Informasi Artikel

Penulis Artikel

Dian Savitri

Peluang investasi pada bisnis studio pilates dan lapangan padel di Indonesia masih menggiurkan atau mulai redup?

Dalam beberapa tahun terakhir, pola hidup sehat di Indonesia telah bergeser dari sekadar hobi menjadi bagian dari gaya hidup (lifestyle). Menurut survei terbaru oleh Populix pada November 2024, sembilan dari sepuluh responden mengatakan mereka rutin berolahraga setidaknya seminggu sekali.

Kebiasaan ini tidak hanya didorong oleh kesadaran kesehatan, tetapi juga dorongan tren digital yaitu apa yang ada di media sosial, apa yang dilakukan influencer, dan keberadaan komunitas yang semakin aktif mengekspos hidup sehat. Perubahan perilaku ini berdampak langsung pada meningkatnya kebutuhan fasilitas kebugaran yang lebih spesifik dan mengedepankan pada pengalaman.

Hal ini beriringan dengan jumlah studio pilates dan lapangan padel di Indonesia yang mengalami lonjakan signifikan. Keduanya menjamur di dekat kawasan pemukiman, perkantoran dan area public sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.

Berdasarkan data per September 2025, terdapat sekitar 545 studio pilates di Indonesia dengan dominasi terbesar berasal ada di Jakarta (± 32,1% dari total). Laporan tren kebugaran 2024 juga menunjukkan bahwa pemesanan kelas pilates melonjak 84% dibanding tahun 2023. Kelas pilates lebih banyak diikuti oleh kalangan pekerja kantoran, kaum urban, atau mereka yang aktivitasnya banyak duduk dan ingin menjaga postur tubuh dan fleksibilitas.

Tidak jauh berbeda, jumlah klub padel di Indonesia meningkat 295% dalam satu tahun. Pada tahun 2025, tercatat lebih dari 1.580 lapangan baru dibangun di seluruh Indonesia dengan dominasi di area metropolitan Jabodetabek (±40%) dan Bali (±30%). 

 

Biaya Investasi dan Operasional Studio Pilates dan Lapangan Padel

Sebagai gambaran, berikut ini estimasi biaya investasi dan operasional studi pilates dan lapangan padel.

 

1.    Studio Pilates

Memulai sebuah studio pilates membutuhkan perencanaan yang matang mencakup ruang, peralatan (matras, reformer/stationary, aksesori), desain interior, instruktur, dan operasional rutin. Modal awal bisa cukup fleksibel tergantung skala studio apakah studio “boutique kecil” atau full-scale studio dengan nilai investasi mulai dari ratusan juta rupiah. Meski begitu, studio pilates tidak membutuhkan area luas seperti lapangan dan struktur bangunan relatif lebih kecil dibanding lapangan olahraga raket.

 

2.    Lapangan Padel

Investasi untuk lapangan padel bervariasi tergantung apakah lapangan outdoor sederhana atau indoor / premium dengan fasilitas tambahan. Untuk lapangan standar, estimasi biaya konstruksi bisa berada di kisaran Rp300 juta – Rp700 juta per lapangan. Sedangkan untuk lapangan indoor atau premium, dengan kualitas struktur, rumput sintetis, dinding kaca, pencahayaan dan fasilitas tambahan, investasi bisa mencapai Rp 1 miliar atau lebih per lapangan. Potensi pendapatan berasal dari sewa lapangan per jam, keanggotaan, event/turnamen, serta ekosistem pendukung seperti rental raket, minuman, café atau lounge. Sehingga menjadikannya bukan sekadar fasilitas olahraga, melainkan sebuah “sport-lifestyle hub”.

 

Potensi Perkembangan Bisnis Pilates dan Padel

Beberapa faktor yang mendukung perkembangan keberadaan studio pilates dan lapangan padel akhir-akhir ini, yaitu:

 

1.    Permintaan konsisten dan meningkat

Dengan masyarakat yang semakin peduli kesehatan dan gaya hidup sehat, olahraga bukan lagi sekadar kebugaran tapi bagian dari identitas terutama di kalangan milenial/urban yang tinggal di kota besar.

