13 Desember 2019
Semakin Berilmu Semakin Bermanfaat
Dirilis
13 Desember 2019
Penulis
Tim Daya Sehat Sejahtera
Narasumber
Triyani Kresnawan
Pekerjaan
Ahli Gizi RS
Triyani Kresnawan, bekerja sebagai ahli gizi di sebuah rumah sakit dan pernah menjadi Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) hingga tahun 2017. Dia sangat menyukai edukasi gizi kepada masyarakat. Baginya konseling gizi berperan penting dalam kesembuhan pasien.
Beberapa tahapan konseling gizi yang ia lakukan, yaitu:
1. Pengenalan
Baginya untuk menjadi seorang yang dapat dipercaya pasien adalah menjadi teman bagi pasien. Penting untuk membangun ikatan kepada pasien agar pasien terbuka, sejajar dan tidak ada yang lebih tinggi pengetahuannya.
2. Pengkajian
Dia selalu melakukan pengkajian/pengumpulan data pada setiap pasien yang membutuhkan edukasi gizi. Pengumpulan data diambil dari data sekunder (dokter) maupun data primer (tanya langsung).
3. Diagnosis gizi
Apabila data pasien sudah lengkap, maka dia akan membuatkan diagnosis gizi yang tepat yang menjadi dasar perencanaan menu makan pasien.
4. Perencanaan Makanan
Tahap ini menjadi tahap paling penting bagi pasien, karena dia akan mencoba menawarkan menu makan bagi pasien. Baginya, hal ini harus disesuaikan dengan kebiasaan makan pasien itu sendiri.
5. Konseling Gizi
Pada tahap ini dia akan mengingatkan kembali tujuan dan target diet yang akan dilakukan.
6. Beri waktu untuk bertanya
Sebaiknya pasien diberikan waktu untuk bertanya. Harus ada komunikasi 2 arah agar pasien semakin paham.
Dalam menjalani kariernya sebagai dietisien rumah sakit, Triyani juga sempat mengalami kesulitan melakukan edukasi gizi. Beberapa hal yang ditemui adalah situasi edukasi yang sulit pada pasien lansia karena adanya gangguan pendengaran, bahasa pasien karena perbedaan suku, hingga kondisi pasien yang banyak mencari tahu sendiri namun mendapatkan informasi yang kurang tepat sehingga tidak percaya dengan edukasi yang diberikan dari ahli gizi RS. Tentu hal ini kerap kali membuat dia semakin semangat mencari cara untuk mengatasinya.
Triyani mencari cara dengan menyarankan setiap pasien membawa anggota keluarga yang dapat mendampinginya saat melakukan edukasi gizi, agar keluarga dapat mendukung pasien mendapatkan informasi yang benar. Dan bagi pasien yang mencari tahu informasi melalui internet, dia akan meminta pasien melakukan pencarian informasi kembali agar tidak ada informasi yang keliru. Triyani berusaha dengan sabar mengedukasi pasien sehingga banyak pasien yang telah mengalami perubahan status gizi menjadi lebih baik. Jadi, jangan ragu-ragu lagi untuk mendengarkan edukasi gizi yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Hidup sehatlah dari sekarang!
Beberapa tahapan konseling gizi yang ia lakukan, yaitu:
1. Pengenalan
Baginya untuk menjadi seorang yang dapat dipercaya pasien adalah menjadi teman bagi pasien. Penting untuk membangun ikatan kepada pasien agar pasien terbuka, sejajar dan tidak ada yang lebih tinggi pengetahuannya.
2. Pengkajian
Dia selalu melakukan pengkajian/pengumpulan data pada setiap pasien yang membutuhkan edukasi gizi. Pengumpulan data diambil dari data sekunder (dokter) maupun data primer (tanya langsung).
3. Diagnosis gizi
Apabila data pasien sudah lengkap, maka dia akan membuatkan diagnosis gizi yang tepat yang menjadi dasar perencanaan menu makan pasien.
4. Perencanaan Makanan
Tahap ini menjadi tahap paling penting bagi pasien, karena dia akan mencoba menawarkan menu makan bagi pasien. Baginya, hal ini harus disesuaikan dengan kebiasaan makan pasien itu sendiri.
5. Konseling Gizi
Pada tahap ini dia akan mengingatkan kembali tujuan dan target diet yang akan dilakukan.
6. Beri waktu untuk bertanya
Sebaiknya pasien diberikan waktu untuk bertanya. Harus ada komunikasi 2 arah agar pasien semakin paham.
Dalam menjalani kariernya sebagai dietisien rumah sakit, Triyani juga sempat mengalami kesulitan melakukan edukasi gizi. Beberapa hal yang ditemui adalah situasi edukasi yang sulit pada pasien lansia karena adanya gangguan pendengaran, bahasa pasien karena perbedaan suku, hingga kondisi pasien yang banyak mencari tahu sendiri namun mendapatkan informasi yang kurang tepat sehingga tidak percaya dengan edukasi yang diberikan dari ahli gizi RS. Tentu hal ini kerap kali membuat dia semakin semangat mencari cara untuk mengatasinya.
Triyani mencari cara dengan menyarankan setiap pasien membawa anggota keluarga yang dapat mendampinginya saat melakukan edukasi gizi, agar keluarga dapat mendukung pasien mendapatkan informasi yang benar. Dan bagi pasien yang mencari tahu informasi melalui internet, dia akan meminta pasien melakukan pencarian informasi kembali agar tidak ada informasi yang keliru. Triyani berusaha dengan sabar mengedukasi pasien sehingga banyak pasien yang telah mengalami perubahan status gizi menjadi lebih baik. Jadi, jangan ragu-ragu lagi untuk mendengarkan edukasi gizi yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Hidup sehatlah dari sekarang!
