Informasi Artikel

Penulis Artikel

Jenny Amanda

Pendapatan sebesar UMR bukanlah penghambat untuk menempatkan modal di berbagai instrumen investasi. Temukan kunci rahasia agar Anda juga bisa berinvestasi secara sehat.

Baca Juga: Tips Praktis Memulai Investasi Syariah untuk Karyawan

 

Investasi dengan Gaji UMR

Kunci keberhasilan berinvestasi bagi Anda yang bergaji UMR (Upah Minimum Regional) terletak pada tiga pilar: perencanaan anggaran yang matang, pemilihan produk dengan minimal biaya awal, dan konsistensi menabung serta berinvestasi. 

Dengan menyisihkan sekecil 5–10% dari gaji setiap bulan, sekalipun itu hanya Rp100.000, Anda sudah dapat membangun fondasi portofolio yang kokoh dan menumbuhkannya seiring waktu.

Untuk membantu Anda, berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda pertimbangkan.

 

1. Merancang Anggaran yang Sehat

Sebelum Anda mulai berinvestasi, Anda harus lebih dulu memiliki kondisi keuangan yang relatif stabil. Bagaimana caranya? Rancang anggaran secara sehat.

 

•    Detil Pemasukan dan Pengeluaran

Langkah pertama adalah mencatat semuanya: gaji pokok, tunjangan, bonus, serta biaya hidup—mulai kos, transportasi, makan, hingga langganan internet. Teknik zero-based budgeting membantu menempatkan setiap rupiah sesuai fungsinya, memastikan tidak ada yang terbuang sia-sia.

 

•    Siapkan Dana Darurat

Dana darurat dikumpulkan senilai 3–6 kali pengeluaran bulanan sebelum dimasuk ke investasi,. Simpan di rekening tanpa biaya admin atau deposito berjangka pendek agar likuiditas tetap terjaga jika tiba-tiba perlu dana cepat.

 

•    Lunasi Utang Berbunga Tinggi

Utamakan melunasi hutang konsumtif kartu kredit, pinjaman tanpa agunan yang suku bunganya kerap di atas 20% per tahun. Dengan bebas beban bunga, kemampuan menabung dan berinvestasi akan jauh lebih optimal.

 

2. Memilih Produk Investasi yang Sesuai

Gaji UMR menuntut Anda memilih instrumen dengan biaya awal rendah dan risiko terukur. Berikut empat opsi populer:

 

•    Reksa Dana Pasar Uang

Minimal setoran hanya Rp100.000, portofolio ditempatkan pada Surat BI dan deposito jangka pendek, dengan imbal hasil 4–6% per tahun serta pencairan dalam satu hari kerja.

 

•    Obligasi Ritel Indonesia (ORI)

ORI menawarkan kupon tetap yang dibayarkan setiap kuartal, modal awal mulai Rp1 juta, serta dijamin pemerintah. Sangat cocok untuk horizon menengah (3–5 tahun) dan memberikan pendapatan rutin.

 

•    Saham Blue-Chip via Fractional Share

Kini broker menyediakan fractional share, memungkinkan pembelian saham unggulan dengan dana mulai Rp100.000. Saham perusahaan besar biasanya cenderung memiliki volatilitas lebih rendah dan potensi dividen.

 

•    Peer-to-Peer Lending (P2P)

Hasi imbal l 12–18% per tahun ditawarkan P2P lending, dengan setoran mulai Rp100.000. Karena risiko gagal bayar, batasi porsi P2P maksimal 10% dari total portofolio.

 

3. Strategi Alokasi Portofolio

Untuk modal Rp1 juta per bulan, contoh pembagian sederhana:

Kategori Investasi

Proporsi

Dana (Rp)

Reksa Dana Pasar Uang

40 %

400.000

Obligasi Ritel Indonesia

20 %

200.000

Saham Blue-Chip (Fractional)

30 %

300.000

P2P Lending

10 %

100.000

Pola ini memadukan likuiditas tinggi (Reksa Dana pasar uang), pendapatan tetap (ORI), pertumbuhan modal (saham), dan diversifikasi imbal hasil alternatif (P2P).

 

4. Proyeksi Perkembangan Investasi

Anda menanamkan Rp1 juta tiap bulan selama 5 tahun dengan ekspektasi return tahunan:

  • Reksa Dana pasar uang: 5 %
  • ORI: 6 %
  • Saham blue-chip: 10 %
  • P2P lending: 14 %

Secara sederhana, portofolio dapat tumbuh hingga Rp80–90 juta dalam 5 tahun, jauh mengungguli tabungan bank konvensional.

Baca Juga: Tips Investasi untuk Karyawan Bergaji UMR

 

5. Kebiasaan Positif dan Perangkap yang Harus Dihindari

Selain hal teknis di atas, ada hal lain yang sebaiknya Anda upayakan.

 

•    Konsistensi Berinvestasi

Gunakan pendekatan dollar-cost averaging dengan menyetor secara rutin setiap bulan, mengurangi dampak volatilitas pasar.

 

•    Terus Asah Literasi Finansial

Rajin mengikuti webinar, membaca blog keuangan, atau memanfaatkan simulasi di aplikasi investasi untuk memahami produk dan aturan baru.

 

•    Hindari Menggunakan Utang untuk Investasi

Guna menghindari beban bunga yang tidak terduga, Anda dapat meginvestasikan hanya “uang dingin” atau dana yang menganggur, bukan pinjaman.

 

•    Peninjauan dan Rebalancing Berkala

Setiap 6–12 bulan, tinjau kembali alokasi portofolio. Jika proporsi salah satu aset menyimpang jauh dari target, lakukan rebalancing untuk mengembalikan keseimbangan.

Walau berpenghasilan UMR, Anda dapat memulai perjalanan investasi dengan modal sangat terbatas. Perencanaan anggaran yang rinci, prioritas dana darurat, dan pelunasan utang berbunga tinggi menjadi fondasi. Selanjutnya, pilih instrumen yang minimal setoran awalnya rendah Reksa Dana pasar uang, ORI, saham fractional, dan P2P lending—lalu susun portofolio seimbang. Disiplin menabung, literasi finansial yang baik, dan rebalancing rutin akan menumbuhkan portofolio, menjadikannya sarana meraih kemandirian finansial dalam jangka panjang. Semangat dalam memulai langkah cerdas menuju masa depan yang lebih sejahtera!

Yuk! Berkonsultasi dengan yang Ahli di Fitur Tanya Ahli untuk mendapatkan saran yang tepat. Daftar kan diri Anda dan Login di Daya.id untuk mendapatkan infomasi serta tips yang bermanfaat secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

7 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Melipatgandakan Keuangan

Tips Bijak Mengelola Bonus Tahunan Agar Tidak Habis Sia-Sia

22 Januari 2025

4.8
Melipatgandakan Keuangan

Pengertian Pasar Modal Secara Lengkap dan Contohnya

10 Agustus 2021

5.0
Melipatgandakan Keuangan

Cara Daftar Reksadana Syariah untuk Setiap Produk-Produknya

17 Desember 2020

4.9
Melipatgandakan Keuangan

Tips Memiliki Dana Darurat

30 Maret 2023

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS