14 November 2018
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Satu-satunya cara untuk bertahan dalam persaingan bisnis adalah dengan mendapatkan profit yang berkelanjutan. Profit merupakan indikasi kalau bisnis Anda berlangsung baik secara finansial. Banyak pelaku bisnis baru memiliki kesulitan untuk mempertahankan kenaikan profit yang positif. Ada beberapa hal yang secara perlahan menggerogoti pemasukan tanpa Anda sadari. Kerugian mungkin akan bermula dengan angka yang kecil untuk kemudian membesar tanpa bisa Anda cegah lagi. Oleh karena itu, jika bisnis tidak kunjung mendapatkan profit, Anda harus segera mencari tahu alasannya. Beberapa hal berikut bisa menjadi penyebab bisnis Anda cenderung stagnan dan bahkan merugi. Apakah salah satunya juga terjadi pada Anda?
1. Tidak Punya Rencana Bisnis yang Baik
Anda harus punya rencana bisnis hingga beberapa waktu mendatang. Selain bisa menjadi panduan kerja bagi Anda dan tim, rencana bisnis yang baik dan rapi juga bisa menjadi patokan untuk pengaturan keuangan bisnis.
Ketika terjun ke dunia bisnis, cara Anda menangani masalah merupakan hal yang cukup krusial. Anda akan dituntut untuk jeli melihat risiko masalah dan mengatasinya sebelum menjadi masalah yang lebih besar lagi. Anda juga dituntut untuk memiliki solusi cepat untuk setiap tantangan yang mungkin muncul. Oleh karena itu, rencana bisnis yang dilakukan di awal juga harus menyertakan rencana cadangan sebagai langkah antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Siapkan beberapa skenario masalah dan siapkan beberapa alternatif solusi untuk tiap masalah.
2. Semua Kendali Hanya di Tangan Anda
Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan kecil dan berkembang. Meski tim memiliki tim yang kecil, tapi bukan berarti Andalah yang mengatur segalanya dan tim hanya pion yang menjalankan perintah. Bisnis yang masih berkembang biasanya juga menempatkan seseorang dengan beberapa peran sekaligus. Misalnya, bisnis Anda membutuhkan manajer, akuntan, sekretaris, salesman, dan penjaga toko. Anda tidak mungkin menjadi manajer sekaligus akuntan dan salesman, bukan? Bisa multi-tasking adalah kemampuan yang baik dan patut diacungi jempol, namun multi-job bisa mengurangi sifat pengawasan dan mengurangi daya kontrol pada tiap-tiap peran.
Ada baiknya, ketika Anda akan membangun bisnis, bentuklah tim dengan orang-orang yang ahli di bidang tertentu. Kendali tidak hanya ada di tangan Anda. Lagipula, adanya banyak kepala dalam satu perusahaan akan membawa banyak ide yang bisa melahirkan sudut pandang yang baru.
3. Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Nah, faktor yang satu ini juga sangat mempengaruhi peluang bisnis untuk mendapatkan profit. Untuk menghitung skala kesuksesan bisnis, Anda harus mengetahui dengan persis kondisi keuangan. Berapa aset yang dimiliki? Berapa banyak dana yang diputar sehari-hari dan berapa jumlah rata-rata keuntungan yang didapat tiap bulan? Kalau hal ini saja tidak tahu, bagaimana mungkin bisa memperoleh profit. Di dunia bisnis, tidak boleh ada ruang untuk pengelolaan keuangan yang berantakan. Begitu juga dengan pencatatan keuangan. Hindari keterlambatan dalam mencatat segala jenis pengeluaran dan pemasukan. Keterlambatan ini bisa membuat Anda mengira masih ada dana yang tersisa, sementara cash flow justru negatif pada kenyataannya.
Rekening bank yang tidak dibuat terpisah juga bisa memperparah pengelolaan keuangan. Kalau masih mengelola bisnis rumahan atau kecil-kecilan, tidak ada masalah jika menggunakan satu rekening bank saja. Namun, hal ini bisa berbahaya jika sudah memulai bisnis yang serius. Rekening bank bersama bisa berisiko menyebabkan kelalaian dalam pencatatan keuangan. Contoh paling mudahnya adalah dana darurat untuk Anda. Katakanlah, Anda memiliki keperluan mendadak dan mengambil uang dari rekening bank. Setelah dihitung ulang, ternyata sebagian dana yang diambil merupakan uang milik bisnis Anda. Kalau bujet Anda berlimpah, tentu hal ini bisa diakali. Namun, bagaimana kalau bujet Anda pas-pasan?
4. Mematok Harga Produk Atau Jasa yang Kurang Tepat
Ketika memasang harga jual untuk produk atau jasa dalam bisnis, sudahkah memperhitungkannya dengan masak? Jika mematok harga yang rendah, tentu saja profit akan sulit didapat. Pastinya akan ada banyak pelanggan yang datang untuk membeli produk atau jasa dari Anda. Permasalahannya adalah apakah harganya terlalu rendah sehingga profit yang Anda dapatkan hanyalah ‘receh’ dan tidak begitu signifikan? Sebaliknya, jika harga yang Anda tawarkan terlalu mahal, pembeli akan melewatkan kesempatan berbelanja di tempat Anda, dan akan mencari alternatif produk atau jasa lainnya yang memiliki harga lebih terjangkau.
Menentukan harga yang tepat mungkin cukup sulit, tapi tidaklah mustahil. Anda bisa melakukan analisis pasar untuk mencari tahu karakter calon pelanggan. Apakah mereka dari golongan menengah ke atas atau ke bawah? Cari tahu juga harga yang ditetapkan pesaing bisnis Anda yang menjual produk atau jasa serupa. Kalau mau lebih akurat, Anda bisa melakukan survei atau bertanya langsung ke pelanggan mengenai kisaran harga yang mereka harapkan untuk produk atau jasa yang Anda jual.
5. Tidak Menyentuh Dunia Online Sama Sekali
Sekarang ini, apa pun yang dilakukan secara online dan siapa saja bisa mengakses banyak hal secara online. Nah, ketika seseorang ingin membeli sesuatu, dari mana mereka mencari infonya? Ya, dari mesin pencarian online. Kalau bisnis Anda tidak bisa ditemukan secara online, Anda bisa saja melewatkan banyak kesempatan untuk mendapatkan pelanggan, yang berujung kepada bisnis yang tidak kunjung mendapatkan profit.
Meski bisnis belum lama dan masih tergolong bisnis kecil, pastikan Anda memiliki situs atau akun media sosial untuk berbagi info. Kalaupun bisnis tidak terjadi secara online, situs atau akun media sosial bisa membantu masyarakat untuk mempelajari produk atau jasa yang Anda tawarkan. Keberadaan bisnis secara online akan memudahkan calon pelanggan untuk menghubungi atau menemukan lokasi bisnis Anda. Jika memiliki situs, usahakan agar pelanggan Anda meninggalkan review. Anda juga bisa mengunggah penilaian positif di akun media sosial. Review yang baik akan membuat bisnis Anda terpercaya dan dipertimbangkan oleh calon pelanggan lain.
1. Tidak Punya Rencana Bisnis yang Baik
Anda harus punya rencana bisnis hingga beberapa waktu mendatang. Selain bisa menjadi panduan kerja bagi Anda dan tim, rencana bisnis yang baik dan rapi juga bisa menjadi patokan untuk pengaturan keuangan bisnis.
Ketika terjun ke dunia bisnis, cara Anda menangani masalah merupakan hal yang cukup krusial. Anda akan dituntut untuk jeli melihat risiko masalah dan mengatasinya sebelum menjadi masalah yang lebih besar lagi. Anda juga dituntut untuk memiliki solusi cepat untuk setiap tantangan yang mungkin muncul. Oleh karena itu, rencana bisnis yang dilakukan di awal juga harus menyertakan rencana cadangan sebagai langkah antisipasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Siapkan beberapa skenario masalah dan siapkan beberapa alternatif solusi untuk tiap masalah.
2. Semua Kendali Hanya di Tangan Anda
Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan kecil dan berkembang. Meski tim memiliki tim yang kecil, tapi bukan berarti Andalah yang mengatur segalanya dan tim hanya pion yang menjalankan perintah. Bisnis yang masih berkembang biasanya juga menempatkan seseorang dengan beberapa peran sekaligus. Misalnya, bisnis Anda membutuhkan manajer, akuntan, sekretaris, salesman, dan penjaga toko. Anda tidak mungkin menjadi manajer sekaligus akuntan dan salesman, bukan? Bisa multi-tasking adalah kemampuan yang baik dan patut diacungi jempol, namun multi-job bisa mengurangi sifat pengawasan dan mengurangi daya kontrol pada tiap-tiap peran.
Ada baiknya, ketika Anda akan membangun bisnis, bentuklah tim dengan orang-orang yang ahli di bidang tertentu. Kendali tidak hanya ada di tangan Anda. Lagipula, adanya banyak kepala dalam satu perusahaan akan membawa banyak ide yang bisa melahirkan sudut pandang yang baru.
