Dirilis

16 November 2021

Penulis

Lilis Trisnawati. S.Gz.MM.RD

Diet flexitarian pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli gizi dari Amerika Serikat yang bernama Dawn Jackson Blatner, pada sekitar tahun 2009. Asal kata flexitarian diambil dari kata fleksibel dan vegetarian, di mana pada diet ini, konsumsi sumber makanan yang diutamakan adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan. 

Walau begitu, seseorang yang melakukan diet flexitarian masih dapat mengonsumsi makanan yang berasal dari hewani seperti daging, unggas, ikan, serta susu dan olahannya, namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Batasan jumlah sumber makanan yang berasal dari hewani tidak ditentukan secara khusus, namun hal ini bergantung pada kecocokan masing-masing individu, di mana ada yang mengonsumsi sumber makanan hewani 1x per hari atau 2x per minggu.

 

Pola Konsumsi Diet Flexitarian

Berikut adalah gambaran pola konsumsi makan untuk seseorang dengan diet flexitarian:
  1. Konsumsi karbohidrat sekitar 30–40% dari total kalori. Jenis karbohidrat yang dikonsumsi adalah beras (putih/merah/coklat), pasta, kentang dan quinoa.
  2. Konsumsi sayuran sekitar 40% dari total kalori. Jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sayuran berdaun hijau, dengan cara pengolahan yang lebih dianjurkan untuk dibuat menjadi sup/dikukus/dipanggang.
  3. Konsumsi sumber protein yang berasal dari tumbuhan (protein nabati) sekitar 10–15% dari total kalori. Jenis protein nabati yang dikonsumsi antara lain: biji-bijian, kacang polong, dan kacang-kacangan lainnya termasuk olahannya seperti tahu atau tempe.
  4. Konsumsi sumber lemak yang baik bagi kesehatan sekitar 10–20% dari total kalori. Jenis sumber lemak yang digunakan pada diet ini berasal dari minyak zaitun, minyak kelapa, atau kacang tanah.
  5. Konsumsi sumber protein hewani sekitar 5–10% dari total kalori. Jenis sumber protein hewani yang dikonsumsi antara lain: daging sapi, susu dan olahannya, ikan, dan unggas.

Diet ini tidak menyarankan untuk konsumsi daging olahan, karbohidrat olahan, makanan cepat saji, gula, dan manisan.

Baca juga: Buah dan Sayur Penunjang Imunitas di kala COVID-19

Tahapan Diet Flexitarian

Diet flexitarian dikenal juga sebagai diet semi-vegetarian, di mana hal ini dapat membantu mereka yang memiliki asupan daging yang tinggi untuk mulai mengubah pola konsumsi hariannya. 

Berdasarkan data dari Adventist Health Study-2, diet semi-vegetarian adalah diet yang menganjurkan untuk membatasi konsumsi susu dan olahannya, disertai dengan atau tanpa telur dan daging (konsumsi daging merah dan unggas ≥1x per bulan). 

Terdapat 3 (tiga) tahapan untuk mengurangi asupan daging menurut diet flexitarian, yaitu:

1. Tahap Pemula
Pada tahap ini pelaku diet ditargetkan hanya makan sekitar 26 ons daging atau unggas per minggu dengan diselingi 2 (dua) hari tanpa daging.

2. Tahap Lanjutan
Pada tahap ini pelaku diet ditargetkan hanya makan sekitar 18 ons daging atau unggas per minggu dengan diselingi 3 (tiga) hingga 4 (empat) hari tanpa daging.

3. Tahap Ahli
Pada tahap ini pelaku diet ditargetkan hanya makan sekitar 9 ons daging atau unggas per minggu dengan diselingi lima hari tanpa daging.

 


Tahapan ini dapat membantu pelaku diet secara bertahap mulai mengurangi asupan daging dan unggas hingga mereka terbiasa melakukannya.

Manfaat Diet Flexitarian

Beberapa manfaat dari melakukan diet flexitarian adalah:
  1. Meningkatkan fungsi saluran cerna.
  2. Membantu menurunkan berat badan.
  3. Meningkatkan kualitas tidur.
  4. Meningkatkan angka harapan hidup dan menurunkan risiko penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, dan kanker.

Baca juga: 3 Jenis Diet Populer (Apa Manfaat & Efek Sampingnya?)

Selain itu, dengan melakukan diet ini, Anda juga akan membantu penurunan produksi karbon dioksida (CO₂) per tahun, di mana hal ini tentunya bermanfaat untuk menjaga kualitas udara di bumi ini, atau dengan kata lain mengurangi risiko terjadinya gangguan pernapasan dan peningkatan suhu bumi akibat efek rumah kaca. 

Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai kesehatan ataupun topik lainnya seperti usaha ataupun karir? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan juga untuk mendaftar ke daya.id dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya secara gratis. Mari kunjungi daya.id sekarang juga!
 

Sumber:

Persatuan Ahli Gizi Indonesia

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS