Pernahkah Anda mendengar istilah “balas dendam” dari seseorang yang makan berlebihan setelah berpuasa? Atau ungkapan “makan tabungan” dari seseorang yang membeli banyak barang secara impulsif? Nah, itu bisa disebut sebagai revenge spending, atau menghabiskan uang demi melampiaskan frustrasi.
Di sisi lain, dalam kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, kini muncul tren baru yang bertolak belakang, bernama revenge saving atau menabung balas dendam. Prinsipnya mirip dengan revenge spending, namun kali ini pelampiasan diarahkan pada aktivitas menabung secara agresif.
Tren revenge saving muncul sebagai respons terhadap rasa frustrasi akibat ketidakpastian ekonomi global. Fluktuasi pasar yang sulit diprediksi menimbulkan kecemasan tentang masa depan, sehingga banyak orang mencari cara untuk merasa lebih aman.
Jika revenge spending mendorong orang menghabiskan uang demi kepuasan sesaat fenomena yang memuncak pada masa pandemi maka revenge saving menjadi alternatif yang lebih sehat dan bertanggung jawab secara finansial.
Mari kita bahas lebih jauh tentang tren unik dan bermanfaat ini.
Baca Juga: Anak Anda FOMO, YOLO dan Impulsive Buying? Coba Tips Ini

Sekali Mendayung, Dua Pulau Terlampaui
Menabung untuk melampiaskan frustrasi justru memberi manfaat ganda. Meski muncul dari dorongan impulsif, kebiasaan ini membantu kita membentuk tabungan yang lebih konsisten. Alih-alih uang habis untuk hal yang tidak perlu, dana tersebut tersimpan dan bisa digunakan di kemudian hari.
Lebih dari sekadar pelampiasan emosional, revenge saving juga menjadi langkah antisipasi terhadap ketidakstabilan ekonomi. Tabungan dapat dijadikan dana darurat atau bahkan modal investasi, sehingga tidak hanya menenangkan pikiran, tetapi juga memperkuat fondasi keuangan di masa depan.
Namun, meski lebih sehat dibanding revenge spending, kebiasaan ini tetap perlu dijalankan dengan bijak. Jika Anda ingin melakukannya, berikut beberapa hal penting yang bisa Anda perhatikan:
1. Menentukan Batasan Antara Tabungan dan Kebutuhan Hidup
Menabung memang baik, tetapi jangan sampai berlebihan hingga mengorbankan kebutuhan pokok. Pastikan kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi sebelum Anda menyalurkan dana untuk tabungan.
Baca Juga: Right-Sizing, Ukuran Kehidupan yang Tepat
2. Memisahkan Dana Darurat dan Tabungan Biasa
Pisahkan dana tabungan sesuai fungsinya, terutama untuk pos dana darurat. Idealnya, dana darurat mencakup biaya hidup beberapa bulan, sehingga Anda memiliki waktu untuk memulihkan kondisi keuangan jika terjadi krisis.
3. Mengoptimalkan Tabungan Menjadi Investasi
Jangan biarkan tabungan hanya mengendap. Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian dana ke instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda. Dengan begitu, tabungan bukan hanya menjadi pelindung, tetapi juga sarana pengembangan aset.
Tren revenge saving mungkin suatu saat akan meredup, namun pelajaran darinya akan tetap berharga. Dengan mengelola tabungan secara cerdas, Anda tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang lebih stabil.
Jadikan kebiasaan menabung sebagai gaya hidup, bukan sekadar tren sesaat. Dengan begitu, Anda bisa menjadi pribadi yang lebih tenang, bijak, dan mandiri secara finansial.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan yang aman atau topik keuangan lainnya, segera login ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
aditia putra rahmadi
07 December 2025
Bisa jadi cara pas kalau kamu mau bangun kebiasaan keuangan sehat sambil belajar lebih disiplin.
Balas
.0
Veny putri
22 October 2025
Informasi yang bagus revenge saving menjadi alternatif yang lebih sehat dan bertanggung jawab secara finansial.
Balas
.0
Bella Saputri
22 October 2025
Baru tau Tentang artikel ini disebut sebagai revenge spending, atau menghabiskan uang demi melampiaskan frustrasi.
Balas
.0
Zacky putra
22 October 2025
Wah menarik sekali dari kata revange saving dan sekarang mengerti
Balas
.0
Rita
19 October 2025
Keren banget pembahasannya terima kasih sukses selalu
Balas
.0