Somasi merupakan sebuah teguran terhadap pihak tertentu. Somasi ini diatur dalam KUHP Perdata. Dalam bisnis, somasi bisa muncul karena adanya wanprestasi atau cidera janji. Berikut beberapa tips hadapi somasi dalam bisnis yang patut Anda pelajari.
Pada perusahaan besar maupun bisnis, somasi memang umum terjadi. Namun bagi perusahaan yang baru merintis atau berkembang, kemungkinan akan merasa “panik” saat ada somasi datang dari pihak lain.
Beberapa Tips Hadapi Somasi dalam Bisnis
Agar masalah perdata segera selesai tanpa masalah berkepanjangan, pemilik perusahaan sebaiknya memahami hal-hal mendasar terkait somasi maupun hukum-hukum tentang perdata. Lau, apa yang harus dilakukan jika menerima somasi? Setidaknya, Anda harus paham tips berikut:
1. Memahami Kasus
Pertama, Anda sebagai pemilik perusahaan harus memahami kasusnya terlebih dulu. Somasi muncul tentu karena ada kasus-kasus yang mendasari. Pelajari dulu seluk-beluk kasusnya, cari penyebab atau akar masalahnya.
Baca Juga: Sengketa Bisnis, Penyebab dan Pencegahannya
2. Menyiapkan Dokumen
Kedua, tips hadapi somasi dalam bisnis yang tidak kalah penting yaitu Anda harus menyiapkan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan isi somasi tersebut. Misalnya, dokumen keuangan, dokumen perjanjian atau kontrak, dan dokumen lain yang sekiranya bisa menjadi alat pendukung.
3. Menjawab Somasi
Setelah Anda mengkaji secara mendalam kasus yang terkait, maka Anda perlu menunjukan itikad baik untuk menjawab somasi tersebut. Pastikan jawaban Anda benar-benar sesuai dengan isi somasi dari pihak lain, dan tentu saja juga sesuai dengan dokumen yang telah disiapkan.
Jika perlu, Anda boleh mengadakan pertemuan khusus dengan pihak yang melayangkan somasi. Hal ini penting dilakukan agar terciptanya mediasi yang baik, sekaligus mencegah pihak lain mengajukan gugatan resmi ke ranah hukum.
4. Gandeng Ahli Hukum
Jika Anda kurang yakin dengan somasi ini, tips hadapi somasi dalam bisnis berikutnya yakni dengan menggandeng ahli hukum yang profesional. Langkah ini dianggap cukup penting, karena ahli hukum yang profesional akan membantu Anda menyusun langkah yang strategis untuk menjawab somasi.
Dengan adanya seorang ahli hukum, Anda juga tidak perlu khawatir jika kedepannya akan terjadi masalah hukum baru yang berkelanjutan. Misalnya, pihak lain mengajukan gugatan resmi ke pengadilan.
5. Penuhi Batas Waktu
Meskipun disarankan jangan terburu-buru menjawab somasi, namun Anda juga tidak boleh mengabaikan batas waktu respon yang telah ditentukan. Susun jawaban atau langkah pertemuan secara matang, sebelum batas waktu berakhir.
6. Tanggapi Secara Damai
Dalam proses mediasi atau pertemuan dengan pihak lawan, sangat penting untuk menjaga hubungan tetap damai. Sampaikan klarifikasi, penjelasan, atau jawaban somasi Anda dengan baik. Hal ini termasuk langkah penting, agar pihak lawan tidak membawa kasus tersebut ke ranah hukum yang notabene perlu biaya tinggi dan waktu yang lebih lama.
7. Buat Dokumentasi
Terakhir, Anda harus menyimpan semua bukti. Bisa berupa dokumen-dokumen penting, foto, vidio, atau surat perjanjian dari kedua belah pihak. Semua bukti ini bisa sangat bermanfaat jika akhirnya pihak lawan mengajukan gugatan secara resmi.
Baca Juga: Karya dan Hak Cipta, Tips untuk UMKM Pemula

Apa Dampak dari Somasi Jika Diabaikan?
Bagaimana jika kita tidak menjawab somasi dari pihak lawan? Jangan sepelekan somasi dalam dunia bisnis. Berikut beberapa dampak jika Anda mengabaikannya.
- Anda dan perusahaan akan dituntut secara langsung ke ranah hukum tanpa melalui musyawarah atau mediasi terlebih dulu
- Sebagai pemilik perusahaan, Anda kehilangan kesempatan menyelesaikan masalah secara damai
- Biaya yang mungkin dikeluarkan akan semakin tinggi, bisa untuk denda, bunga atas kewajiban yang lalai, serta biaya tambahan lainnya, ini tentu bisa mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara umum
- Punya resiko putusan verstek, yaitu putusan sepihak dari pengadilan tanpa adanya keterlibatan pihak yang disomasi, putusan ini tentu akan sulit dibatalkan
- Perusahaan mendapat image negatif, reputasi menurun, dan tentunya akan ada pengaruh pada hubungan kemitraan bisnis
Bagaimana Jika Somasi Tidak Terbukti?
Sebuah somasi dilayangkan bertujuan untuk menuntut hak yang belum ditunaikan. Dalam bisnis, bisa jadi ini terkait pelanggaran kontrak atau kasus lain yang berhubungan dengan keuangan. Lalu, bagaimana jika dalam somasi tersebut mengandung fitnah?
Terkadang, bisa saja somasi hanya berisi ancaman, intimidasi, atau tuduhan yang tidak mendasar. Maka dari itu, Anda sebagai pemilik perusahaan harus menelaah lebih teliti serta menggandeng ahli hukum untuk membantu menyelesaikannya.
Jika memang terbukti mengandung fitnah, ancaman ataupun tuduhan tidak mendasar, maka Anda bisa mengajukan tuntutan pada pihak tersebut. Gugatan yang Anda layangkan bisa berupa tuntutan perdata atau pencemaran nama baik.
Tips hadapi somasi dalam bisnis diatas harus benar-benar Anda pahami agar tidak berlanjut pada masalah yang lebih serius. Masalah dalam bisnis tidak bisa dianggap sepele, karena ini menyangkut banyak pihak.
Tidak hanya untuk perusahaan atau bisnis secara umum, namun juga dapat berdampak pada hubungan pada mitra bisnis dan juga para konsumen. Citra perusahaan harus tetap terjaga apapun kasus yang menimpanya.
Namun jika Anda merasa ada yang kurang dari tips ini, Anda juga bisa membaca artikel usaha lainnya dengan mengunjungi artikel di daya.id dan mendaftarkan diri Anda di sini secara gratis.
Jika Anda membutuhkan bantuan lainnya terkait usaha anda juga dapat langsung berdiskusi secara gratis dengan menggunakan fitur Tanya Ahli di daya.id.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Pendapat Anda