Dirilis

20 Januari 2022

Penulis

Oky Setiarso

Makanan pendamping ASI (MPASI) adalah makanan yang mudah dikonsumsi dan dicerna bayi setelah melewati fase 6 bulan. Pemberian MPASI dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi pada usia 6–24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain dari ASI. Peranan MPASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI lho, melainkan untuk melengkapi asupan bayi dengan zat gizi lain. Pengenalan pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap agar sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi. Saat MPASI diberikan, pemberian ASI harus tetap dilakukan.

Baca juga: Cara Mengatasi Anak Picky Eater

 

Mengapa MPASI diberikan di usia setelah 6 bulan?

Sejak baru lahir sampai berusia 6 bulan, bayi mendapatkan ASI secara esklusif.  Setelah usia bayi berusia diatas usia 6 bulan maka perlu diberikan makanan pendamping selain ASI. Setelah usia bayi 6 bulan, kebutuhan gizi harian bayi mengalami peningkatan sehingga asupan zat gizi dengan menyusu ASI saja tidak cukup memenuhinya.

Berikut hal-hal yang harus diketahui kenapa MPASI baru diberikan pada bayi berusia setelah 6 bulan

1.    ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga berumur 6 bulan
2.    Menunda makanan padat hingga bayi berumur 6 bulan dapat menghindarkan dari berbagai risiko penyakit
3.    Menunda pemberian makanan padat akan memberikan kesempatan sistem pencernaan bayi untuk berkembang dan siap menerima makanan nanti.
4.    Menunda pemberian makanan padat kepada bayi juga membantu para ibu untuk menjaga ketersediaan ASI

MPASI sendiri sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan harian bayi yang tidak dapat dipenuhi dengan hanya memberikan ASI saja.  Pemberian MPASI dalam bentuk makanan padat juga berfungsi untuk melatih kemampuan otot di mulut, kemampuan motorik bayi, dan mencegah permasalahan gizi yang dapat terjadi pada bayi.   

Pemberian makanan bayi sebenarnya tidak susah. Beberapa pilihan MPASI untuk bayi menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu:

•    Sayuran yang dihaluskan (puree) misalnya wortel, ubi, kentang, brokoli.
•    Buah-buahan yang dihaluskan (puree), seperti apel, pir, mangga, pepaya, alpukat dan pisang yang ditumbuk.
•    Bubur yang terbuat dari nasi, tepung beras, bisa ditambahkan dengan ASI, kaldu ayam atau kaldu daging.
•    Sereal yang difortifikasi dengan zat besi.
•    Makanan sumber zat besi.
•    Telur bisa mulai diberikan meski belum berusia 1 tahun.

Dampak yang bisa saja terjadi apabila pemberian MPASI dilakukan terlalu cepat:

•    Motorik bayi belum siap, sehingga terdapat risiko untuk tersedak.
•    Sistem pencernaan bayi yang belum siap, sehingga dapat timbul gangguan pencernaan.
•    Risiko alergi dan obesitas jika pemberian makanan padat terlalu cepat.

Sementara itu, dampak yang dapat terjadi apabila pemberian MPASI pertama terlalu lambat, yaitu:

•    Gangguan pertumbuhan, dikarenakan asupan zat gizi dari ASI eksklusif tidak mencukupi kebutuhan harian bayi.
•    Bayi menjadi picky eater karena tidak terbiasa terima makanan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan ada empat strategi penting dapat dilakukan saat memberikan MPASI di usia 6 bulan, yaitu:

 

1. Tepat waktu

Pemberian MPASI memang sebaiknya diberikan di waktu yang tepat alias tidak terlalu cepat dari usia 6 bulan atau lambat pemberiannya setelah 6 bulan.

 

2. Memadai

MPASI sebaiknya memenuhi kebutuhan zat gizi yaitu energi, protein, mineral, dan vitamin. 

 

3. Aman dan Higienis

Seluruh proses pembuatan MPASI harus aman dan higienis, mulai dari penyimpanan bahan makanan, pengolahan, hingga penyajian makanan padat. Sangat disarankan untuk menggunakan, cara, bahan, serta peralatan MPASI yang aman dan bersih.

 

4. Responsif

Pemberian MPASI yang akan diberikan untuk bayi sebaiknya mengikuti tanda-tanda bayi lapar dan kenyang seperti informasi ASI. Berikan MPASI saat bayi sedang lapar dan hindari pemaksaaan pemberian makan ketika sudah kenyang.

Pemberian MPASI terbagi menjadi dua:

 

1.    Menu MPASI tunggal 

Pemberian MPASI berupa bahan makanan berbentuk padat dan hanya terdiri dari satu jenis makanan saja. Misalnya, bayi diberikan bubur beras saja terus-menerus selama 14 hari.

 

2.    Menu MPASI campuran 

Pemberian MPASI yang terdiri dari berbagai macam sumber bahan makanan, contohnya mulai dikenalkan dengan pemberian daging, telur, buah-buahan, keju dan sayur-sayuran.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan pemberian MPASI terdiri atas beraneka ragam bahan makanan. Makanan yang diberikan kepada bayi tidak bisa satu jenis bahan makanan saja sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi harian bayi yang kian meningkat.  

Baca juga: Makan Tepat, Imun Kuat 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam MPASI adalah frekuensi dan porsi makan, mungkin diperhatikan untuk memberikan makanan 2-3 kali dalam sehari dengan porsi sekitar 2-3 sendok setiap kali makan serta pemberian selingan sekitar 1-2 kali sehari. Selain itu, tekstur makanan juga perlu diperhatikan. Pada masa awal perkenalan dari ASI eksklusif ke MPASI, sangat dianjurkan untuk memberikan bayi tekstur makanan yang lunak dan lembut. 


Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh terkait makan sehat maupun topik kesehatan lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS