba refleksi pribadi tujuan beli emas untuk apa. Bila untuk melindungi nilai aset dalam jangka panjang, kenaikan harga jangka pendek bukan masalah besar.
2. Beli bertahap. Daripada sekali beli di satu harga, lebih aman beli sedikit demi sedikit secara rutin — misalnya tiap bulan atau tiap kuartal. Jadi harga rata-rata tidak terpengaruh fluktuasi pasar.
3. Jangan all in. Jangan taruh semua dana investasi ke dalam 1 instrumen investasi. Kombinasi dengan investasi lain seperti reksa dana, saham blue chip, atau obligasi agar portofolio lebih seimbang.
4. Harga bisa naik turun, tapi nilai emas sebagai safe haven cenderung stabil dalam jangka panjang. Jangan menunggu “harga paling rendah”, karena tidak ada yang bisa menebak pasar dengan pasti. 

Pilihan Investasi Jangka Panjang

Pilihan investasi jangka panjang yang bisa dipertimbangkan:

 

1.    Emas

Emas adalah pilihan aman untuk pemula. Emas pilihan yang cocok untuk melindungi nilai aset dari inflasi. Akan tetapi setelah membeli emas tidak akan mendapat keuntungan apapun seperti dividen atau bunga sampai ketika menjual dan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli. Strategi membeli bisa bertahap (Dollar Cost averaging) agar mendapat harga rata-rata yang baik dan tidak kaget dengan fluktuasinya.

 

2.    Reksa Dana

Reksa Dana adalah pilihan diversifikasi investasi dengan modal terjangkau karena modalnya mulai dari Rp10.000. Reksa Dana tersedia berbagai macam seperti pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.

 

3.    Saham

Saham memberikan potensi tumbuh paling tinggi. Perlu diingat semakin besar return maka semakin besar juga risikonya. Oleh karena itu pilih perusahaan besar dan stabil (blue chip).

 

4.    Properti

Properti adalah investasi fisik yang bernilai. Cocok kalau modal besar dan untuk jangka panjang.

Investasi bukan tentang cepat untung, namun tentang tujuan, mengelola risiko dan konsisten tumbuh.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.