Dalam dunia bisnis, brand adalah satu hal yang penting diperhatikan. Namun yang masih sering salah kaprah adalah brand identitik dengan nama bisnis saja. Padahal, seperti yang disampaikan oleh pakar marketing, yaitu Philip Kotler dan Keller, brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari elemen-elemen tersebut yang membedakan produk atau jasa dari pesaingnya. Brand merupakan janji yang ditawarkan ke calon konsumen.
Nah, sebelum branding diimplementasikan, yang harus Anda pertama kali perhatikan adalah, harus tahu siapa target pasar produk Anda. Apakah produk tersebut ditujukan untuk ibu rumah tangga, Perempuan, anak muda, professional atau siapa? Dengan mengetahui siapa target pasar produk, Anda akan bisa menyusun strategi branding yang tepat.
Nama Bisnis Tidak Identik Dengan Brand
Jadi, nama usaha atau nama bisnis hanyalah salah satu unsur dari brand. Namun pemilihan nama bisnis harus menyesuaikan dengan target pasar produk Anda, karena hal itu akan dapat membuat masyarakat berbondong-bonding mendatangi usaha Anda.
Kali ini penulisan akan lebih fokus membahas bagaimana membuat nama bisnis yang bagus, agar branding Anda akan mudah diingat oleh masyarakat, khususnya branding untuk usaha tradisional. Usaha tradisional merupakan usaha yang dikelola dengan menggunakan sistem ekonomi tradisional, Usaha tradisional dilakukan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidup, minim manajemen dan umumnya berdasarkan kekeluargaaan. Ini berbeda dengan usaha digital. Sebuah usaha yang telah menggunakan sistem ekonomi kapital, yang tujuan utamanya adalah profit atau keuntungan. kapasitas dan skala usaha digital cenderung memiliki lebih luas, dengan jangkauan kota atau bahkan negara.
Nama bisnis yang bagus itu penting. Ia bukan hanya sekedar membicarakan nama. Karena nama adalah salah satu cara membedakan bisnis Anda dengan kompetitor yang bergerak di usaha sejenis dan membuat usaha Anda mudah diingat. Bayangkan jika di suatu kecamatan terdapat 50 bisnis yang menjual pecel lele, tanpa mencantumkan nama yang spesifik. Tentu hal ini akan menyulitkan calon konsumen memilih dan mengingat restoran yang berkesan. Apalagi bentuk warung pecel lele dengan gambar logo dan lain penutup warungnya mirip antara satu dengan yang lain.
Tips Membuat Nama Bisnis
Nama bisnis yang bagus adalah nama yang memiliki unsur unik, relevan, dan mudah diingat. Nama bisnis yang bagus akan dapat membantu bisnis lebih cepat dikenal dan menarik perhatian calon konsumen. Namun, banyak pemilik bisnis yang masih bingung dalam memilih nama bisnis yang bagus. Nah, jika Anda mengalami hal serupa, berikut berapa tips praktis yang dapat Anda gunakan:
1. Pastikan Nama Bisnis Anda Tidak Ada yang Menyamai
Nah, yang harus Anda perhatikan dalam membuat nama bisnis yang bagus adalah hindari menggunakan nama yang sama dengan merek lain. Pastikan nama bisnis Anda belum digunakan oleh perusahaan lain serta bebas hak paten. Gunakan fasilitas mesin pencarian Google untuk melakukan survei dan menguji apakah pemilihan nama bisnis Anda tidak terkait dengan hal-hal buruk. Sedangkan, untuk mengecek apakah nama bisnis Anda belum terpakai, silakan cek di Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual. Mengabaikan tahap ini bisa menjerumuskan Anda ke dalam masalah hukum yang tidak diinginkan.
Baca juga: Memanfaatkan User Generated Content untuk Keaslian Merek
![]()
2. Singkat, Mudah Diucap, Mudah Diingat
Singkat, gunakan satu sampai tiga buah kata saja. Kenapa? ya, agar mudah diingat dan diucapkan oleh masyarakat. Selain itu akan lebih memudahkan Anda dalam kegiatan promosi, atau sekedar pasang nama di gedung dan jalan-jalan. Bayangkan bila terlalu panjang, selain panduk menjadi panjang, biayanya juga akan makin besar. Apabila spanduknya pendek, tulisan nama bisnis akan jadi kecil dan sulit dilihat bukan?
misalnya:
- FreshBite untuk bisnis makanan sehat.
- GlowSkin untuk bisnis skincare.
- Mbak Pesta untuk bisnis kuliner makanan tradisional Jawa.
- Bebek Tugu Pahlawan untuk bisnis kuliner dengan menu bebek.
Anda bisa membuat nama bisnis dengan menggunakan singkatan, nama yang sederhana namun catchy (menarik) agar lebih mudah dikenali.
misalnya:
- Asgar (Asli Garut) untuk bisnis cukur rambut.
- KFC (Kentucky Fried Chicken) untuk bisnis ayam goreng
- BBT (Bakmi Babah Tong) untuk bisnis mie ayam.
2. Relevan dengan produk, lokasi, atau target pasar
Pilih nama bisnis yang sesuai dengan jenis makanan yang Anda jual atau memiliki arti atau simbolisme tertentu, misalnya berhubungan dengan nama pemilik usaha atau daerah atau budaya asal makanan.
Misalnya:
- Gudeg Pak Gareng, Ayam Goreng Suharti, Soto Mbok Giyem – menunjukkan usaha kuliner yang dimiliki atau didirikan oleh Pak Gareng, Bu Suharti, dan Mbok Giyem.
- Soto Sedap Boyolali, Bakpia Pathok 25 – menunjukkan usaha kuliner yang ada di Boyolali Jatengm dan Jalan Pathok 25 di Jogjakarta.
- Salwa Salon Muslimah, Rumah Ayu Indonesia – menunjukkan usaha fashion yang ditujukan untuk muslim dan Wanita.
3. Unsur Kontroversi (Kejutan)
Teknik ini cukup bagus untuk diterapkan khususnya bagi yang ingin mendulang brand awareness dalam waktu cepat.
Misalnya:
- Sop Janda – Masyarakat yang kurang paham akan mengira ini kuliner yang dibuat oleh mereka yang sudah janda, padahal Sop Janda adalah singkatan dari Sop Jawa dan Sunda.
- Mie Setan – Persepsi masyarakat awam adalah menyeramkan, padahal ini adalah mie dengan arena tingkat kepedasannya yang sangat tinggi, digambarkan seperti "panas" atau "pedasnya seperti setan.
4. Unsur Vibes yang Mirip
Biasanya mereka yang memiliki bisnis kopi akan menggunakan nama-nama yang vibesnya mirip misalnya seperti kopi Kenangan, kopi Janji Jiwa, kopi Kisahmanis, kopi Janji Hati dan sebagainya.
5. Nama berirama
Selanjutnya, Anda bisa menggunakan kata yang berirama. Sebagai ide contoh saja Donat & Peanut, atau seperti brand yang sudah populer seperti Tiktok, Coca Cola, Mie Hompimpa, dan lain sebagainya.
6. Riset Kuantitatif atau Kualitatif
Agar Anda yakin, nama bisnis yang Anda pilih akan menarik perhatian masyarakat atau tidak, Anda bisa melakukan riset kuantitatif terhadap list nama yang sudah dibuat. Misal ada 3 pilihan nama yang sudah disiapkan, lakukan jajak pendapat ke 1.000 responden, yang sesuai dengan target market kita Tentukan, untuk memilih mana nama bisnis yang paling mereka sukai. Dapat juga lakukan riset kualitatif dengan bertanya langsung pada target pasar, “"Hai Bro/Sis, kita lagi mau buat kafe nih, kamu ada ide – buat nama keren ga nih buat kafenya?, buat yang idenya terpilih bakal kita kasih hadiah 2 juta rupiah", bisa dijawab di sosmed (komen) ataupun melalui link.
Baca juga: Strategi Memanfaatkan User Generated Content untuk Membangun Brand
7. Bayar Konsultan Brand
Ini sebenarnya teknik paling gampang dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan, namun jelas butuh modal (biaya). Adanya konsultan brand akan membantu nama bisnis Anda, lebih punya "makna" serta di dasarkan pada hasil studi/ riset. Biasanya mereka juga akan menawarkan paket untuk membuat logo serta brand book/ brand guideline seperti implementasi penempatan nama brand dan logo, aturan warna, dan sebagainya sehingga bisa siap pakai.
8. Minta Pendapat Mentor
Nah, teknik biasanya murah. Anda bisa minta nasihan dari mentor bidang wirausaha, terlebih bila Anda memanfaatkan fitur Tanya Ahli. Di website ini Anda bahkan tidak perlu biaya untuk bisa mendapatkan masukan nama bisnis yang bagus untuk usaha Anda.
Semoga tips di atas bisa membantu Anda membuat brand yang cocok dengan bisnis Anda.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Pendapat Anda