31 Juli 2019
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Sebagian orang terpaksa mengubur mimpinya membangun bisnis karena terhalang oleh modal usaha. Mereka merasa modalnya tidak cukup. Padahal jika mau, mereka bisa saja mencoba berjualan online, karena modalnya relatif lebih kecil. Misalnya dengan memanfaatkan sistem reseller dan dropship. Kedua sistem ini bisa dijalankan dengan menekan biaya operasional.
Sistem reseller dijalankan dengan menjual kembali produk ataupun jasa, dari produsen, distributor, dan pemasok, kepada konsumen. Dalam menjalankan bisnis, para reseller harus membeli stok terlebih dahulu dari supplier, dan menyimpan stoknya sendiri.
Sedangkan dropship merupakan sebuah teknik pemasaran online, dimana para pelakunya tidak perlu menyimpan stok barang yang banyak.
Dari pengertian di atas, apakah Anda sudah mulai menemukan perbedaan antara dropship dan reseller? Atau masih bingung? Oke, untuk membantu Anda, mari kita lihat skema sistem kerja antara dropship dan reseller di bawah ini:
Perbedaan antara reseller dan dropship yang paling mendasar adalah dalam penyimpanan produk. Seorang reseller harus membeli stok barang dari supplier, sedangkan dropship tidak perlu memiliki stok barang. Ketika dropshipper menerima pesanan dari konsumen, dropshipper akan langsung meneruskan pesanan dan detail pengiriman kepada supplier yang telah bekerjasama.
Setelah Anda mengetahui perbedaan antara sistem kerja reseller dan dropship, di bawah ini kita akan membahas kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem tersebut.
Nah, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda tertarik menjalankan bisnis online dengan sistem dropship ataupun reseller? Pilihlah yang cocok dan sesuai dengan kapasitas Anda. Semangat berwirausaha!
Sistem reseller dijalankan dengan menjual kembali produk ataupun jasa, dari produsen, distributor, dan pemasok, kepada konsumen. Dalam menjalankan bisnis, para reseller harus membeli stok terlebih dahulu dari supplier, dan menyimpan stoknya sendiri.
Sedangkan dropship merupakan sebuah teknik pemasaran online, dimana para pelakunya tidak perlu menyimpan stok barang yang banyak.
Dari pengertian di atas, apakah Anda sudah mulai menemukan perbedaan antara dropship dan reseller? Atau masih bingung? Oke, untuk membantu Anda, mari kita lihat skema sistem kerja antara dropship dan reseller di bawah ini:
Perbedaan antara reseller dan dropship yang paling mendasar adalah dalam penyimpanan produk. Seorang reseller harus membeli stok barang dari supplier, sedangkan dropship tidak perlu memiliki stok barang. Ketika dropshipper menerima pesanan dari konsumen, dropshipper akan langsung meneruskan pesanan dan detail pengiriman kepada supplier yang telah bekerjasama.
Setelah Anda mengetahui perbedaan antara sistem kerja reseller dan dropship, di bawah ini kita akan membahas kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem tersebut.
Nah, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda tertarik menjalankan bisnis online dengan sistem dropship ataupun reseller? Pilihlah yang cocok dan sesuai dengan kapasitas Anda. Semangat berwirausaha!
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Share :
Berikan Komentar
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli
701 kali
Ardhan Ashary Nasution
06 Desember 2023
Informasi nya sangat bagus Terima Kasih 👍👍
Balas
.0
Sonny Hisar Hamonangan Sitompul
29 September 2023
👍
Balas
.0
