Belakangan ini ramai di media sosial yang membahas tentang perilaku masyarakat di pusat perbelanjaan, yaitu 'Rojali dan Rohana'.
'Rojali' merupakan singkatan dari 'rombongan jarang beli', yang merujuk pada sekelompok orang yang datang ke pusat perbelanjaan untuk jalan-jalan, melihat-lihat, berfoto, atau menikmati fasilitas yang ada. Sedangkan 'Rohana' adalah singkatan dari ‘rombongan hanya nanya’, yang merujuk pada perilaku sekelompok orang yang hanya bertanya tentang suatu produk di pusat perbelanjaan. Kedua kelompok ini datang untuk sekadar jalan-jalan, melihat-lihat, berfoto, atau menikmati suasana tanpa melakukan transaksi pembelian.
Penyebab Fenomena Rojali dan Rohana di Pusat Perbelanjaan
Meskipun penyebabnya berbeda-beda di setiap segmen masyarakat, fenomena Rojali dan Rohana pada dasarnya merupakan cermin dari kondisi ekonomi yang tidak menentu, baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia.
Bagi masyarakat menengah ke bawah mengalami penurunan daya beli karena uang tunai yang dimiliki terbatas, sementara itu masyarakat menengah atas lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya karena khawatir akan kondisi ekonomi global. Belanja daring juga telah mengubah kebiasaan konsumen, mendorong masyarakat lebih sering melihat-lihat barang di toko sebelum membelinya secara online.
Dampak Fenomena Rojali dan Rohana Bagi UMKM
Kondisi ini tentunya akan berdampak langsung pada UMKM baik yang berlokasi di dalam pusat perbelanjaan maupun yang berjualan secara online. Lalu apa dampak fenomena Rojali Rohana bagi UMKM
1. Omzet Menurun
Ini adalah dampak paling jelas. Meskipun jumlah pengunjung UMKM di pusat perbelanjaan mungkin ramai, omzet penjualan tidak naik, atau bahkan menurun. Hal ini tentu saja menjadi tantangan besar, terutama bagi UMKM yang memiliki biaya operasional tinggi.
2. Waktu dan Tenaga Banyak Terkuras
Bagi UMKM yang mengandalkan penjualan langsung atau layanan pelanggan secara daring, interaksi dengan "Rojali" dan "Rohana" sering kali menguras waktu dan energi tanpa membuahkan hasil. Mereka banyak bertanya detail produk, bernegosiasi, atau mencoba produk, namun akhirnya tidak membeli.
3. Penurunan Produksi Memicu Lonjakan PHK
Ketika permintaan melemah, UMKM akan menyesuaikan tingkat produksinya, sehingga akan menyebabkan penurunan pendapatan usaha. Jika kondisi ini berlangsung lama, UMKM akan kesulitan menutup biaya operasional termasuk menggaji karyawan. Sebagai langkah efisiensi, banyak UMKM harus merumahkan atau mem-PHK karyawannya. Hal ini mengakibatkan lonjakan angka pengangguran dan memperburuk tekanan ekonomi rumah tangga.
Strategi UMKM Menghadapi Fenomena ini

Meskipun fenomena ini menjadi tantangan, memaksa UMKM untuk lebih kreatif dalam strategi pemasaran. UMKM tidak bisa lagi hanya mengandalkan lokasi yang ramai. UMKM harus mencari tahu bagaimana cara mengubah pengunjung yang hanya melihat-lihat menjadi pembeli.
Berikut ini langkah-langkah strategis yang perlu UMKM lakukan mengatasi fenomena Rojali Rohana
1. Fokus pada Pengalaman (Experiential Marketing)
Ubah fokus dari sekadar menjual produk menjadi menjual pengalaman. Contohnya, UMKM kuliner bisa membuat tempat makan dengan interior yang estetik dan instagrammable agar pengunjung terdorong untuk berlama-lama dan akhirnya memesan makanan.
2. Optimalisasi Penjualan Online

Fenomena Rojali dan Rohana tidak hanya terjadi di toko fisik, tetapi juga di platform belanja online. Untuk mengatasinya, UMKM dapat membuat deskripsi produk yang sangat lengkap, menggunakan foto dan video berkualitas tinggi, serta menerapkan sistem auto-reply atau chatbot untuk menjawab pertanyaan umum.
3. Berikan Promo dan Diskon
Pelaku UMKM dapat menarik pengunjung dengan menawarkan promo atau diskon terbatas (misalnya, happy hour atau promo akhir pekan) untuk mendorong pembelian impulsif.
4. Bangun Kedekatan dengan Pelanggan
Ciptakan program loyalitas atau berinteraksi secara aktif di media sosial untuk membangun komunitas pelanggan setia. Hal ini dapat membantu menjaga hubungan baik dengan pelanggan lama dan menarik pelanggan baru.
Fenomena Rojali dan Rohana bukanlah sekadar tren, melainkan cerminan dari kondisi ekonomi dan perubahan perilaku konsumen. Untuk itu, UMKM perlu terus beradaptasi dan berinovasi agar bisa bertahan dan berkembang di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Kelompok Rojali dan Rohana menciptakan tantangan unik yang harus dihadapi UMKM. Jika kedua kelompok tersebut dikelola dengan strategi yang tepat, kelompok Rojali dan Rohana akan dapat menjadi menyebarluaskan merek suatu produk melalui media sosial, dan juga sebagai influencer yang bisa membangun reputasi, sehingga perilaku mereka bisa berubah dari sekadar pengunjung menjadi pelanggan setia. Dengan demikian, UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berinovasi di tengah tren perilaku konsumen yang terus berubah.
Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh terkait tips pemasaran maupun topik usaha lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan mitra ahli tepercaya kami melalui fitur Tanya Ahli atau menemukan artikel topik membangun atau mengembangkan usaha di website ini. Dengan mendaftar di Daya.id semua informasi usaha bisa diakses dengan gratis dan sangat mudah. Jadi, tunggu apalagi? Ayo, segera daftarkan diri Anda melalui website ini!
Sumber:
Berbagai sumber
Devi Damayanti
11 October 2025
Wah sangat bermanfaat nih artikelnya mantap
Balas
.0
Sakti Sinaga
11 October 2025
Terimakasih artikelnya sangat bagus sekali tetap berjaya
Balas
.0
chiko
07 October 2025
artikel ini menambah wawasan dan pengetahuan yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya terima kasih untuk daya.id Indonesia dan penulis artikel ini kalian terbaik
Balas
.0
Frislyly
06 October 2025
Umkm hadir disini belajar keren
Balas
.0
Daud
06 October 2025
Mulai jualan online untuk umkm kecil sangat sulit makasih ilmunya
Balas
.0