3. Pencatatan dan Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Nah, faktor yang satu ini juga sangat mempengaruhi peluang bisnis untuk mendapatkan profit. Untuk menghitung skala kesuksesan bisnis, Anda harus mengetahui dengan persis kondisi keuangan. Berapa aset yang dimiliki? Berapa banyak dana yang diputar sehari-hari dan berapa jumlah rata-rata keuntungan yang didapat tiap bulan? Kalau hal ini saja tidak tahu, bagaimana mungkin bisa memperoleh profit. Di dunia bisnis, tidak boleh ada ruang untuk pengelolaan keuangan yang berantakan. Begitu juga dengan pencatatan keuangan. Hindari keterlambatan dalam mencatat segala jenis pengeluaran dan pemasukan. Keterlambatan ini bisa membuat Anda mengira masih ada dana yang tersisa, sementara cash flow justru negatif pada kenyataannya.
Rekening bank yang tidak dibuat terpisah juga bisa memperparah pengelolaan keuangan. Kalau masih mengelola bisnis rumahan atau kecil-kecilan, tidak ada masalah jika menggunakan satu rekening bank saja. Namun, hal ini bisa berbahaya jika sudah memulai bisnis yang serius. Rekening bank bersama bisa berisiko menyebabkan kelalaian dalam pencatatan keuangan. Contoh paling mudahnya adalah dana darurat untuk Anda. Katakanlah, Anda memiliki keperluan mendadak dan mengambil uang dari rekening bank. Setelah dihitung ulang, ternyata sebagian dana yang diambil merupakan uang milik bisnis Anda. Kalau bujet Anda berlimpah, tentu hal ini bisa diakali. Namun, bagaimana kalau bujet Anda pas-pasan?
4. Mematok Harga Produk Atau Jasa yang Kurang Tepat
Ketika memasang harga jual untuk produk atau jasa dalam bisnis, sudahkah memperhitungkannya dengan masak? Jika mematok harga yang rendah, tentu saja profit akan sulit didapat. Pastinya akan ada banyak pelanggan yang datang untuk membeli produk atau jasa dari Anda. Permasalahannya adalah apakah harganya terlalu rendah sehingga profit yang Anda dapatkan hanyalah ‘receh’ dan tidak begitu signifikan? Sebaliknya, jika harga yang Anda tawarkan terlalu mahal, pembeli akan melewatkan kesempatan berbelanja di tempat Anda, dan akan mencari alternatif produk atau jasa lainnya yang memiliki harga lebih terjangkau.
Menentukan harga yang tepat mungkin cukup sulit, tapi tidaklah mustahil. Anda bisa melakukan analisis pasar untuk mencari tahu karakter calon pelanggan. Apakah mereka dari golongan menengah ke atas atau ke bawah? Cari tahu juga harga yang ditetapkan pesaing bisnis Anda yang menjual produk atau jasa serupa. Kalau mau lebih akurat, Anda bisa melakukan survei atau bertanya langsung ke pelanggan mengenai kisaran harga yang mereka harapkan untuk produk atau jasa yang Anda jual.
5. Tidak Menyentuh Dunia Online Sama Sekali
Sekarang ini, apa pun yang dilakukan secara online dan siapa saja bisa mengakses banyak hal secara online. Nah, ketika seseorang ingin membeli sesuatu, dari mana mereka mencari infonya? Ya, dari mesin pencarian online. Kalau bisnis Anda tidak bisa ditemukan secara online, Anda bisa saja melewatkan banyak kesempatan untuk mendapatkan pelanggan, yang berujung kepada bisnis yang tidak kunjung mendapatkan profit.
Meski bisnis belum lama dan masih tergolong bisnis kecil, pastikan Anda memiliki situs atau akun media sosial untuk berbagi info. Kalaupun bisnis tidak terjadi secara online, situs atau akun media sosial bisa membantu masyarakat untuk mempelajari produk atau jasa yang Anda tawarkan. Keberadaan bisnis secara online akan memudahkan calon pelanggan untuk menghubungi atau menemukan lokasi bisnis Anda. Jika memiliki situs, usahakan agar pelanggan Anda meninggalkan review. Anda juga bisa mengunggah penilaian positif di akun media sosial. Review yang baik akan membuat bisnis Anda terpercaya dan dipertimbangkan oleh calon pelanggan lain.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Ardhan Ashary Nasution
21 December 2023
Terima Kasih informasi nya sangat bagus
Balas
.0
Azizah Shakila Maryam
26 November 2023
Sangat bermanfaat dan menarik
Balas
.0