Informasi Artikel

Penulis Artikel

Adiva Ayuningtias Takwa Lubis


Pengusaha

Callan Rahmadyvi Triyunanto

Jenis Usaha

Founder Kelas Isyarat

Tahukah Anda kalau siapa pun bisa mengalami masalah kesehatan mental, termasuk teman disabilitas? Tidak sedikit dari mereka yang harus berjuang lebih keras, bukan hanya untuk diterima lingkungan, tapi juga untuk tetap kuat menghadapi tekanan yang datang dari dalam diri.

Salah satunya adalah Callan, seorang teman tuli yang berkuliah di Universitas Brawijaya, jurusan Ilmu Komunikasi, sejak tahun 2021 hingga 2025. Di balik semangatnya untuk menempuh pendidikan tinggi, Callan pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Ia mengalami masalah kesehatan mental ketika memasuki dunia perkuliahan yang baru dan penuh tekanan.

 

Tekanan Mental di Awal Masa Kuliah

Awal kuliah menjadi periode yang berat bagi Callan. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang penuh dengan mahasiswa dengar. Dan total 40 mahasiswa di kelasnya, hanya ia satu-satunya yang tuli. Kondisi itu membuatnya merasa berbeda dan kesulitan mengikuti kegiatan perkuliahan secara penuh. Selain kendala komunikasi, suasana kampus yang kompetitif juga membuatnya merasa tertekan.

Melihat teman-temannya aktif berorganisasi, berprestasi, berwawasan luas dan tampil percaya diri, membuat Callan sering membandingkan diri sendiri. Ia merasa belum cukup baik dan takut tidak bisa bersaing di lingkungan yang begitu cepat dan dinamis. Rasa cemas dan minder mulai tumbuh. Ditambah kenyataan bahwa lingkungannya belum sepenuhnya ramah bagi penyandang disabilitas.

Banyak teman sudah memiliki lingkaran pertemanannya sendiri, membuat Callan merasa terasing. Hari-harinya di kampus dihabiskan hanya untuk belajar lalu pulang ke kos tanpa banyak berinteraksi. Ia menyebut dirinya mahasiswa “kupu-kupu”, yaitu kuliah pulang kuliah pulang. Lama-kelamaan, tekanan demi tekanan itu membuat kondisi mentalnya menurun. Ia merasa cemas, takut, dan kehilangan arah hidup. Di titik terendah, ia bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

 

Pulih dari Masalah Kesehatan Mental

Namun di tengah keputusasaan itu, Callan memutuskan untuk mencari bantuan profesional. Ia datang ke Badan Konseling Mahasiswa (BKM) dan menjalani pendampingan bersama psikolog kampus secara intensif. Dukungan juga datang dari pihak Universitas yang menyediakan layanan konseling, program pengembangan akademik, serta mentoring dari dosen psikologi. Dalam kegiatan mentoring tersebut, ia mengikuti berbagai aktivitas seperti diskusi, sesi coaching, dan pendampingan pribadi. Melalui proses itu, Callan perlahan belajar memahami perasaannya, mengenal kembali dirinya, dan menemukan cara untuk bangkit.

Selain bantuan profesional, Callan juga berusaha menyembuhkan diri dengan caranya sendiri. Ia mulai menulis buku harian untuk meluapkan emosi dan mencatat perjalanan hidupnya. Ia juga aktif dalam kegiatan olahraga seperti renang, jogging, dan jalan sehat. Aktivitas fisik membuatnya merasa lebih tenang, fokus, dan berenergi. Perlahan, ia sadar pentingnya menjaga pola makan, jam tidur, dan keseimbangan antara pikiran dan tubuh.

Proses pemulihan itu tidak terjadi dalam waktu singkat. Dibutuhkan kesabaran dan keinginan kuat untuk berubah. Namun setiap langkah kecil yang ia ambil menjadi fondasi kuat menuju dirinya yang lebih sehat secara mental.

 

Membangun Platform Bahasa Isyarat

Dalam proses refleksi dan mentoring, muncul sebuah ide di pikirannya yaitu membuat platform bahasa isyarat. Ia ingin masyarakat luas lebih mengenal bahasa isyarat agar teman tuli dan teman dengar bisa menjalin pertemanan dan komunikasi tanpa kendala. “aku sempat berpikir bagaimana kalau membangun platform bahasa isyarat?” katanya. “Dari situlah muncul ide untuk memulai bangun secara mandiri agar semua masyarakat bisa mengenal dekat dengan bahasa isyarat termasuk mahasiswa-mahasiswi di lingkungan kampus.”

Callan bercerita, pengalaman merasa sendirian menjadi titik baliknya. “aku pernah merasa sendirian karena di sekitarku tidak begitu mengenal bahasa isyarat, tapi aku tidak menyerah untuk tetap berkomunikasi dengan caraku sendiri,” ujarnya.

Mewujudkan ide itu tentu tidak mudah. Tantangan pertama adalah sulitnya mencari peserta yang mau ikut kelas bahasa isyarat. Solusinya, ia mencoba membuka kelas secara gratis agar lebih banyak orang tertarik. Tantangan lain muncul ketika ia harus menyusun materi pembelajaran, mengatur jadwal, hingga mengelola promosi, dan semua itu ia lakukan sendiri. Karena merasa kewalahan, akhirnya Callan mengajak relawan untuk bergabung. Kini timnya terdiri dari empat belas orang volunteer yang semuanya teman dengar.

Berkomunikasi dengan para volunteer bukan hal yang mudah, tetapi Callan terus belajar untuk beradaptasi dan memimpin dengan empati. Ia menemukan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berbagi, melainkan kekuatan yang bisa menginspirasi banyak orang.

 

Pesan untuk yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental

Bagi Callan, kesehatan mental bukan hanya tentang tidak mengalami gangguan psikologis. Tetapi juga kemampuan untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan sikap. Ia belajar bahwa menjaga kesehatan mental berarti juga menjaga diri, mengenali jati diri, dan menemukan arah hidup yang jelas.

Kini setelah melewati masa masa kelam, Callan bisa tersenyum dengan tenang. Ia telah berdamai dengan dirinya sendiri, bangkit dari rasa minder, dan menemukan arti hidup melalui aksinya memperkenalkan bahasa isyarat di Indonesia,

Pesannya untuk siapa pun yang sedang berjuang dengan kesehatan mental adalah agar berani mencari pertolongan. “Coba temukan jati diri atau cari bantuan psikolog. Ikuti kegiatan yang Anda sukai, jangan takut untuk maju. Boleh merasa sedih atau takut, tapi jangan lupa untuk bangkit lagi,” ujarnya.

Kisah Callan mengingatkan bahwa setiap orang memiliki perjuangannya masing-masing. Tidak harus selalu kuat, tidak harus selalu sempurna, yang terpenting terus berani melangkah dan menemukan jati hidupnya.

Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan dan cara menjaganya? Yuk, login ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk konsultasi langsung dengan ahli kesehatan atau psikolog profesional. Temukan juga berbagai info menarik seputar kesehatan dan gaya hidup positif!

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

Berbagai cerita sukses member Daya lainnya

5.0
Triyani Kresnawan

Semakin Berilmu Semakin Bermanfaat

13 Desember 2019

5.0
Dave Rio

Dave Rio, Hidup Sehat Bukan Hanya Perubahan Sesaat

12 Juni 2025

5.0
Apit Noviyanti

Siapkan Menu Makan Sehat Terbaru untuk Anda

23 April 2020

5.0
Zoraya Perucha Nasution

Di Usia 60 Tahun, Wanita Ini Masih Rutin Berolahraga 90 Menit per Hari

09 Mei 2018