Dirilis

13 September 2022

Penulis

Alviko Ibnugroho

Meskipun miris, faktanya perkembangan kejahatan siber atau cyber crime di Indonesia terjadi begitu pesat. Maka itulah pentingnya literasi digital terkait bagaimana mewaspadai menangkal cyber crime terutama di industri keuangan.

Sayangnya, saat ini banyak sekali masyarakat Indonesia yang masih belum memahami tata cara dan etika yang benar ketika berada diruang digital sehingga tidak heran jika angka kejahatan siber di Indonesia berkembang pesat dan korban akibat cyber crime pun semakin meningkat. Hal tersebut bisa di lihat dalam data dibawah ini.

Berdasarkan situs patrolisiber.id, terdapat 15,152 aduan cyber crime yang dilaporkan semenjak Januari hingga September 2021, dengan total kerugian mencapai Rp3,88 triliun. Adapun sebanyak 4,601 kasus diantaranya, merupakan kasus terkait penipuan yang paling banyak dilaporkan.

Menurut data tersebut, platform yang paling banyak digunakan dalam kasus cyber crime merupakan aplikasi WhatsApp, sebanyak 8,357 kasus. Kemudian ada Instagram, dengan 2,621 kasus. Serta platform Telpon/SMS, sebanyak 2,324 kasus.

Jawa barat merupakan provinsi dengan kasus cyber crime terbanyak, yakni 3,090 kasus. Kejahatan siber juga banyak terjadi di provinsi DKI Jakarta dengan jumlah terlapor sebanyak 2,556 kasus, dan Jawa timur sebanyak 1,577 kasus.

 

Pentingnya Literasi Digital Bagi Masyarakat Indonesia


Perkembangan teknologi saat ini sudah melekat pada kehidupan masyarakat, sehingga mau tidak mau, masyarakat Indonesia harus bisa beradaptasi agar tidak ketinggalan jaman. Namun di sisi lain, tentu cyber crime merupakan tantangan yang harus dihadapi.

Untuk itu, diperlukan kemampuan literasi digital, agar Anda tidak mudah tertipu dengan oknum-oknum pelaku kejahatan siber. Berdasarkan Paul Glister, literasi digital sendiri merupakan kemampuan dalam memahami dan menggunakan informasi yang didapatkan melalui berbagai sumber teknologi.

Dengan adanya kemampuan literasi digital, masyarakat dituntut untuk dapat berpikir kritis dan kreatif. Masyarakat juga mampu menyaring dan mengolah informasi dengan benar, sehingga dapat menghindari berbagai kejahatan siber.

 

Ketahui Kasus Penipuan yang Marak Terjadi

Alviko Ibnugroho, perencanan keuangan di Tanya Ahli Daya.id pun sebenarnya pernah menjadi korban cyber crime. Meskipun tertipu dengan nominal yang tak terlalu besar, hal itu tetap memberikan trauma tersendiri untuk Alviko. Inilah yang menginspirasi Alviko untuk sedikit membagikan kisah yang pernah dialami. Begini kisahnya.

Bulan Februari 2021 lalu, Alviko mendapatkan pesan di WhatsApp oleh seorang yang mengaku sebagai anggota Polri dari Polda Jawa Timur. Tak tanggung-tanggung pelaku juga melampirkan foto kartu keanggotaannya, sehingga tampak mudah dipercaya.

Pelaku menghubungi dengan maksud ingin menyewa kos-kosan milik Alviko selama dua bulan untuk dua kamar. Singkat cerita, ketika sudah dalam proses pembayaran, pelaku menolak untuk mentransfer ke rekening yang Alviko miliki, dan meminta rekening dengan bank lainnya. Alhasil, Alviko memberikan nomor rekening salah satu anggota keluarga.

Kemudian pelaku kembali menghubungi dengan mengirimkan bukti pembayaran sebesar Rp8 juta, padahal seharusnya pelaku mentransfer sebesar Rp5 juta. Ternyata modus yang pelaku gunakan merupakan transfer kelebihan uang.

Dari situlah pelaku tak henti-hentinya menelepon dengan alasan kelebihan transfer, dan mendesak untuk harus segera mengembalikannya. Pelaku tidak ingin menunggu, padahal Alviko perlu mengecek apakah jumlah uang yang dikirimkan benar-benar masuk ke rekening keluarga. Karena pelaku sangat menekan dan mengintimidasi, tanpa pikir panjang akhirnya Alviko mentransfer nominal yang dimaksud sebanyak Rp3 juta. Namun ternyata, setelah dicek, tidak ada dana yang masuk ke rekening keluarga.

Setelah menyadari bahwa kena tipu, Alviko segera melapor ke polisi, juga ke patrolisiber, dan kominfo.id. Dari situlah Alviko mendapat informasi, bahwa sudah ada 17 pelapor pada hari itu atas kasus penipuan dengan modus yang sama kepada para pemilik kos. 

Modus penipuan tersebut adalah penipu terus mendesak, menelepon korban secara terus menerus, hingga mengintimidasi korban untuk melakukan yang dia instruksikan. Sehingga membuat kita panik dan tidak bisa berpikir secara logis. Dari kejadian ini, harapannya Anda dapat lebih berhati-hati terhadap penipuan yang marak terjadi.

Kejahatan di dunia maya sangat marak terjadi di 2 tahun belakangan ini. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah yang menjadi penyebab cyber crime? Bagaimana cara kita mengantisipasi kejahatan siber tersebut? Mari kita simak di tulisan seri yang kedua.

Apabila Anda masih memiliki pertanyaan terkait bagaimana cara mengatur keuangan pribadi Anda, Anda dapat mengakses fitur Tanya Ahli dan dapat berdiskusi lebih lanjut dengan para ahli. Anda juga dapat mengunjungi Daya.id untuk mengetahui tips dan peluang usaha lainnya. Jangan lupa segera daftarkan diri Anda untuk bisa mendapatkan manfaat menarik lainnya!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

21 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

JUWENAH

10 Desember 2023

Emang harus Extra waspada dan harus sering gabti password supaya tidak dibobol

Balas

. 0

Hartawan Saleh Siregar

10 November 2022

👍👍

Balas

. 0

EGON MARTIN

10 November 2022

Sangat bermanfaat!! utk pengetahuan..

Balas

. 0

Deky eka putra amili

10 November 2022

Mantap

Balas

. 0

Agung subangkit

07 November 2022

Mantab

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS