Dirilis

22 Juni 2022

Penulis

Dini Fitriani Nugraha

Akhir-akhir ini muncul berita mengenai penyakit menular lain yang bernama Monkeypox atau cacar monyet. Kasus pertama yang dilaporkan pada 13 Mei 2022 berasal dari Inggris. Tercatat lebih dari 200 kasus cacar monyet di 20 negara telah dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Di Indonesia sendiri belum ada laporan dan temuan kasus cacar monyet. Meskipun begitu, kita tetap perlu waspada dan memperbanyak informasi. Salah satunya dengan menyimak ulasan berikut agar Anda dan keluarga serta orang tersayang dapat terhindar dari penyakit menular ini.

 

Apa Itu Penyakit Cacar Monyet?


Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus (penyebab cacar variola, vaksin cacar vaccinia, dan virus cacar sapi) serta famili Poxviridae.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 pada monyet dan kasus pertama pada manusia tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak itu, cacar monyet telah dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah dan Afrika barat. Mayoritas infeksi berada di Republik Demokratik Kongo. Namun, negara di luar Afrika juga sudah ditemukan kasus cacar monyet seperti Amerika Serikat, Israel, Singapura, dan Inggris.

Meskipun kasus cacar monyet pada manusia telah ditemukan sejak tahun 1970, namun wabah ini mulai ramai diperbincangkan karena munculnya kasus di negara Eropa, tepatnya pada seorang individu yang kembali ke Inggris dari Nigeria. Kemudian wabah ini semakin meluas ke beberapa negara tetangga seperti Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Amerika Serikat, Kanada dan Australia. 

 

Tanda dan Gejala Cacar Monyet

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan cacar biasa namun lebih ringan. Cacar monyet (Monkeypox) dimulai dengan demam akut (>38,5 o C), sakit kepala, mialgia (nyeri otot dan tubuh), sakit punggung, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), panas dingin, dan asthenia (kelelahan). Masa inkubasi atau waktu dari terpapar infeksi sampai muncul gejala cacar monyet biasanya 7-14 hari tetapi juga dapat berkisar antara 5-21 hari.

 

Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menyebar ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu ke janinnya. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, saat menangani hewan buruan atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Baca Juga: Gejala Rabies yang Perlu Diperhatikan dan Cara Mengobati 

Cacar monyet dapat menyebar ke tubuh manusia terutama melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh. Virus ini juga dapat menyebar melalui sekresi pernapasan selama kontak tatap muka yang berkepanjangan. Cacar monyet dapat menyebar selama kontak intim, termasuk saat berhubungan intim, serta aktivitas seperti berciuman, berpelukan, atau menyentuh bagian tubuh dengan luka cacar monyet. Saat ini, belum diketahui apakah monkeypox dapat menyebar melalui air mani atau cairan vagina.

 

Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus monkeypox:

  • Hindari kontak dengan hewan yang umum terinfeksi seperti hewan pengerat (tikus, tupai) dan primata (monyet) atau hewan yang sakit dan yang ditemukan mati di daerah dimana cacar monyet terjadi.
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Pasien harus diisolasi agar tidak menularkan ke orang lain.
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol setelah kontak dengan hewan atau orang lain.
  • Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.


 

Pengobatan Cacar Monyet

Saat ini belum ada pengobatan khusus yang disetujui untuk infeksi virus monkeypox. Namun, antivirus yang dikembangkan untuk digunakan pada pasien cacar terbukti bermanfaat. Penanggulangan medis berikut saat ini tersedia dari Strategic National Stockpile (SNS) sebagai pilihan untuk pengobatan cacar monyet:
 

  • Tecovirimat (juga dikenal sebagai TPOXX) adalah obat antivirus yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Namun, penggunaan obat ini masih terbatas pada pasien dewasa dengan berat badan ≥40 kg dan anak dengan berat badan ≥13 kg. Adapun penggunaannya dengan membuka kapsul tecovirimat oral dan mencampur isinya dengan makanan semi-padat untuk pasien anak dengan berat kurang dari 13 kg. Tecovirimat tersedia sebagai oral (200 mg kapsul) dan injeksi untuk formulasi intravena.
  • Cidofovir (juga dikenal sebagai Vistide) adalah obat antivirus yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan retinitis cytomegalovirus (CMV) pada pasien dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). 
  • Vaccinia Immune Globulin Intravena (VIGIV) untuk pengobatan komplikasi akibat vaksinasi vaccinia termasuk eksim vaccinatum, vaccinia progresif, vaccinia umum yang parah, infeksi vaccinia pada individu yang memiliki kondisi kulit, dan infeksi menyimpang yang disebabkan oleh virus vaccinia (kecuali dalam kasus keratitis terisolasi). 


Baca Juga: Simak 5 Cara Menghilangkan Cacar dengan Bahan Alami 

Meskipun cacar monyet atau Monkeypox ini tidak mematikan, dapat dengan cepat tertangani bahkan sembuh sendiri, tetapi pada beberapa individu, seperti anak-anak, wanita hamil atau orang dengan kondisi kesehatan lain dapat mengalami perburukan, tidak ada salahnya untuk selalu waspada dan menjaga diri serta orang terkasih.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cacar monyet (Monkeypox) atau masalah kesehatan lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS