Informasi Artikel

Penulis Artikel

Dian Savitri

Lipstick effect adalah fenomena perilaku seseorang dalam memenuhi kebahagiaan dan kebutuhan psikologis dengan cara berbelanja barang kecil dan mewah. Perilaku ini sebagai bentuk pelarian dari tekanan kondisi ekonomi yang dirasakan, akan tetapi tetap berusaha mencari kebahagiaan dalam bentuk berbelanja hal yang kecil dan mewah. 

 

Sejarah Lipstick Effect

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Juliet Schor dalam bukunya yang berjudul The Overspent American, namun dipopulerkan oleh Leonard Lauder, pemimpin perusahaan kosmetik global Estee Lauder Companies sekitar tahun 2001 tepat setelah terjadi resesi tahun 1998 dan peristiwa 11/9 di Amerika Serikat.

Leonard Lauder melihat bahwa penjualan lipstik meningkat secara signifikan dibanding dengan penjualan barang mewah lainnya menurun akibat tekanan ekonomi. Dari kejadian tersebut, beliau mengatakan bahwa pada saat resesi dan krisis konsumen menghindari pembelian dalam nominal besar, namun tetap membeli barang kecil yang memberikan rasa kebahagiaan dan kemewahan seperti lipstik.

Studi yang lebih baru, Sarah Hill dan Christopher Rodeheffer dalam jurnal yang dipublikasikan tahun 2021 berjudul Boosting Beauty in an Economic Decline: Mating, Spending, and the Lipstick Effect menyatakan bahwa wanita cenderung lebih tertarik pada kosmetik dan daya tarik visual saat merasa kondisi ekonomi memburuk, sebagai bagian dari strategi menarik pasangan. 

Tekanan kondisi ekonomi bisa berupa sulitnya mencari pekerjaan, penghasilan terbatas dan tidak mengalami peningkatan, mahalnya biaya pendidikan, biaya perumahan dan tantangan finansial lainnya. Akan tetapi ada sisi psikologis dan emosional yang harus dipenuhi yakni dengan cara berbelanja hal kecil. Pembelian ini memberikan kepuasan secara emosional dan meningkatkan kebanggaan secara personal meskipun dalam skala kecil untuk bisa beradaptasi dengan keadaan ekonomi yang tidak menentu.

Barang-barang yang dibeli biasanya berupa lipstik, parfum, dan aksesoris. Namun, fenomena perilaku ini dinamakan Lipstick Effect karena lipstik merupakan produk kosmetik yang relatif murah namun tetap memberikan perasaan mewah dan meningkatkan rasa percaya diri secara instan. Walau demikian, fenomena ini tidak hanya berkaitan dengan produk kecantikan, melainkan juga, lebih mencerminkan dinamika perilaku psikologi seseorang saat ada tekanan kondisi ekonomi.

 

Penyebab Lipstick Effect

Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan fenomena lipstick effect:

 

1.    Kondisi ekonomi yang tidak menentu

Kondisi dan tekanan ekonomi di skala nasional maupun global yang menyebabkan mahalnya harga komoditas, terbatasnya lapangan pekerjaan, sulitnya mendapatkan kenaikan pendapatan, sedangkan harga-harga yang terus melambung tinggi. Hal ini akan berdampak langsung maupun tidak langsung pada daya beli dan kondisi ekonomi seseorang.

 

2.    Kebutuhan secara pemenuhan kepuasan secara psikologis

Saat ekonomi sulit, seseorang cenderung merasa tekanan dan menurunnya daya beli. Membeli produk kecil seperti lipstik, kopi, parfum, fashion sebagai menjadi bentuk pelarian secara emosional yang bisa memberikan rasa kepuasan dan instant gratification (kebahagiaan instant). 

 

3.    Dorongan sosial dan budaya berbelanja (terutama orang Indonesia)

Adanya media sosial dan budaya visual (kekayaan terlihat) mendorong orang untuk tetap tampil menarik, kekinian, selalu update, meski situasi finansial sedang sulit. Adanya tekanan sosial untuk tetap terlihat tetap kaya walaupun dalam ekonomi sulit. 

 

4.    Pemilihan produk yang terjangkau, terlihat mewah dan berefek instant

Untuk memenuhi kepuasan secara instant, produk dengan sifat terjangkau terlihat mewah menjadi pilihan dan salah satunya adalah lipstik. Menjadikannya pembelian kecil dengan nilai persepsi yang tinggi untuk menjaga citra diri di depan publik terutama melalui penampilan. Tetap memberikan efek mewah namun dengan biaya yang terjangkau.

 

Tips Kendalikan Lipstick Effect

Teori perencanaan keuangan memandang fenomena lipstick effect ini merupakan bentuk pemenuhan kepuasan secara emosional bukan pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan kategori budgeting, perilaku atau fenomena lipstick effect ini merupakan pengeluaran dengan kategori kebutuhan sekunder. 

Sumber gambar: Alokasi Budget sederhana oleh Dian Savitri, MM. CFP

 

  • Tetap jaga porsinya maksimal 10% dari anggaran bulanan dengan catatan kebutuhan dasar yang primer sudah dipenuhi. Dan kewajiban seperti membayar tagihan dan cicilan sudah dipenuhi sebelumnya. Jangan sampai, demi memuaskan emosi sesaat, namun keputusan belanja tidak dikelola dengan baik. Sehingga bisa berpontensi menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari. 
  • Kebutuhan secara psikologis boleh dipenuhi selama tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan dasar atau primer dan juga pembayaran kewajiban. Serta tidak dilakukan terus menerus atau terlalu sering. Untuk mencegahnya, alihkan perhatian pada sesuatu yang lebih produktif.


Fenomena lipstick effect menunjukan bahwa perilaku konsumen tidak hanya didorong oleh kebutuhan dasar atau kebutuhan primer untuk bertahan hidup, tetapi ada juga kebutuhan dari sisi psikologis dan emosional. Saat krisis dan resesi, orang akan tetap membeli hal-hal kecil yang membuat mereka merasa lebih dihargai, lebih baik dalam penampilan atau terlihat baik-baik di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi. Tetap jaga dalam porsi yang sehat, serta tetap memprioritaskan kebutuhan dasar atau kebutuhan primer dan memenuhi kewajiban seperti tagihan dan cicilan terlebih dahulu.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

10 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Pengelolaan Dasar

Bagaimana Jika Gaji Istri Lebih Besar dari Gaji Suami?

18 Februari 2019

Artikel Ahli
5.0
Pengelolaan Dasar

Tips Mengelola Keuangan Saat Ramadhan, Ibadah Lancar dan Penuh Berkah

10 Maret 2025

5.0
Pengelolaan Dasar

Apa itu Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi?

06 Januari 2025

5.0
Pengelolaan Dasar

Macam-Macam Laporan Keuangan dan Fungsinya Menurut SAK EMKM

08 Agustus 2023

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS