Informasi Artikel

Penulis Artikel

Aliah Abdullah

Memutar laba kembali ke dalam bisnis adalah salah satu strategi keuangan paling fundamental yang membedakan usaha yang stagnan dengan usaha yang bertumbuh pesat. Keuntungan yang didapatkan perusahaan, setelah dikurangi semua biaya operasional, pajak, dan penarikan pribadi, bukanlah sekadar "uang sisa" yang bisa dinikmati, melainkan sumber daya finansial internal yang paling berharga. 

Artikel ini akan membahas secara rinci bagaimana mekanisme Laba Ditahan (Retained Earnings) bekerja, langkah-langkah praktis untuk memisahkan dan mengalokasikan laba secara strategis, serta cara menginvestasikannya kembali agar dana tersebut berfungsi sebagai modal yang efektif untuk ekspansi, peningkatan efisiensi, dan penguatan posisi keuangan perusahaan di masa mendatang. 

 

Cara Mengatur Laba untuk Modal

Berikut ini beberapa cara mengatur laba agar bisa diputar kembali untuk modal:

 

1. Memisahkan Laba dan Menghitung Laba Ditahan

Langkah pertama adalah memastikan laba benar-benar tersedia untuk diputar kembali.

  • Tentukan Laba Bersih : Pastikan Anda menghitung laba bersih setelah dikurangi semua beban operasional, bunga, dan pajak.
  • Pisahkan Laba : Hindari mencampur laba pribadi dengan laba bisnis. Segera pisahkan porsi laba yang akan ditarik oleh pemilik (misalnya, gaji pemilik atau dividen) dari porsi yang akan ditahan untuk bisnis.
  • Hitung Laba Ditahan (Retained Earnings) : Laba Ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang tidak dibayarkan kepada pemegang saham (atau pemilik) sebagai dividen, melainkan dipertahankan untuk diinvestasikan kembali dalam bisnis.


 

2. Strategi Pengaturan dan Alokasi Laba

Setelah laba ditahan dihitung, alokasikan dana tersebut ke pos-pos modal yang jelas.

  • Alokasi Dana Cadangan : Tetapkan persentase laba ditahan untuk tujuan spesifik berikut ini:
  1. Modal Kerja: Digunakan untuk operasional harian, membeli bahan baku, atau menambah stok
  2. Cadangan Ekspansi: Digunakan untuk proyek besar, seperti membeli mesin baru, membuka cabang, atau mengembangkan produk.
  3. Dana Darurat/Risiko: Cadangan untuk menghadapi kerugian tak terduga atau krisis.
  • Kebijakan Dividen yang Konservatif : Jika bisnis Anda berbentuk PT atau memiliki banyak investor, terapkan kebijakan dividen yang konservatif. Artinya, persentase laba yang dibagikan sebagai dividen harus kecil agar mayoritas laba bisa ditahan sebagai modal pertumbuhan.
  • Gunakan Anggaran Berbasis Proyek : Sebelum menggunakan laba ditahan, buat rencana anggaran untuk proyek yang akan didanai. Misalnya, jika laba akan digunakan untuk membeli peralatan baru, hitung secara detail seperti : berapa biaya peralatan? bagaimana peralatan ini akan meningkatkan pendapatan?kapan Break-Even Point (BEP) investasi tersebut?


 

3. Memutar Laba Menjadi Modal Kerja dan Ekspansi (Reinvestasi Laba)


Ini adalah proses krusial dimana laba bersih usaha setelah pajak dialokasikan kembali ke dalam operasional usaha. Reinvestasi laba bisa meningkatkan modal kerja usaha (selisih antara aset lancar dan liabilitas lancar). Modal kerja yang lebih besar memberikan likuiditas yang kuat, akan memungkinkan usaha untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (seperti membayar pemasok dan gaji), mengelola fluktuasi musiman, dan mengambil diskon tunai dari pembelian.

Reinvestasi laba juga berfungsi sebagai sumber pendanaan internal yang vital untuk ekspansi dan pertumbuhan jangka panjang. Dana ini bisa digunakan untuk berinvestasi pada aset tetap yang baru (seperti mesin atau pabrik), melakukan penelitian dan pengembangan (R & D), memasuki pasar baru, meningkatkan kapasitas produksi, atau mengakuisisi bisnis lain.

Dengan melakukan reinvestasi laba, usaha Anda akan terhindar ketergantungan pada utang atau pendanaan eksternal yang mahal, memungkinkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan mandiri.

 

4. Analisis Kelayakan Investasi (ROI)


Sebelum laba diputar, evaluasi apakah investasi tersebut layak secara finansial.

  • Hitung ROI (Return on Investment): Pastikan investasi modal baru (misalnya membeli mesin baru) akan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi daripada jika dana tersebut hanya didepositokan di bank.
  • Prioritaskan: Dahulukan investasi modal yang menawarkan ROI tertinggi dan risiko terendah (misalnya, menambah stok barang yang penjualannya sudah pasti laris).

Dengan menerapkan pengaturan ini, laba tidak hanya sekadar "uang sisa," tetapi menjadi sumber pendanaan internal (modal) yang terencana dan strategis untuk mendorong pertumbuhan bisnis Anda tanpa terlalu bergantung pada utang eksternal.

Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang cara mengelola usaha, Anda bisa langsung login ke website daya.id. Ada beragam artikel seputar kelola usaha hingga tips meningkatkan kapasitas usaha. Manfaatkan juga fitur Tanya Ahli  untuk mendapatkan jawaban langsung dari ahlinya Ayo segera daftarkan diri, agar Anda mendapatkan manfaat lebih dari website ini!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

14 Penilaian

Artikel Terkait

Artikel Ahli
5.0
Meningkatkan Usaha

Cara Mengatur Keuangan Bisnis di Masa Pandemi

02 Juli 2021

5.0
Meningkatkan Usaha

Kenali Apa Itu Payroll dan Cara Kerja Payroll di Perusahaan

25 Januari 2021

5.0
Meningkatkan Usaha

2 Sanksi Bagi Wajib Pajak UMKM Bila Anda Tidak Taat

01 November 2023

5.0
Meningkatkan Usaha

Panduan Cara Membuat Jurnal Penutupan Usaha Dagang dan Contohnya

21 Februari 2021

Berikan Pendapat Anda

Jujun Junaedi

06 November 2025

Terima kasih informasi yang mantap

Balas

. 0

Jujun Junaedi

06 November 2025

Terima kasih informasi yang mantap

Balas

. 0

Jujun Junaedi

06 November 2025

Terima kasih informasi yang mantap

Balas

. 0

Jujun Junaedi

06 November 2025

Terima kasih informasi yang mantap

Balas

. 0

Jujun Junaedi

06 November 2025

Terima kasih informasi yang mantap

Balas

. 0

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS