Memulai kehidupan berdua (atau berdua plus balita) menyenangkan, tapi juga menambah tanggung jawab finansial. Salah satu hal paling penting yang wajib dimiliki keluarga baru adalah dana darurat uang cadangan yang dipakai untuk situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan rumah.
Cara Praktis Kumpulkan Dana Darurat
Kalau Anda masih belum punya atau baru mulai, santai berikut cara praktis biar ngumpulnya nggak bikin pusing.
1. Hitung dulu kebutuhan bulanan keluarga
Hal pertama: tulis semua pengeluaran pokok per bulan makan, kos/angsuran rumah, listrik, kuota, transport, dan kebutuhan bayi (kalau ada). Setelah total jelas, tentukan target dana darurat: untuk keluarga baru idealnya minimal 3–6 bulan pengeluaran, kalau mau aman 6–12 bulan.
Contoh: pengeluaran bulanan Rp 8 juta → target 3 bulan = Rp 24 juta; target 6 bulan = Rp 48 juta.
Baca Juga: Tips Merencanakan Dana Darurat untuk Pemula
2. Pecah target jadi milestone kecil
Target besar sering bikin ogah mulai. Jadi bagi menjadi tahap: mulai dari 1 bulan, lalu 3, lalu 6 bulan. Rayakan setiap milestone kecil misal makan malam hemat atau bikin catatan “tercapai 1 bulan!” supaya semangat tetap terjaga.
3. Sisihkan dulu sebelum belanja (pay yourself first)
Trik simpel: begitu gaji masuk, langsung transfer jumlah tetap ke rekening darurat. Anggap itu “tagihan wajib”. Mulai dari 5% kalau pemasukan pas-pasan; kalau bisa 10% lebih bagus. Konsistensi jauh lebih penting daripada jumlah besar di awal.
4. Manfaatkan uang “masuk ekstra”
Bonus kerja, THR, atau uang kado bisa langsung dimasukkan ke dana darurat jangan tergoda dipakai buat liburan. Juga, cek barang di rumah yang jarang dipakai dan bisa dijual. Sekali dapat, langsung top up rekening darurat.
5. Pilih “rumah” dana yang aman dan cair
Dana darurat harus gampang dicairkan dan aman. Pilih salah satu:
- Rekening terpisah (tabungan khusus), atau
- Deposito berjangka pendek (kalau mau sedikit bunga tapi hati-hati soal penalti pencairan), atau
- Rekening pasar uang di platform fintech yang bisa ditarik cepat.
Jangan simpan semuanya di instrumen berisiko (mis. saham) saat krisis nilainya bisa turun pas butuh uang.
6. Automatiskan dan pantau progress
Gunakan fitur autodebit atau standing instruction supaya transfer ke rekening darurat berjalan otomatis. Pakai aplikasi budgeting untuk lihat seberapa cepat target tercapai. Visual progress (mis. progress bar) motivatif banget.
7. Lengkapi dengan proteksi (asuransi)
Dana darurat dan asuransi itu pasangan serasi. Asuransi kesehatan mencegah dana darurat terkuras habis karena biaya rumah sakit. Asuransi jiwa/insure pendapatan bantu melindungi keluarga kalau penghasilan utama terganggu. Pastikan punya proteksi dasar sebelum dana darurat penuh.
Baca Juga: Tips Cegah Boros Saat Gajian, Biar Bisa Nabung!
8. Susun aturan penggunaan dana
Buat definisi jelas apa itu “darurat” di rumah tangga: kehilangan pekerjaan, rawat inap, kebakaran, banjir, atau kebutuhan perbaikan penting. Hal-hal seperti liburan atau gadget baru bukan darurat jangan ambil dari rekening ini.
9. Rencana isi ulang setelah digunakan
Kalau terpaksa pakai dana darurat, buat jadwal isi ulang. Misal, bayarkan kembali dalam 6–12 bulan lewat cicilan tambahan kecil setiap bulan. Evaluasi penyebab penggunaan: apakah karena celaka, atau ada kebocoran anggaran yang perlu diperbaiki?
10. Tips praktis agar cepat terkumpul
- Kurangi langganan yang nggak perlu.
- Masak lebih sering, bawa bekal, kurangi jajan.
- Tetapkan “challenge” menabung selama 30 hari (mis. kurangi makan di luar).
- Coba side hustle ringan: jual kue, freelance, atau jual barang preloved.
Contoh singkat: Strategi Keluarga Rini
Rini dan Dito punya pengeluaran Rp 7 juta/bulan. Mereka target 6 bulan → Rp 42 juta. Strategi mereka:
- Sisihkan 7% gaji tiap bulan → ±Rp 490 ribu.
- Setiap bonus (sekali/tahun) langsung masuk 50% ke darurat.
- Jual barang tak terpakai → tambahan Rp 3 juta di bulan pertama.
- Pakai rekening pasar uang untuk bunga sedikit lebih baik tapi tetap cair.
Hasilnya, dalam 14 bulan mereka mencapai target 70% lebih cepat karena kombinasi autodebit + uang ekstra.
Dana darurat itu bukan soal besarnya uang di awal, melainkan kebiasaan. Mulai dari langkah paling kecil hitung kebutuhan, sisihkan dulu, gunakan autodebit, dan lindungi dengan asuransi Anda dan pasangan bisa membangun bantalan finansial yang kuat. Lakukan bertahap, konsisten, dan evaluasi secara berkala. Dengan begitu, keluarga baru akan menjalani hari-hari lebih tenang, karena ada cadangan bila sesuatu tak terduga terjadi.
Anda masih mempunyai pertanyaan lain? Yuk! silahkan konsultasi dengan yang Ahlinya di Fitur Tanya Ahli untuk mendapatkan saran yang tepat. Daftar kan diri Anda segera dan Login di Daya.id untuk mendapatkan infomasi serta tips-tips yang bermanfaat secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Daud
02 October 2025
Terima kasih tips dan triknya keren
Balas
.0
maskur
02 October 2025
boleh di coba ini tips dan trik semoga berhasil di kehidupan nyata
Balas
.0
dunita
02 October 2025
Menghitung Komponen Biaya Awal Memulai Usaha itu penting
Balas
.0