Di era media sosial, dunia terasa semakin kecil. Segala pendapat dari berbagai penjuru dengan mudah sampai ke mata dan telinga kita. Di tengah derasnya arus informasi ini, Fenni Watywiguna menegaskan pentingnya menyaring, mencerna, dan mengolah informasi sebelum mengambil keputusan, khususnya dalam investasi.
Menurut Fenni, dengan proses berpikir yang kritis dan selaras dengan tujuan pribadi, investasi dapat disesuaikan dengan profil risiko masing-masing, sehingga kita bisa menghindari jebakan investasi bodong.
Menjadi Ratu atas Pikiran dan Perbuatan: Kebijaksanaan Kontekstual
Mari simak bagaimana Fenni membentuk kebiasaan berpikir kritis dan cerdas dalam belajar, terutama di bidang keuangan.
1. Membatasi Kepercayaan pada Orang Lain
Perjalanan Fenni dimulai beberapa tahun lalu, ketika ia mulai tertarik pada dunia investasi, terutama reksa dana. Ia dikenalkan pada produk reksa dana oleh seorang kenalan yang juga menjadi pengelola produk tersebut. Mengikuti saran itu, Fenni mulai berinvestasi.
Namun, setelah beberapa waktu, hasil investasinya ternyata tidak sesuai harapan dan malah menimbulkan kerugian.
Pengalaman ini menjadi pelajaran penting: jangan menerima saran investasi mentah-mentah. Saran orang lain bisa jadi hanya opini, tidak berdasar, atau bahkan tidak sesuai dengan profil risiko pribadi. Mengikuti saran tanpa mengevaluasi informasi terlebih dahulu bisa meningkatkan risiko kerugian.
Sejak saat itu, Fenni memutuskan untuk selalu mengulas dan mengolah informasi secara matang sebelum mengambil keputusan investasi.
Baca Juga: Cara Cek Investasi Ilegal
2. Menjadi Pendengar yang Kritis dan Cermat
Fenni memanfaatkan kemudahan teknologi untuk mencari dan membandingkan informasi. Baginya, yang terpenting bukan hanya banyaknya informasi yang diperoleh, tetapi kemampuan menyortir informasi yang relevan, masuk akal, dan sesuai tujuan.
Informasi yang tidak cocok atau tidak logis justru berpotensi menyesatkan proses belajar dan praktik investasi.
Dalam pencariannya, Fenni menemukan konten dari Bu Dian Savitri, seorang pengajar keuangan dan investasi. Materi yang disampaikan terasa masuk akal dan sesuai dengan kebutuhannya. Fenni pun mengikuti program-program yang diajarkan Bu Dian.
Melalui pengalaman ini, ia akhirnya memahami investasi dengan lebih jelas dan mendalam termasuk teori-teori dasar pengelolaan keuangan. Hasilnya, strategi investasi yang ia jalankan menjadi lebih terarah dengan risiko yang terkendali.
Baca Juga : Tips Praktis Belajar Analisis Investasi yang Efektif
3. Pentingnya Komunitas dan Kepercayaan
Belajar investasi memang bisa terasa sepi jika dilakukan sendirian. Namun, Fenni menemukan manfaat besar dari bergabung dengan komunitas yang tepat.
Komunitas yang baik bukan hanya tempat berbagi pengalaman, tetapi juga menjadi sarana filter informasi bersama-sama. Dengan berdiskusi dengan orang-orang yang sejalan, kita bisa mendapatkan wawasan baru, saling memperingatkan jika ada informasi yang meragukan, dan saling mendukung untuk terus berkembang.
Tentu saja, memilih komunitas yang tepat dan terpercaya menjadi langkah penting agar manfaat ini benar-benar bisa dirasakan.
Pengalaman Fenni mengajarkan kita pentingnya menjadi konsumen informasi yang kritis dan aktif. Dengan memilah sumber informasi, menyaring saran dengan cermat, serta bergabung dengan komunitas yang mendukung, kita dapat meminimalkan risiko dan membuat keputusan investasi yang lebih bijak.
Semoga perjalanan Fenni menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih cerdas dan kritis, khususnya dalam mengelola keuangan dan berinvestasi.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pengelolaan investasi atau topik keuangan lainnya, segera log in ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.