Dirilis

31 Oktober 2023

Penulis

ISMC

Orang-orang mengalami stres secara psikologis dikarenakan berbagai macam hal, seperti peristiwa kehidupan (perceraian orang tua, pertengkaran saudara, dan lainnya), situasi lingkungan (lingkungan tempat tinggal, lalu lintas macet, dan lainnya), kondisi sosial (ketidakadilan, diskriminasi, dan lainnya), perilaku (kurangnya aktivitas fisik, kecanduan terhadap suatu kebiasaan yang buruk, dan lainnya), serta berbagai pemicu lain.

Berbagai macam hal tersebut dapat menjadi beban pikiran dan hal tersebut dapat menyebabkan dampak bagi kesehatan secara negatif. 

Ketika kondisi kestabilan psikologis seseorang terganggu akibat persepsi yang terbentuk, maka seseorang akan berusaha untuk bertahan terhadap persepsi tersebut dan mencoba untuk memulihkan kondisi kestabilan psikologis pada dirinya.

Meskipun stres adalah bagian alami dari kehidupan seseorang, penting bagi seseorang untuk menemukan cara dalam mengatasi, mencegah, dan mengurangi efek negatif dari stres psikologis atau dengan kata lain manajemen stres.

 

Efek Stres Pada Kesehatan


Stres dapat menyebabkan efek fisiologis akut pada tubuh, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah, yang dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan di masa depan, termasuk meningkatkan risiko banyak penyakit tidak menular. Stres psikologis juga terbukti berdampak negatif pada otak, meningkatkan risiko gangguan mental utama, seperti depresi dan kecemasan.

Stres dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. American Institute of Stres memperkirakan bahwa antara 75% dan 90% kunjungan dokter layanan primer disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan stres. Penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, depresi, kecemasan, penekanan sistem kekebalan tubuh, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, dan masalah tidur adalah beberapa masalah kesehatan yang berhubungan dengan stres.

Stres juga mempengaruhi perilaku individu sehingga mempengaruhi kesehatan. Pilihan pola makan, kebiasaan tidur, dan penggunaan narkoba merupakan perilaku yang seringkali terkena dampak negatif dari stres sekaligus bentuk manajemen stres yang seseorang bentuk.

Survei American Psychological Association (APA) tahun 2011 menunjukkan bahwa 39% persen responden melaporkan makan berlebihan atau mengonsumsi makanan tidak sehat karena stres, 29% melaporkan melewatkan makan dan 44% dilaporkan terbangun di malam hari. Sisi positifnya, 47% responden melaporkan berjalan kaki atau berolahraga sebagai cara mengelola stres.

Baca juga: Ayo Olahraga, Jangan Malas 

 

Efek Olahraga dan aktivitas fisik terhadap Stres

Telah diketahui bahwa olahraga dan aktivitas fisik dapat memberikan banyak manfaat kesehatan termasuk peningkatan kekuatan otot, kebugaran kardiorespirasi, dan kesehatan mental. 

Akan tetapi, olahraga dan aktivitas fisik adalah kedua hal yang berbeda. Olahraga adalah aktivitas fisik, akan tetapi tidak semua aktivitas fisik adalah olahraga.

Aktivitas fisik sendiri adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik mencakup semua aktivitas, dengan intensitas apa pun, yang dilakukan kapan saja, baik itu siang atau malam. Aktivitas fisik mencakup olahraga dan aktivitas dilakukan dalam rutinitas sehari-hari.

Olahraga didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, berulang-ulang dan memiliki tujuan akhir atau perantara untuk peningkatan atau pemeliharaan kebugaran fisik.

Olahraga, karena dilakukan pada tuntutan (direncanakan, memiliki tujuan) atau tantangan (dilakukan pada tingkat/intensitas dan pengulangan) tertentu dapat memiliki efek positif secara hormonal bagi tubuh dimana salah satunya adalah menghasilkan endorphin, zat kimia pada otak yang bermanfaat sebagai pereda nyeri alami, dapat meningkatkan kualitas tidur, dan dapat mengurangi stres. Oleh karena itu berolahraga dianggap sebagai strategi yang efektif dalam manajemen stres. 

Sekedar melakukan aktivitas fisik tanpa memiliki tujuan yang jelas, tanpa memiliki rencana pengulangan, dan peningkatan intensitas tidak akan memberikan efek yang signifikan dalam manajemen stres.

Kebanyakan orang memiliki pola pikir bahwa sekedar melakukan aktivitas rumah tangga seperti menyapu, membersihkan ruangan, mengangkat gallon air, dan memasak merupakan suatu bentuk olahraga, namun pada kenyataannya hal tersebut adalah tidak benar. Hal tersebut adalah aktivitas fisik dan belum termasuk olahraga.

Aktivitas fisik memang memiliki efek bagi kesehatan mental dan dapat mengurangi stres, namun aktivitas fisik saja tidak cukup untuk membuat tubuh memproduksi endorphin atau bahkan meningkatkan kebugaran fisik.

Dengan kata lain, olahraga merupakan suatu jenis aktivitas fisik yang lebih tertata dan memiliki efek lebih. Dalam manajemen stres, olahraga merupakan hal yang memberikan efek lebih baik ketimbang hanya sekedar melakukan aktivitas fisik.

Baca juga: 5 cara Atasi Stres 


 

Olahraga seperti apa yang direkomendasikan untuk manajemen stres?

Jika sebelumnya telah dibahas bahwa terdapat perbedaan antara olahraga dan aktivitas fisik serta mana yang lebih efektif bagi manajemen stres, berikutnya akan dibahas mengenai olahraga seperti apa yang lebih efektif bagi manajemen stres, yaitu :

  1. Intensitas yang lebih tinggi berkaitan dengan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah. Olahraga dengan intensitas sedang dan intensitas tinggi lebih efektif daripada olahraga intensitas rendah dalam manajemen stres. Olahraga bermanfaat dalam mengatasi depresi dan berperan dalam manajemen stres melalui berbagai mekanisme hormonal tubuh dimana terjadi peningkatan hormon serotonin dan norepinefrin saat melakukan olahraga dengan intensitas sedang dan intensitas tinggi. Sedangkan olahraga dengan intensitas rendah tidak cukup untuk menstimulasi sistem saraf dan memicu perubahan hormonal yang berhubungan dengan mengurangi depresi dan kecemasan. 
  2. Melakukan olahraga pada durasi yang lama kurang efektif dibandingkan melakukan olahraga pada durasi yang lebih pendek. Hal ini terkesan aneh namun suatu penelitian telah membuktikan bahwa ada kemungkinan bahwa olahraga dengan durasi yang lebih pendek lebih mudah dipatuhi atau dilakukan oleh orang yang melakukan olahraga, sedangkan olahraga dengan durasi yang lebih lama akan lebih memberatkan dan mungkin berdampak pada manfaat psikologis. 
  3. Berdasarkan suatu penelitian systematic review, olahraga aerobic (jalan cepat, berlari, bersepeda), resistensi, latihan mode campuran (kalistenik, latihan beban), dan latihan fleksibiliti (yoga, pilates) merupakan olahraga yang efektif dalam manajemen stres. Olahraga tersebut terbukti efektif dalam mengurangi depresi dan kecemasan pada semua kondisi klinis, meskipun besarnya manfaatnya bervariasi antar kelompok klinis. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan oleh kombinasi berbagai mekanisme psikologis, neurofisiologis, dan sosial yang terjadi saat melakukan olahraga tersebut.


Jika masih memiliki pertanyaan terkait informasi kesehatan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.9

11 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ardhan Ashary Nasution

15 Desember 2023

Terima Kasih informasi nya sangat bagus ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Balas

. 0

muhammad haris

10 Desember 2023

Teruinfonya sangat bagus dan bermanfaat

Balas

. 0

Mega Pratama

03 Desember 2023

Informatif banget kak. Makasih banyak.

Balas

. 0

aditia putra rahmadi

03 Desember 2023

Tipsnya sangat bagus ๐Ÿ‘๐Ÿป

Balas

. 0

Roy Ivan Fidelis

29 November 2023

Terimakasih atas informasinya. Sangat bermanfaat

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS