Dirilis

02 Januari 2021

Penulis

Risma Berliana

Insomnia sebenarnya bukanlah hal baru, namun selama pandemi COVID-19 masalah tidur semakin meningkat. Menurut penelitian yang dilakukan di suatu negara di Eropa menujukkan bahwa empat dari sepuluh orang dewasa mengalami gangguan tidur selama pandemi. Apakah Anda juga merasa demikian?

Tidur memberi ruang bagi tubuh Anda untuk beristirahat. Selepas lelah, tubuh kembali bugar dan siap melakukan aktivitas. Durasi tidur yang kurang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti penurunan tekanan darah dan menurunkan imunitas tubuh. Namun sayangnya tidak semua orang dapat menikmati waktu istirahat dengan berkualitas seperti yang terjadi di masa pandemi ini. Dikutip dari portal berita Harvard Education tahun 2020, gangguan tidur dipicu oleh stress ataupun perubahan kualitas hidup.

Penyebab Susah Tidur

Selama pembatasan sosial berskala besar, pembatasan aktivitas fisik membuat tubuh tidak merasa lelah sehingga sulit untuk terlelap saat malam hari. Selain itu, tahukah Anda bahwa kurangnya paparan matahari dapat mengakibatkan gangguan tidur? Pandemi COVID-19 memaksa Anda untuk tetap berada di dalam rumah sehingga sangat terbatas untuk melihat sinaran matahari, dan hal ini bisa menjadi salah satu penyebab masalah tidur.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di awal, gangguan tidur erat kaitannya dengan masalah psikologi. Selama pandemi COVID-19, tingkat stress semakin tinggi akibat kekhawatiran terkait kesehatan, masalah finansial, psikososial, dan aktivitas harian. Hidup di tengah ketidakpastian membuat rasa khawatir semakin meningkat. Rasa khawatir dalam kondisi seperti ini mungkin membuat Anda memiliki waktu merenung yang lebih banyak sehingga dapat memicu otak untuk terus berpikir sehingga membuat Anda susah tidur.

Bagi Anda yang terbiasa berkomunikasi langsung dengan banyak orang, kesepian bisa menjadi alasan mengapa selama pandemi COVID-19 Anda sulit untuk terlelap. Banyak hal yang tadinya dapat dilakukan dengan bertatap muka, namun saat ini hanya dilakukan secara virtual. Sesering apapun berinteraksi dengan media sosial, hal ini tidak dapat menutupi perasaan sepi selama masa isolasi.

Baca juga: Sulit Tidur? Mungkin Anda Insomia

Lantas, apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi gangguan tidur selama masa pandemi COVID-19.

1. Disiplin Jam Istirahat

 

Selama bekerja dari rumah memungkinkan untuk tidur tidak teratur. Jika tidak ada rapat maupun tugas yang harus dikerjakan, Anda dapat langsung mengambil posisi terbaik untuk tidur. Tidur siang hanya dianjurkan selama 20 menit, lebih dari itu dapat mengakibatkan gangguan tidur di malam hari. Durasi tidur malam untuk dewasa adalah 7-8 jam. Durasi tidur siang tidak dapat dibandingkan dengan kualitas tidur di malam hari. Mulailah dengan mengatur jam berapa Anda bangun, istirahat siang, dan tidur malam. Disiplin jam tidur diharapkan dapat membiasakan tubuh untuk beristirahat.

2. Menerapkan Pola Hidup Sehat

Selain itu juga Anda dapat berjemur di pagi hari untuk mendapatkan cahaya matahari sambil berolahraga pagi, hal ini dapat membantu Anda yang mengalami masalah susah tidur. Kemudian hindari minum kopi, alkohol, dan rokok yang dapat menurunkan kualitas tidur Anda. Tidak hanya saat terjadi pandemi COVID-19, ketiga hal tersebut harus Anda hindari untuk menjaga diri Anda tetap prima.

3. Stay Positive

Anda perlu menyaring berbagai informasi terkait COVID-19 agar tidak semakin menimbulkan perasaan cemas berlebih dengan berita-berita yang beredar. Ketika Anda dapat mengolah informasi yang Anda peroleh dengan benar, informasi tersebut membantu Anda untuk dapat berpikir jernih terkait tindakan pencegahan yang harus Anda lakukan. Meskipun secara virtual, bercerita dengan orang yang Anda percaya juga dapat membantu mengurangi kecemasan. Jika ada waktu luang, isilah dengan mencoba hal-hal baru seperti bermusik ataupun berkebun yang dapat menjadi alternatif selfcare di tengah kecemasan.

4. Tidak Bekerja di Dalam Kamar

Selain tidur, tidak dianjurkan untuk beraktivitas di dalam kamar. Beberapa ahli berpendapat bahwa bahwa kebiasaan bekerja di ruang istirahat dapat memengaruhi kualitas tidur. Bagi Anda yang terbiasa bekerja di dalam kamar, mulailah dengan mengganti posisi bekerja di taman ataupun ruangan selain kamar. Kondisikan kamar sebagai tempat yang paling nyaman untuk beristirahat, bukan untuk bekerja.

5. Tetap Tenang dan Rileks

Pernah mencoba untuk hitung domba saat susah tidur? Kegiatan ini sebenarnya bermula dari negara Inggris yang mana kata sleep dekat dengan sheep yang berarti domba. Permainan kata ini digunakan untuk mensugesti anak-anak untuk segera tertidur saat mengucapkan sheep berulang kali. Tidak perlu demikian untuk dapat tertidur, cukup dengan menenangkan badan dan rileks. Sebaiknya Anda mengurangi intensitas penggunaan telepon genggam sebelum tidur dan menggunakan mengondisikan ruang kamar senyaman mungkin untuk beristirahat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan waktu tidur orang dewasa selama 7-8 jam setiap hari. Istirahat yang cukup menjaga daya tahan tubuh untuk terus prima. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh terkait tidur dan topik kesehatan lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan mitra ahli tepercaya kami melalui fitur Tanya Ahli . Salam sehat!

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS