17 September 2018
Keterbatasan Fisik Bukan Halangan untuk Olahraga
Dirilis
17 September 2018
Penulis
Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera
Narasumber
Sambi Salikun
Pekerjaan
Karyawan Swasta
Sambi Salikun mulai rutin menekuni jalan kaki sejak November 2017. Rutinitas tersebut bermula dari keinginannya kembali bersepeda. Sambi merasa berat badan yang meningkat dari 52 kg saat SMA menjadi 80 kg di tahun 2017 membuatnya berat untuk bersepeda.
Keputusannya menurunkan berat badan dengan rutin berjalan kaki adalah berdasarkan pengalaman tetangganya. “Saya lihat tetangga yang penurunan berat badannya berkisar 10-20 kg karena lari. Tapi karena saya tidak bisa lari, jadi saya coba jalan kaki. Lumayan, saya turun 8 kg sejak November 2017 sampai Januari 2018. Dari bulan Januari 2018 sampai sekarang stagnant, tidak banyak turun berat badannya” kata Sambi.
Sambi memang senang bersepeda sejak dirinya duduk di bangku SMA. Tidak sampai disitu, Sambi juga senang berenang sejak tahun 2000-an. Di tahun 2016-2017, Sambi rutin berenang sebelum berangkat ke kantor dan sering menyelam/diving. Saat ini, Sambi hanya berenang 1-2 kali dalam sebulan dan lebih rutin dalam berjalan kaki.
Medali pertama yang didapat Sambi adalah saat dirinya berpartisipasi dalam event lari di bulan November 2017. Saat ini, Sambi sedang mengikuti event Virtual Run dengan target 100K dalam 21 hari. Di hari kerja Sambi rutin berjalan di atas treadmill, sedangkan di akhir pekan ia rutin berjalan di sekitar rumahnya atau mengikuti event.
Kendala yang Dirasakan
Kendala yang dirasakan Sambi adalah fisik. Dalam berkegiatan, Sambi hanya bertumpu pada satu kaki dan menggunakan tongkat, karena polio. Menurut Sambi, dalam berolahraga seperti jalan kaki, dirinya tidak bisa memaksakan diri. Bila ia memaksakan diri, maka kaki kanan akan bengkak dan ketiaknya akan lecet karena penggunaan tongkat. Sehingga, batas maksimal Sambi dalam berjalan adalah 5K yang ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 10 menit. Begitu pula bila dirinya mengikuti suatu event. Sambi mencari event lari 5K dengan cut of time 1 jam 30 menit.
Tips dari Sambi
Menurut Sambi olahraga berawal dari kesadaran. Kalau kita sadar pentingnya beraktivitas, mau tidak mau harus mempertimbangkan olahraga. Dalam rutinitas di kantor yang kebanyakan kegiatannya hanya duduk, sedangkan asupan makanan yang masuk harusnya sama dengan yang keluar, jadi pertimbangkanlah olahraga.
Keputusannya menurunkan berat badan dengan rutin berjalan kaki adalah berdasarkan pengalaman tetangganya. “Saya lihat tetangga yang penurunan berat badannya berkisar 10-20 kg karena lari. Tapi karena saya tidak bisa lari, jadi saya coba jalan kaki. Lumayan, saya turun 8 kg sejak November 2017 sampai Januari 2018. Dari bulan Januari 2018 sampai sekarang stagnant, tidak banyak turun berat badannya” kata Sambi.
Sambi memang senang bersepeda sejak dirinya duduk di bangku SMA. Tidak sampai disitu, Sambi juga senang berenang sejak tahun 2000-an. Di tahun 2016-2017, Sambi rutin berenang sebelum berangkat ke kantor dan sering menyelam/diving. Saat ini, Sambi hanya berenang 1-2 kali dalam sebulan dan lebih rutin dalam berjalan kaki.
Medali pertama yang didapat Sambi adalah saat dirinya berpartisipasi dalam event lari di bulan November 2017. Saat ini, Sambi sedang mengikuti event Virtual Run dengan target 100K dalam 21 hari. Di hari kerja Sambi rutin berjalan di atas treadmill, sedangkan di akhir pekan ia rutin berjalan di sekitar rumahnya atau mengikuti event.
Kendala yang Dirasakan
Kendala yang dirasakan Sambi adalah fisik. Dalam berkegiatan, Sambi hanya bertumpu pada satu kaki dan menggunakan tongkat, karena polio. Menurut Sambi, dalam berolahraga seperti jalan kaki, dirinya tidak bisa memaksakan diri. Bila ia memaksakan diri, maka kaki kanan akan bengkak dan ketiaknya akan lecet karena penggunaan tongkat. Sehingga, batas maksimal Sambi dalam berjalan adalah 5K yang ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 10 menit. Begitu pula bila dirinya mengikuti suatu event. Sambi mencari event lari 5K dengan cut of time 1 jam 30 menit.
Tips dari Sambi
Menurut Sambi olahraga berawal dari kesadaran. Kalau kita sadar pentingnya beraktivitas, mau tidak mau harus mempertimbangkan olahraga. Dalam rutinitas di kantor yang kebanyakan kegiatannya hanya duduk, sedangkan asupan makanan yang masuk harusnya sama dengan yang keluar, jadi pertimbangkanlah olahraga.