 

2.    Modal relatif terjangkau (terutama untuk padel outdoor / pilates boutique)

Dibanding membangun gym besar atau fasilitas olahraga berat, skala investasi bisa lebih ringan, sehingga menarik bagi investor individu maupun kelompok kecil.

 

3.    Rasio area vs pendapatan yang efisien

Padel memerlukan lahan jauh lebih kecil dibanding olahraga lapangan besar seperti futsal atau tenis. Artinya, konversi lahan menjadi revenue bisa lebih optimal. Untuk pilates, karena dilakukan di dalam ruangan kecil, cocok di area padat di kota besar.

 

4.    Perubahan gaya hidup, lifestyle dan komunitas

Padel digambarkan sebagai olahraga sosial, menyenangkan dan cocok untuk hangout. Pilates dianggap bergaya “premium & sehat”. Kombinasi olahraga dan gaya hidup inilah yang mendorong adopsi luas.

 

5.    Celah pasar besar dan kompetisi yang relatif rendah 

Meskipun pertumbuhan cepat, penetrasi padel dan pilates di banyak kota besar di Indonesia masih jauh di bawah olahraga mainstream. Artinya, peluang untuk pemain baru masih luas.    

Namun tentu dengan potensi peluang yang besar ada juga tantangan-tantangan yang perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi di kedua olahraga ini, yaitu:

 

1.    Pemilihan Lokasi Harus Tepat

Lokasi harus mudah dijangkau dan cocok dengan demografi target (profesional, urban, atau kawasan perumahan/komersial). 

 

2.    Biaya operasional

Studio pilates membutuhkan instruktur bersertifikat dan perawatan alat sedangkan lapangan padel membutuhkan pemeliharaan rumput sintetis, dinding kaca dan listrik (pencahayaan). Keduanya memerlukan sistem reservasi, administrasi dan kebersihan.

 

3.    Manajemen permintaan dan kapasitas

Jika jumlah lapangan/kelas terlalu banyak tanpa strategi pemasaran atau komunitas yang kuat, bisa terjadi under-utilization. Sebaliknya, bila permintaan high tetapi stok lapangan/kelas terbatas, bisa kehilangan peluang.

 

4.    Risiko tren dan sustainabilitas

Tren olahraga bisa datang dan pergi. Sangat penting untuk membangun komunitas dan loyalitas, bukan sekadar mengejar hype jangka pendek.

 

5.    Modal awal cukup besar (khusus untuk padel indoor / pilates dengan peralatan lengkap) 

Meskipun relatif ringan dibanding fasilitas besar, tetap butuh modal siap dan perencanaan matang agar arus kas sehat.

Dengan adanya peningkatan kesadaran gaya hidup sehat, populasi generasi milenial dan Z yang besar, serta pergeseran preferensi dari olahraga tradisional ke lifestyle sport, bisnis studio pilates dan lapangan padel muncul sebagai dua opsi menarik.

Bagi Anda yang ingin berinvestasi di kedua olahraga ini, saat ini jadi peluang untuk masuk pada early wave di industri “sport-lifestyle economy” yang masih tumbuh dengan modal relatif manageable, permintaan jelas, dan potensi profit yang menarik.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Artikel Terkait

4.8
Pengelolaan Dasar

Apa Untungnya Menjadi Filantropis?

19 Januari 2025

Artikel Ahli
4.6
Pengelolaan Dasar

Freelancer, Pendapatan Tak Teratur Bukan Berarti Tak Bisa Diatur

14 Agustus 2024

4.8
Pengelolaan Dasar

Cara Jitu Mengelola Keuangan bagi Karyawan

04 Oktober 2023

Artikel Ahli
5.0
Pengelolaan Dasar

Siapkan Dana Darurat Demi Menciptakan Keuangan yang Stabil Dalam Kondisi Darurat

27 Mei 2021

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS