13 September 2018
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Mendapat tambahan modal usaha dari investor bukanlah sesuatu yang mustahil, bahkan bagi Anda yang baru memulai usaha. Tapi, sebaiknya Anda siapkan dulu semua hal yang diperlukan, sebelum mencari dan mengajukan penawaran kerjasama kepada investor.
Sebagai pertimbangan, coba ikuti cara-cara berikut ini, agar Anda tampak lebih profesional dan memiliki kredibilitas tinggi.
1. Berikan Sebuah Bisnis, Bukan Sekadar Ide
Sebuah ide bisa diungkapkan oleh siapa saja, namun sebuah bisnis hanya bisa diungkapkan oleh orang-orang yang sudah siap. Investor tentunya tak ingin mendengar sekadar ide dari Anda, tetapi sebuah bisnis yang bisa berjalan ke depannya. Contoh mudahnya saja seperti ketika Anda ingin membeli produk yang sifatnya pre-order. Kalau tidak benar-benar tahu barang jadinya, Anda pasti ragu untuk melakukan transaksi tersebut, bukan?
Hal ini juga sama seperti yang dirasakan oleh calon investor, ketika Anda hanya memberikan ide pada mereka. Tunjukkan bahwa bisnis yang Anda tawarkan benar-benar bisa berjalan ke depannya. Bukan sekadar omong kosong dan impian yang tak ada fakta konkretnya. Dengan menunjukkan bisnis, investor juga akan lebih mudah memahami apa yang akan mereka dapatkan dari Anda.
Untuk itu, Anda harus memiliki model bisnis yang baik dan bisa dipahami oleh calon investor. Jangan memberikan ide yang inovatif yang di luar nalar mereka. Hal ini justru bisa menjadi boomerang, karena calon investor tak bisa percaya pada Anda. Ikuti langkah-langkah membuat model bisnis yang baik dari para pakar. Anda bisa membacanya di buku, menonton video di YouTube atau bertanya langsung pada orang yang telah dipercayai.
Bila perlu lakukan rehearsal pengajuan proposal di depan orang lain terlebih dahulu, agar model bisnis Anda bisa dievaluasi untuk hasil yang lebih baik. Jangan ragu untuk bertanya pada orang lain dan meminta bantuan mereka untuk membuat proposal yang sempurna bagi perusahaan Anda dan calon investor.
2. Arus Kas yang Baik
Hal lainnya yang harus dimiliki sebelum mencari investor adalah arus kas yang baik. Bila arus kas yang Anda miliki belum tertata, rapikan sekarang juga. Jangan terburu mencari investor sebelum memiliki keuangan yang baik. Pasalnya, investor pasti akan melihat bagaimana cara Anda mengatur keuangan, apakah Anda termasuk orang yang bisa melakukannya dengan baik atau tidak. Ketika investor bisa melihat hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk mengambil keputusan.
Sama seperti ketika menilai seorang pegawai, ketika ia memiliki rekam jejak yang baik di pekerjaannya, pasti Anda bisa lebih percaya padanya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan daripada pegawai yang memiliki rekam jejak kurang baik. Atur kembali keuangan Anda terlebih dahulu, perhatikan baik-baik apa benar arus kas cenderung surplus, jika tidak diperhatikan, bagaimana Anda bisa membuatnya terlihat lebih baik?
3. Rincian Dana yang Dibutuhkan Harus Jelas dan Fokus
Tak hanya model bisnis yang oke dan arus kas yang baik, rincian dana yang dibutuhkan di dalam proposal pun harus jelas dan fokus. Jangan memasukkan dana dalam jumlah kira-kira karena hal ini bisa mempengaruhi kredibilitas Anda di mata investor. Pikirkan baik-baik tiap dana yang dikeluarkan di proposal Anda. Benarkah dana itu perlu? Benarkah jumlahnya benar? Sudahkah kebutuhan dana ini fokus pada tujuan dari proyek kali ini?
Misalnya, Anda ingin mencari investor untuk proyek pengembangan perangkat lunak untuk basis data pegawai, namun Anda justru mengeluarkan dana besar untuk biaya pengadaan ruangan daripada biaya untuk pengadaan alat-alat untuk membuat perangkat lunak tersebut. Hal ini bisa menimbulkan pertanyaan di benak para investor.
4. Ketahui Apa yang Diinginkan Investor
Investor memang berbeda dengan pelanggan, namun Anda juga harus mengetahui apa yang diinginkan oleh mereka. Keinginan mereka juga berbeda dengan pelanggan, apalagi ketika Anda mengajukan dana dalam jumlah besar. Investor A dan B meski memiliki tujuan yang sama bisa jadi keinginannya berbeda. Oleh karena itu, jangan buru-buru memilih investor karena dapat mengganggu kredibilitas Anda ketika tak bisa memberikan apa yang telah dijanjikan.
Jangan melakukan silat lidah hanya demi mendapatkan uang. Misalnya, Anda berkata pada investor A bahwa produk, jasa, atau kegiatan akan memiliki hal yang diinginkan oleh investor tersebut. Sedangkan Anda berkata sebaliknya kepada investor B. Hal ini bisa berujung pada dampak buruk pada kredibilitas di mata investor, meski proyek Anda berhasil sekalipun.
5. Miliki Profil Perusahaan yang Baik
Selain memiliki bisnis yang bisa dijalankan dan mengetahui keinginan investor, Anda juga harus bisa memberikan profil perusahaan yang baik pada calon investor. Profil perusahaan ini tak hanya berisi rekam jejak perusahaan dalam dunia bisnis, tetapi juga tentang tim yang ada di dalamnya. Perkenalkan pada investor bahwa Anda bisa membuat bisnis jadi kenyataan dengan tim yang solid dan berpengalaman. Bila perlu, presentasikan prestasi-prestasi dari tim Anda dan hasil apa saja yang sudah ada dari tangan mereka agar calon investor bisa makin percaya.
6. Miliki Target Market yang Sesuai dengan Para Calon Investor
Meski Anda merasa bahwa investor tertentu cocok dengan Anda, sebaiknya pikirkan dua kali. Apakah benar cocok atau tidak? Investor tersebut bisa jadi memiliki target pasar yang berbeda dari Anda, dan sedang fokus kepada target market yang ia dalami. Contohnya, ketika Anda ingin menawarkan investor tentang bisnis makanan pendamping ASI (MPASI), bukan berarti Anda bisa menarget semua investor yang ingin mengembangkan berinvestasi di bisnis tersebut.
Meskipun ia juga menarget ibu-ibu yang membutuhkan MPASI, namun bisa jadi umur dan demografisnya berbeda dengan Anda. Perhatikan juga Social Economy Status atau SES target pasar dari calon investor Anda. Berbeda SES berbeda pula yang diajukan. Sama seperti semua orang butuh pakaian, tetapi tak semuanya ingin memakai pakaian yang sama, bukan?
7. Miliki Daftar Investor Target
Setelah mengetahui seluk beluk para investor dan menyiapkan apa yang diperlukan, sebaiknya miliki juga daftar investor target utama Anda. Dengan begitu, Anda bisa memberikan upaya lebih untuk mendapatkan dana dari mereka. Daripada membuang banyak waktu dan biaya untuk investor yang kurang cocok dengan target market dan model bisnis Anda, lebih baik fokuskan pada beberapa investor target. Dengan begitu, Anda akan lebih fokus dan mereka juga paham bahwa Anda tak main-main dengan mereka.
Ada banyak yang harus Anda persiapkan sebelum maju ke investor. Jangan terburu-buru dalam melakukan persiapan di atas kalau tidak ingin mendapatkan kegagalan fatal nantinya. Ingat, di sini Anda juga mempertaruhkan kredibilitas perusahaan dan tim. Gagal sudah biasa, namun ketika kredibilitas yang dipertaruhkan Anda tak boleh main-main.
Sebagai pertimbangan, coba ikuti cara-cara berikut ini, agar Anda tampak lebih profesional dan memiliki kredibilitas tinggi.
1. Berikan Sebuah Bisnis, Bukan Sekadar Ide
Sebuah ide bisa diungkapkan oleh siapa saja, namun sebuah bisnis hanya bisa diungkapkan oleh orang-orang yang sudah siap. Investor tentunya tak ingin mendengar sekadar ide dari Anda, tetapi sebuah bisnis yang bisa berjalan ke depannya. Contoh mudahnya saja seperti ketika Anda ingin membeli produk yang sifatnya pre-order. Kalau tidak benar-benar tahu barang jadinya, Anda pasti ragu untuk melakukan transaksi tersebut, bukan?
Hal ini juga sama seperti yang dirasakan oleh calon investor, ketika Anda hanya memberikan ide pada mereka. Tunjukkan bahwa bisnis yang Anda tawarkan benar-benar bisa berjalan ke depannya. Bukan sekadar omong kosong dan impian yang tak ada fakta konkretnya. Dengan menunjukkan bisnis, investor juga akan lebih mudah memahami apa yang akan mereka dapatkan dari Anda.
Untuk itu, Anda harus memiliki model bisnis yang baik dan bisa dipahami oleh calon investor. Jangan memberikan ide yang inovatif yang di luar nalar mereka. Hal ini justru bisa menjadi boomerang, karena calon investor tak bisa percaya pada Anda. Ikuti langkah-langkah membuat model bisnis yang baik dari para pakar. Anda bisa membacanya di buku, menonton video di YouTube atau bertanya langsung pada orang yang telah dipercayai.
Bila perlu lakukan rehearsal pengajuan proposal di depan orang lain terlebih dahulu, agar model bisnis Anda bisa dievaluasi untuk hasil yang lebih baik. Jangan ragu untuk bertanya pada orang lain dan meminta bantuan mereka untuk membuat proposal yang sempurna bagi perusahaan Anda dan calon investor.
2. Arus Kas yang Baik
Hal lainnya yang harus dimiliki sebelum mencari investor adalah arus kas yang baik. Bila arus kas yang Anda miliki belum tertata, rapikan sekarang juga. Jangan terburu mencari investor sebelum memiliki keuangan yang baik. Pasalnya, investor pasti akan melihat bagaimana cara Anda mengatur keuangan, apakah Anda termasuk orang yang bisa melakukannya dengan baik atau tidak. Ketika investor bisa melihat hal tersebut, maka ia akan lebih mudah untuk mengambil keputusan.
Sama seperti ketika menilai seorang pegawai, ketika ia memiliki rekam jejak yang baik di pekerjaannya, pasti Anda bisa lebih percaya padanya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan daripada pegawai yang memiliki rekam jejak kurang baik. Atur kembali keuangan Anda terlebih dahulu, perhatikan baik-baik apa benar arus kas cenderung surplus, jika tidak diperhatikan, bagaimana Anda bisa membuatnya terlihat lebih baik?
3. Rincian Dana yang Dibutuhkan Harus Jelas dan Fokus
Tak hanya model bisnis yang oke dan arus kas yang baik, rincian dana yang dibutuhkan di dalam proposal pun harus jelas dan fokus. Jangan memasukkan dana dalam jumlah kira-kira karena hal ini bisa mempengaruhi kredibilitas Anda di mata investor. Pikirkan baik-baik tiap dana yang dikeluarkan di proposal Anda. Benarkah dana itu perlu? Benarkah jumlahnya benar? Sudahkah kebutuhan dana ini fokus pada tujuan dari proyek kali ini?
Misalnya, Anda ingin mencari investor untuk proyek pengembangan perangkat lunak untuk basis data pegawai, namun Anda justru mengeluarkan dana besar untuk biaya pengadaan ruangan daripada biaya untuk pengadaan alat-alat untuk membuat perangkat lunak tersebut. Hal ini bisa menimbulkan pertanyaan di benak para investor.
4. Ketahui Apa yang Diinginkan Investor
Investor memang berbeda dengan pelanggan, namun Anda juga harus mengetahui apa yang diinginkan oleh mereka. Keinginan mereka juga berbeda dengan pelanggan, apalagi ketika Anda mengajukan dana dalam jumlah besar. Investor A dan B meski memiliki tujuan yang sama bisa jadi keinginannya berbeda. Oleh karena itu, jangan buru-buru memilih investor karena dapat mengganggu kredibilitas Anda ketika tak bisa memberikan apa yang telah dijanjikan.
Jangan melakukan silat lidah hanya demi mendapatkan uang. Misalnya, Anda berkata pada investor A bahwa produk, jasa, atau kegiatan akan memiliki hal yang diinginkan oleh investor tersebut. Sedangkan Anda berkata sebaliknya kepada investor B. Hal ini bisa berujung pada dampak buruk pada kredibilitas di mata investor, meski proyek Anda berhasil sekalipun.
5. Miliki Profil Perusahaan yang Baik
Selain memiliki bisnis yang bisa dijalankan dan mengetahui keinginan investor, Anda juga harus bisa memberikan profil perusahaan yang baik pada calon investor. Profil perusahaan ini tak hanya berisi rekam jejak perusahaan dalam dunia bisnis, tetapi juga tentang tim yang ada di dalamnya. Perkenalkan pada investor bahwa Anda bisa membuat bisnis jadi kenyataan dengan tim yang solid dan berpengalaman. Bila perlu, presentasikan prestasi-prestasi dari tim Anda dan hasil apa saja yang sudah ada dari tangan mereka agar calon investor bisa makin percaya.
6. Miliki Target Market yang Sesuai dengan Para Calon Investor
Meski Anda merasa bahwa investor tertentu cocok dengan Anda, sebaiknya pikirkan dua kali. Apakah benar cocok atau tidak? Investor tersebut bisa jadi memiliki target pasar yang berbeda dari Anda, dan sedang fokus kepada target market yang ia dalami. Contohnya, ketika Anda ingin menawarkan investor tentang bisnis makanan pendamping ASI (MPASI), bukan berarti Anda bisa menarget semua investor yang ingin mengembangkan berinvestasi di bisnis tersebut.
Meskipun ia juga menarget ibu-ibu yang membutuhkan MPASI, namun bisa jadi umur dan demografisnya berbeda dengan Anda. Perhatikan juga Social Economy Status atau SES target pasar dari calon investor Anda. Berbeda SES berbeda pula yang diajukan. Sama seperti semua orang butuh pakaian, tetapi tak semuanya ingin memakai pakaian yang sama, bukan?
7. Miliki Daftar Investor Target
Setelah mengetahui seluk beluk para investor dan menyiapkan apa yang diperlukan, sebaiknya miliki juga daftar investor target utama Anda. Dengan begitu, Anda bisa memberikan upaya lebih untuk mendapatkan dana dari mereka. Daripada membuang banyak waktu dan biaya untuk investor yang kurang cocok dengan target market dan model bisnis Anda, lebih baik fokuskan pada beberapa investor target. Dengan begitu, Anda akan lebih fokus dan mereka juga paham bahwa Anda tak main-main dengan mereka.
Ada banyak yang harus Anda persiapkan sebelum maju ke investor. Jangan terburu-buru dalam melakukan persiapan di atas kalau tidak ingin mendapatkan kegagalan fatal nantinya. Ingat, di sini Anda juga mempertaruhkan kredibilitas perusahaan dan tim. Gagal sudah biasa, namun ketika kredibilitas yang dipertaruhkan Anda tak boleh main-main.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Nawawi
12 October 2024
Artikel yang bagus dan menambah wawasan.
Balas
.0
Sonia Rahelga
26 July 2024
Artikel yang bagus dan menambah wawasan.
Balas
.0