Dirilis

02 Agustus 2023

Penulis

Alin Kristiasti Fohan

Anak sehat adalah anak yang gemuk? Betulkah begitu? 

Sebagian kelompok masyarakat percaya dengan stigma ini, sehingga membuat beberapa orang tua mencari cara untuk bisa menambah berat badan anak. Seperti memberi susu tambahan, sampai memberi cemilan yang berlemak dan berkalori tinggi. 

Selain dianggap lebih sehat, anak yang gemuk biasanya memang lebih disukai karena dinilai lebih lucu. Anak-anak yang ginuk-ginuk memang terlihat sangat menggemaskan ya?

Padahal, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Selama berat badan anak masih sesuai dengan patokan berat badan normal menurut usianya, artinya anak termasuk kategori tumbuh baik dan sehat.  

Sebaliknya, cemilan yang awalnya dimaksudkan untuk menambah berat badan, justru bisa menjadi boomerang dan menyebabkan anak obesitas. Waduh!

 

Data Anak Obesitas di Indonesia

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, 3,8% anak Indonesia menderita obesitas, tapi jumlahnya menurun menjadi 3,5% di tahun 2022.

Meski demikian, menurut Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Lovely Daisy, jika dilihat dalam rentang waktu yang lebih panjang, angka tersebut sebetulnya meningkat 10 kali lipat dibandingkan data 4 dekade sebelumnya. dr. Lovely menyampaikan hal tersebut saat Press Breafing mengenai situasi terkini obesitas di Indonesia, yang disiarkan kanal Youtube Kemenkes RI pada Selasa, (11/7/2023).

Berita terbaru, anak laki-laki asal Bekasi, Jawa Barat, berusia 1 tahun viral di media sosial karena memiliki bobot 27 kilogram. Sementara berat badan ideal anak usia tersebut menurut WHO adalah 9,7kilogram. Kalau sudah begini, bukannya menggemaskan justru mengkhawatirkan, karena obesitas berisiko menyebabkan penyakit komplikasi lainnya, seperti masalah pernapasan, penyakit hati, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Penyebabnya bisa berbagai faktor, diantaranya adalah asupan makanan. 

 

Cara Cegah Obesitas Anak

Sebagai orang tua, Anda bisa membantu anak Anda untuk terhindar dari bahaya obesitas. Anda bisa mencegah obesitas pada anak dengan beberapa cara berikut ini:

•    Lakukan Ini

  1. Jadikan pola hidup sehat sebagai gaya hidup keluarga.
  2. Pastikan anak tidur cukup dan berkualitas, karena kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
  3. Batasi screen time  baik menonton televisi atau bermain game harian.


 

•    Jangan Lakukan Ini

  1. Membeli dan menyimpan camilan dengan kandungan natrium, gula, dan kalori tinggi di rumah.
  2. Malas bergerak dan berolahraga
  3. Memaksa anak menghabiskan seluruh hidangan jika ia sudah merasa kenyang
  4. Memberi iming-iming cemilan setelah makan malam



 

•    Opsi Cemilan 

Nah, biar tidak salah kasih cemilan yang malah bisa memicu obesitas, simak yuk beberapa strateginya berikut ini. 

Tapi sebagai catatan, untuk mencegah obesitas, bukannya anak sama sekali tidak boleh makan cemilan kok. Sesekali tentu tidak apa-apa asalkan tidak berlebihan dan diimbangi dengan makan makanan sehat sesuai kebutuhan gizinya. 

  1. Biskuit kemasan boleh secukupnya, buah-buahan segar lebih baik!
  2. Es krim boleh secukupnya, yoghurt lebih baik!
  3. Permen dan cokelat boleh secukupnya, agar-agar rendah gula lebih baik!
  4. Junkfood boleh secukupnya, makanan rumahan lebih baik! 


 

Deteksi Risiko Obesitas Anak

Sebagai upaya mendeteksi risiko obesitas pada Anak, Anda dapat konsultasi ke dokter secara berkala untuk menjalani penghitungan IMT (Indeks Masa Tubuh), terutama jika anak terlihat mengalami kelebihan berat badan. Selain mengukur IMT, dokter juga akan memeriksa pola makan, tingkat aktivitas anak, riwayat obesitas dalam keluarga, dan masalah kesehatan lainnya.

Pastikan Anda sudah memperhatikan terlebih dulu keluhan, perilaku, dan aktivitas anak. Catat makanan atau obat-obatan yang dikonsumsi untuk memudahkan penanganan oleh dokter.

Tabel nilai IMT yang ideal berdasarkan usia anak:


Anak disebut kurang gizi atau underweight, jika nilai IMTnya kurang dari rentang terendah. Sebaliknya, anak dikategorikan obesitas jika nilai IMT-nya di atas rentang tertinggi.

Rumus menghitung IMT: Contoh : 
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dengan berat badan 50 kilogram dan tinggi badan 1,2 meter.

Maka perhitungan IMT-nya adalah: 50 kg/(1,20 m)2 = 50/1,44 = 34,7 kg/m2

Berdasarkan hasil perhitungan IMT, anak tersebut termasuk dalam kategori obesitas.

Masih ada yang pertanyaan? Jangan ragu untuk bertanya dan  berdiskusi dengan ahli gizi kami di kolom Tanya Ahli! Silakan daftarkan juga diri Anda di daya.id untuk mengetahui berbagai tips dan info lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.8

11 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

M yusuf hutasuhut

04 Agustus 2023

Bermanfaat

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS