Dirilis

17 November 2021

Penulis

dr. Zeth Boroh

Anda yang sering berolahraga tentu berisiko mengalami cedera. Lalu, apa yang sebaiknya Anda lakukan?
Sebelum kita membahas penanganan cedera olahraga, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda ketahui terkait cedera olahraga.
 

Fase Penyembuhan Cedera Olahraga

Cedera olahraga adalah kondisi dimana terjadi kerusakan jaringan musculoskeletal akibat berolahraga. Jaringan musculoskeletal tersebut diantaranya otot, tendon, ligamen, sendi, tulang, bursa, facia dan lain-lain. Penanganan cedera olahraga dilakukan berdasarkan jenis cederanya, baik cedera akut, trauma maupun overius, juga didasarkan oleh proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan cedera olahraga secara umum terbagi dalam 4 tahap atau fase penyembuhan yaitu:
 
  1. Fase inflamasi/degenerasi/akut
  2. Fase regenerasi/perbaikan/repair
  3. Fase remodeling/maturasi/renovasi
  4. Fase return to sport

Baca Juga: Cara Atasi Risiko Cedera dalam Olahraga Lari

Berikut penjelasan dari 4 tahap fase penyembuhan.

1. Fase Inflamasi/Degenerasi/Akut

Proses Fase Inflamasi/Degenerasi/Akut terjadi beberapa hari awal setelah cedera (kurang lebih 5 hari). Pada fase ini terjadi pembengkakan (oedema) dan hematoma yang terbentuk ketika terjadi kematian sel-sel jaringan.
 

2. Fase Regenerasi/Perbaikan/Repair

Regenerasi sel-sel jaringan dimulai sekitar 5 hari pertama telah kerusakan dan memuncak setelah 2 minggu, kemudian secara gradual akan menurun pada 3-4 minggu. Dapat dikatakan,  fase kedua (Regenerasi/perbaikan/repair) terjadi 5 hari–4 minggu. Fase ini terjadi dalam 2 tahap yaitu regenerasi sel dan pembentukan jaringan ikat/fibrosis.
 

3. Fase Remodeling/Maturasi/Renovasi

Fase ketiga ini terdiri atas proses remodeling yang dimulai 2-3 minggu setelah cedera dan dapat berlangsung hingga 6 bulan. Fase ini bertujuan untuk menghasilkan maksimal kekutan regangan sel-sel jaringan musculoskeletal ditandai dengan terbentuknya sel-sel otot yang matur atau dewasa.
 

4. Fase Return To Sport

Fase ini biasa juga disebut fase sport spesifik, merupakan fase ketika seseorang yang cedera sepenuhnya dapat berpartisifasi dalam kegiatan olahraga mereka kembali. Fase ini berlangsung sampai 6 bulan bahkan 1 tahun tergantung berat ringannya cedera.
 




 

Tips Penanganan Cedera Olahraga

Berikut Penanganan Cedera Olahraga Secara Komprehensif.
 

1. PRICE (Protection, Rest, Icing, Compression dan Elevation)

Penangan dengan PRICE pada cedera olahraga sangat membantu untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan. Biasanya metode terapi PRICE diberikan 3 hari pertama pasca-cedera (fase akut). Cedera yang ringan bahkan dapat sembuh dengan metode PRICE. Metode ini juga dapat membantu untuk mencegah cedera bertambah berat. Namun jika cederanya terlalu berat diperlukan penanganan lebih lanjut.
 

2. Obat-Obatan (Oral, Topikal, dan Injeksi)

Pemberian obat-obatan untuk cedera olahraga biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi (peradangan), sehingga dapat membantu proses penyembuhan. Obat-obatan yang diberikan sebaiknya pada fase akut biasanya seperti anti nyeri, NSAID, baik dalam bentuk krim, pil dan Injeksi.
 

3. Modalitas Terapi (US, Infrared, TENS, MWD, Manual terapi, Laser terapi dan ESWT)

Modalitas terapi umumnya bermanfaat untuk pain management dan juga regenerasi sel (bio stimulation). Modalitas terapi sebaiknya diberikan pada fase akut (fase 1) dan fase repair (fase 2)

4. Exercise Therapy (Terapi latihan)

Terapi latihan pada cedera olahraga diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi cedera pasien. Terapi latihan pertama yang diberikan adalah terapi latihan untuk memperbaiki fleksiibilitas otot dan sendi (ROM Exercise). ROM Exercise diberikan pada akhir fase pertama dan fase kedua. Selain meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi ROM Exercise juga membantu mengurangi nyeri.
 
Terapi latihan berikutnya adalah latihan kekuatan (strengthening exercises). Terapi latihan kekuatan biasanya diberikan pada fase kedua dan fase ketiga penyembuhan jaringan. Latihan kekuatan membantu proses penyembuhan jaringan kembali kepada kekuatan sebelum cedera dan terdiri dari beberapa jenis latihan, yaitu Isometric exercises (latihan isometrik), Isokinetic excercise (latihan isokenetik) dan Isotonic exercise (latihan isotenik). Gabungan ketiga latihan kekuatan di atas dapat membantu meningkatkan kekuatan (strengh) power dan daya tahan (endurance) jaringan lunak (otot, tendon, ligamen).
 
Terapi latihan berikutnya adalah terapi latihan balance, coordination dan proprioceptive exercise (dilakukan pada fase ketiga dan fase keempat), dimana terapi latihan terakhir ini berfungsi untuk mengembalikan fungsional jaringan yang hilang selama cedera.
 

5. Tapping and Bracing

Tapping and Bracing menjadi salah satu bagian dari penanganan cedera olahraga karena memberikan manfaat untuk membantu proses penyembuhan. Pemulihan cedera ini dapat diberikan pada semua fase proses penyembuhan tergantung metode pemberian tapping dan bracing tersebut.
 

6. Massage Therapy

Metode massage therapy atau biasa kita disebut terapi pijat bermanfaat untuk penyembuhan dan pemulihan cedera olahraga. selain itu, terapi ini memberikan efek relaksasi dan meredakan nyeri. Banyak aplikasi pemberian terapi pijat salah satunya teknik efflurage, teknik realase dan teknik deep tissue massage.
 

7. Platelet Rich Plasma (PRP)

PRP Merupakan salah satu jenis terapi yang memakai plasma darah yang kaya akan trombosit. Terapi PRP memiliki kemampuan untuk merangsang penyembuhan cedera jaringan lunak dan cedera tulang.
 

8. Supplement And Nutrition

Supplement dan nutrisi merupakan bagian pendukung proses penyembuhan cedera yang terdiri dari protein, multivitamin, glucosamine, chondroitin, OMG3 dan lainnya.
 

9. Psychology Therapy (Terapi Mental)

Aspek psikologis mampu mendukung proses penyembuhan akibat cedera olahraga yang di alami seseorang, terutama pada atlet.
 

10. Acupuncture Dryneedling (Terapi Jarum)

Terapi jarum juga menjadi bagian dari alat untuk proses penyembuhan cedera olahraga dan biasanya berfungsi untuk membantu mengurangi nyeri akibat cedera olahraga
 

11. Surgery (Operasi)

Merupakan pilihan terakhir dalam bentuk penanganan cedera olahraga. Biasanya operasi dilakukan apabila penanganan konservatif sebelumnya tidak berhasil atau derajat cedera merupakan cedera berat (derajat 4)

 





Baca Juga: Anda Pernah Cedera Hamstring? Ini Cara Mengatasinya

Semua penangannan cedera di atas tentunya akan disesuaikan pemberiannya oleh dokter olahraga sesuai kondisi cedera masing-masing, semoga artikel ini bermanfaat bagi yang mengalami cedera olahraga. Semoga informasi diatas dapat memberikan manfaat bagi anda yang sedang melakukan proses recovery pasca COVID-19. Apabila ada hal yang ingin Anda konsultasikan mengenai aktivitas sehat lainnya, manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk berkonsultasi langsung dengan saya, dr.Zeth Boroh, Sp.KO., dokter Spesialis Kedokteran Olahraga. Dan untuk mendapatkan manfaat penuh dari website daya.id, Anda cukup mendaftar sebagai pengguna daya.id.
 
 

Sumber:

Indonesia Sports Medicine Centre

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS