23 Maret 2022
Meeta Fauzan, Kolaborasi Kembangkan Brand Busana Muslim
Dirilis
23 Maret 2022
Penulis
Aliah Abdullah
Pengusaha
Meeta Fauzan
Jenis Usaha
Brand Busana Muslim
Meeta Fauzan menemukan cintanya di dunia fashion. Saking cintanya, setelah lulus kuliah ia malah merintis usaha fashion, bukan terjun ke bidang yang ia pelajari dari program sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan, Bandung.
Ia memulai bisnis dari rumah, dengan menerima jahitan dari rekan dan keluarga. Ternyata responnya positif. Beberapa pelanggan beranggapan bahwa menjahit pakaian di tempat Meeta akan mendapat hasil yang terbaik. Alhasil, usaha terima jahitan itu berjalan lancar, bahkan berkembang menjadi butik yang menjual pakaian jadi. Wow!
Pakaian yang dijual di butik Meeta selalu eksklusif dan tidak bisa ditemukan di butik lain pada umumnya.
Tapi bagaimana kisah Meeta sampai akhirnya bisa membangun brand busana muslim dengan namanya sendiri?
Berawal dari Rumah
Latar belakang ibunda yang memiliki keahlian menjahit busana anak-anak, menurunkan keahlian menjahitnya kepada Meeta. Dengan bermodalkan mesin jahit ibunya lah Meeta kemudian membangun usahanya. Berawal dari sebuah mesin jahit, setelah 2-3 tahun memulai usaha, Meeta dapat membeli 2 mesin jahit lainnya dengan harga sekitar 2 jutaan. Dengan tambahan mesin jahit inilah, Meeta makin mengembangkan usahanya.
Awalnya lokasi usaha Meeta adalah di garasi rumah orangtuanya. Seiring berjalannya waktu, rumah tersebut akhirnya dijual dan usaha Meeta akhirnya pindah ke kantor suaminya dengan memanfaatkan space yang ada.
Dalam menjalankan usaha, Meeta mempekerjakan 5 karyawan tetap, terdiri dari penjahit, pembuat pola, dan penjual. Bila sedang mendapatkan pesanan yang banyak, Meeta akan menambah jumlah timnya dengan merekrut tenaga kerja di luar karyawan tetap, yang diperlakukan sebagai karyawan outsource.
Demi menjaga kualitas produknya, Meeta tetap melakukan seleksi dalam memilih tenaga penjahit tambahan, yaitu dengan melihat kualitas jahitannya, pola yang dibuatnya, dan tim dari penjahit tersebut, serta paham akan ciri khas produk Meeta Fauzan.
Menggunakan tenaga outsource ini memiliki tantangan tersendiri, dimana Meeta harus melakukan quality control terhadap hasil pekerjaan mereka, baik ukuran busana maupun kualitas pola dan jahitannya.
Melihat bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, Meeta mulai sadar bahwa industri busana muslim merupakan peluang yang sangat besar.
Maka, mulai akhir tahun 2004 sampai 2 tahun kemudian, Meeta menimba ilmu fashion design di Bandung. Meeta mempelajari teknik menjahit dan teknik membuat pola yang benar. Bersamaan dengan itu, ia mulai mengelola jenis usaha yang ia pilih dengan lebih serius.
Ia bahkan membangun brand sendiri menggunakan namanya: Meeta Fauzan.
Dari Asosiasi Ke Luar Negeri
Jika saat awal berdiri Meeta Fauzan melakukan pemasaran dari mulut ke mulut, yaitu dimulai dari lingkungan terdekat, seperti keluarga, tetangga, teman kerja, sahabat, kenalan, sanak-kerabat dan lain sebagainya, maka 2 tahun setelah usahanya berdiri, ibu 2 anak ini memutuskan untuk bergabung di Asosiasi Ikatan Perancang Busana Muslim.
Setelah bergabung di asosiasi ini, Meeta Fauzan merasakan manfaatnya, seperti: mendapatkan liputan media, memiliki kesempatan untuk mengenal perancang busana muslim lainnya, memperoleh informasi terkini (tren pasar) dengan mudah, maupun informasi terkait perhelatan fashion show. Meeta memperluas jaringan usaha yang lebih luas lagi, dengan saling bertukar informasi dan saling merekomendasikan sesama designer bila ada konsumen yang mencari produk dengan spesifikasi seperti produk Meeta Fauzan.
Kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut ini dan adanya liputan media, membawa berkah tersendiri bagi Meeta Fauzan, misalnya mendapatkan undangan fashion show di berbagai perhelatan besar di dalam negeri, seperti di Indonesia Fashion Week, Inacraft, dan lainnya. Semakin sering mendapatkan liputan media di perhelatan fashion show, membuka kesempatan Meeta Fauzan untuk mendapatkan undangan fashion show di manca negara, seperti ke negara-negara di Eropa, Amerika Serikat, Malaysia, Singapore, dan lainnya.
Saat perhelatan fashion show di luar negeri, Meeta Fauzan manfaatkan untuk foto hasil karyanya di ikon kota yang dikunjungi. Misalnya saat pagelaran fashion show di Paris dan pameran busana muslim di Washington DC.
Agar usahanya makin dikenal masyarakat, Meeta Fauzan juga membuat official website, meetafauzan.com, IG Meeta Fauzan Boutique, serta market place. Melalui media online ini, konsumen dapat melihat foto berbagai produk terkini Meeta Fauzan, bagaimana cara memesan, dan lain sebagainya.
Desain Khas Tradisional Indonesia
Dari awal berdiri, Meeta Fauzan menjual produk busana muslim dengan model yang simpel dengan pilihan warna dan bahan yang premium, sehingga menghasilkan busana yang terlihat elegan.
Meeta Fauzan juga sering menggunakan kain-kain khas Indonesia sebagai bentuk kecintaannya terhadap budaya bangsa. Desain unik yang menarik dan ditunjang dengan kualitas bahan yang bagus serta harga yang terjangkau bagi semua kalangan, menjadikan keunggulan tersendiri bagi karya Meeta.
Ia juga melakukan inovasi koleksi busana muslim dengan memilih tema Pesona Jepara di acara Indonesia Modest Fashion Week 2018. Kala itu Meeta menampilkan busana yang menggabungkan kain tradisional dengan kain polos dalam koleksi rancangan ready to wear yang mengangkat tenun dari Jepara dan Majalaya.
Dalam menjalankan operasional bisnisnya, Meeta bekerjasama dengan beberapa supplier kain. Ia mengambil bahan kain tradisonal untuk dijadikan design busana yang lebih modern. Adapun ciri khas karya Meeta adalah mix kain tradisional yang dikombinasi dengan kain polos. Meeta tidak mengalami kendala dalam hal pasokan bahan, khususnya pasokan bahan batik yang sering ia gunakan. Hal ini dikarenakan pengrajin batik mempunyai kapasitas produksi yang baik.
Kolaborasi Hadapi Pandemi
Di awal pandemi, tidak dipungkiri Meeta mulai merasakan dampak terhadap usahanya. Ia menyadari usaha pakaian jadi yang digeluti memang bukanlah kebutuhan utama untuk setiap individu. Meeta mulai melakukan diferensiasi produk dengan membuat masker yang terbuat dari potongan-potongan kain yang Meeta Fauzan miliki. Masker kain berdonasi dengan motif dan desain menarik dijual dengan harga Rp200 ribu rupiah untuk 3 masker, dimana Rp50 ribu rupiah digunakan untuk donasi.
Dengan metode penjualan seperti ini, masker kain Meeta Fauzan banyak mendapatkan pesanan. Selain itu, di masa pandemi Kemenparecaft memberikan bantuan untuk membeli bahan baku dan mesin bordir. Sejak saat itu Meeta Fauzan memproduksi masker bordir, busana dengan bordir, dan kerudung bordir. Ia juga mendapat bantuan untuk membuat video promosi, sebagai media untuk mempromosikan karyanya.
Tahun 2020, Meeta Fauzan mengembangkan usahanya dengan memproduksi kerudung. Berkolaborasi dengan suami yang mempunyai latar belakang pendidikan bidang arsitektur, menjadi mudah bagi Meeta Fauzan dalam menuangkan ide gambar ornamen design Islam di kerudung atapun di fashion produk yang ia miliki.
Meeta juga membaca peluang usaha dengan mengikuti program pemerintah dalam bidang pemulihan ekonomi nasional, seperti pameran gratis dan promosi membantu UKM agar produksi tetap bergulir.
Slogan seperti gerakan bangga buatan Indonesia dan beli produk teman, menjadi peluang bagi para pengrajin untuk berkarya di masa pandemi ini. Program ini membawa berkah bagi usaha Meeta, dimana Meeta Fauzan mendapatkan orderan membuat seragam dan pameran di berbagai event lainnya.
Agar pelanggan setia tetap membeli karyanya, Meeta memanfaatkan database pelanggan dalam me-maintain pelanggan. Ia me-maintain pelanggan dengan lebih banyak menyapa pelanggan untuk memberikan informasi produk terkininya di Insta Story dan Story Facebook Meeta Fauzan.
Ditanya mengenai omzet usaha baju muslim per bulan, dengan tenang Meeta Fauzan menyatakan keuntungan bersih busana muslimah ada kenaikan 30% saat di masa pandemi dibandingkan keuntungan sebelum masa pandemi. Konsumennya bukan hanya berasal di tanah air tapi juga hingga ke luar negeri seperti negara Amerika Serikat, Eropa, Singapore, dan Malaysia.
Kembangkan Usaha Bersama Keluarga
Meeta ingin mengembangkan usaha dengan membenahi business plan bidang pemasaran. Saat ini sambil me-maintain pelanggan yang bisa diajak untuk bekerjasama dalam memasarkan produknya, ia mempelajari cara pemasaran dengan melibatkan public figure dan pemasangan iklan.
Terkait dengan ketersediaan bahan baku, ke depannya Meeta ingin mengembangkan teknik batik dan tenun dengan menggunakan design sendiri agar karyanya dapat disesuaikan dengan tren pasar dan kebutuhan pelanggan.
Kedua anaknya yang sudah beranjak dewasa juga dilibatkan dalam mengembangkan usahanya. Karena kebetulan kedua anak Meeta mengikuti jejaknya dengan membuka usaha, dimana anak pertama usaha di bidang fotografi dengan brand Muirpotret, dan anak kedua usaha di bidang fashion muslim dengan brand Hello Aime. Mereka terlibat dalam memberikan masukan baik kualitas foto maupun kualitas produk Meeta Fauzan.
Dalam melibatkan keluarga menjalankan usaha, Meeta mendapatkan tantangan tersendiri untuk memahami ide anak-anaknya yang berbeda jauh secara generasi dengan dirinya. Ia merasa tantangan ini adalah bagian dari proses belajar untuk mengembangkan kualitas usaha ke depannya.
Pesan Meeta Fauzan bagi para pengusaha muslim, mulailah belajar untuk mengukur kapasitas diri sendiri dan belajar dari kesuksesan orang lain dalam membangun usaha. Usahakan untuk terus siap berubah dan beradaptasi mengikuti tren pasar dan melakukan kolaborasi sambil terus memperbaiki usaha yang dijalankan.
Meeta Fauzan juga memberikan insight bagi para pemula yang ingin memulai bisnis. Hal yang utama adalah membangun bisnis yaitu sesuai dengan passion yang kita miliki, kemudian memilih usaha yang produknya dapat diterima oleh pasar, serta membangun networking untuk dapat membuka peluang usaha lebih besar lagi. Selamat mencoba!
Jika Anda butuh saran terkait topik ini, Anda bisa berkonsultasi di Tanya Ahli. Silakan daftarkan juga diri Anda untuk mengakses kisah inspiratif dan tips lainnya.