Dirilis

19 Pebruari 2024

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Tekanan atau stres memang rentan dialami oleh siapa saja, tak terkecuali Generasi Z. Kira-kira, penyebab utama stres pada Gen Z ini apa ya? Usut punya usut, ternyata penyebabnya berasal dari masalah keuangan, lho. Berdasarkan survei dari Katadata, pemicu stres yang paling banyak dirasakan oleh Gen Z berasal dari masalah keuangan jangka panjang.

Penyebab masalah keuangan ini salah satunya karena biaya hidup yang semakin meningkat. Biaya ini termasuk pengeluaran untuk makan, rumah tangga, transportasi, kesehatan, dan sebagainya. Di Indonesia, biaya hidup naik sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta dalam empat tahun terakhir dilansir dari Kompas. Kenaikan biaya hidup tentunya akan terasa oleh Gen Z jika pendapatan tidak kian meningkat.

Apabila Anda seorang Gen Z yang juga merasakan stres karena masalah keuangan, jangan khawatir, Anda akan segera menemukan solusinya. Di artikel ini, akan dibahas bagaimana kebiasaan tertentu dapat menimbulkan masalah keuangan sehingga Anda dapat terhindar dari stres. Selain itu, akan dijelaskan juga cara mengatasi masalah ini. Untuk mengetahui informasinya, yuk simak pembahasannya berikut ini.

 

Kebiasaan yang Menimbulkan Masalah Keuangan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biaya hidup kian meningkat. Namun, kondisi ini dapat diperparah ketika Anda menerapkan gaya hidup tinggi. Untuk menghindarinya, berikut ini beberapa kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah keuangan.

 

β€’    Ingin Selalu Update


Dari waktu ke waktu, selalu ada tren atau produk baru, bukan? Sebagai konsumen, rasanya sulit tidak tergiur untuk mengikuti update terbaru. Bagi yang selalu ingin mengikutinya, bisa jadi ini karena tidak mau tertinggal atau FOMO. Fear of Missing Out (FOMO) merupakan bentuk kekhawatiran atau rasa takut seseorang akan merasa tertinggal dari lingkup pertemanan. Akibatnya, individu tersebut berusaha untuk selalu update atau melibatkan dirinya dengan lingkungan sekitar.

Pada dasarnya, merasa ingin tetap update memang diperbolehkan. Namun, perlu diketahui juga bahwa FOMO dapat memicu perilaku compulsive buying. Perilaku ini ditandai ketika seseorang membeli barang bukan karena kebutuhannya, melainkan untuk pemuasan keinginan yang berlebihan. Jika ini terjadi, mungkin saja barang yang lebih diprioritaskan tidak dapat terbeli.

 

β€’    Suka Barang Mewah secara Berlebihan

Selain keinginan selalu update, kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah keuangan adalah suka barang mewah secara berlebihan. Contoh barang mewah ini, termasuk pakaian, tas, perhiasan, jam tangan, aksesoris, ataupun kendaraan dari merek kelas atas. Membeli barang mewah dapat menimbulkan masalah keuangan terutama ketika sang konsumen tidak mampu secara finansial.

Meskipun tidak mampu secara finansial, banyak orang yang tetap membeli barang mewah. Alasannya pun beragam mulai dari mengharapkan kualitas, memberikan rasa memiliki, meningkatkan harga diri, menunjukkan rasa pencapaian, meningkatkan status, atau bahkan ingin flexing.

Baca Juga: Flexing Tanda Tidak Percaya Diri?

 

β€’    Mengatasnamakan Pembelian Sebagai Self-Reward

Akhir-akhir ini, istilah self-reward sering sekali digunakan di media sosial. Self-reward merupakan penghargaan untuk diri sendiri sebagai bentuk apresiasi atau memberikan hadiah karena telah melakukan sesuatu hingga akhirnya mencapai apa yang telah diinginkan. Bentuk self-reward pun beragam mulai dari berbelanja, jalan-jalan, mengunjungi suatu tempat, atau sekadar menghamburkan uang.

Oleh karena itu, self-reward tanpa disadari dapat memicu impulsive buying yang dilakukan untuk menghilangkan perasaan stres. Alih-alih membuat suasana hati lebih bahagia, self-reward justru menimbulkan pemborosan dan menyengsarakan Anda kedepannya.

 

β€’    Tidak Dapat Menolak Ajakan 

Kebiasaan lain yang dapat berdampak negatif pada keuangan adalah ketidakmampuan menolak ajakan. Seringkali kita mendapati diri tidak mampu menolak ajakan teman atau keluarga untuk membeli atau melakukan sesuatu yang menghabiskan uang, bahkan ketika sedang berusaha menghemat uang. Hal ini menggambarkan bagaimana lingkungan kita dapat mempengaruhi perilaku impulsive buying dan berkontribusi terhadap kesulitan keuangan. Maka dari itu, kontrol diri menjadi pegangan bagi Anda untuk mengatasi masalah ini.

Itulah informasi mengenai masalah keuangan yang menjadi penyebab stres pada Gen Z. Dari informasi tersebut, ternyata masalah keuangan dapat dicegah dengan menyesuaikan gaya hidup. Sebab, perilaku ingin selalu update, tergila-gila dengan barang mewah, salah kaprah self-reward, ataupun tidak dapat menolak ajakan justru menimbulkan beban pengeluaran. Untuk itu, penting bagi para Gen Z untuk dapat mengelola keuangannya dengan baik demi kesehatan finansialnya di masa depan.

Baca Juga: Tips Atur Keuangan untuk Anak Muda, Seimbangkan Gaya Hidup dan Masa Depan

Jika Anda ingin mengetahui cara pengaturan uang lebih lanjut, Anda dapat mencari informasinya di daya.id. Apabila Anda ingin mengonsultasikan kondisi keuangan Anda dengan ahli keuangan, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

15 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

EGON MARTIN

29 Pebruari 2024

Terima kasih infonya Daya..πŸ‘

Balas

. 0

Boby

20 Pebruari 2024

πŸ‘

Balas

. 0

Fando hari susetyo

19 Pebruari 2024

πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS