Dirilis

04 Desember 2022

Penulis

Oky Setiarso dan Kemenkes RI

Virus polio adalah virus yang termasuk dalam golongan human enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari. 

Kebanyakan orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan, dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

 

Cara Penularan Virus Polio

Ada beberapa cara penularan virus polio yang perlu Anda antisipasi, yaitu:

  • Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. 
  • Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui feces, dimana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk. 
  • Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. 
  • Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan. 
  • Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi. 
  • Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.


Baca Juga : Jadwal Imunisasi Anak yang Wajib Diketahui, Termasuk Polio

 

Perawatan dan Penatalaksanaan Polio

Ada beberapa cara perawatan dan pelaksanaan polio, yaitu:

  • Tidak ada obat untuk polio, yang ada hanya perawatan untuk meringankan gejala. terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun ini dapat meningkatkan mobilitas, tapi tidak dapat mengobati kelumpuhan polio permanen.
  • Apabila sudah terkena Polio, tindakan yang dilakukan yaitu tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal 7 hari atau sampai penderita melampaui masa akut.
  • Penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat. Kasus polio dengan gejala klinis ringan di rumah, bila gejala klinis berat dirujuk ke RS.


 

Faktor Risiko Kejadian Polio

Berikut ini faktor risiko penyebab polio:

  • Data cakupan imunisasi polio, di tingkat puskesmas, desa terjangkit dan desa sekitar berisiko selama 3-5 tahun terakhir, dan tata laksana rantai dingin vaksin
  • Frekuensi pelayanan imunisasi masyarakat setempat
  • Ketenagaan, ketersediaan vaksin dan kualitas vaksin diantaranya penyimpanan vaksin dan control suhu penyimpanan
  • Daerah kumuh atau padat atau daerah pengungsi
  • Mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis poliomyelitis
  • Kontak adalah anak usia < 5 tahun yang berinteraksi serumah atau sepermainan dengan kasus sejak terjadi kelumpuhan sampai 3 bulan kemudian.


 

Faktor Risiko terhadap Kelumpuhan

Tidak ada yang tahu mengapa hanya sebagian kecil infeksi menyebabkan kelumpuhan. Beberapa faktor risiko utama yang diidentifikasi  yang meningkatkan kemungkinan kelumpuhan pada seseorang yang terinfeksi polio, seperti diantaranya defisiensi imun, kehamilan, pengangkatan amandel (tonsilektomi), suntikan intramuscular misalnya obat-obatan, olahraga berat dan cedera.
 
 

Cara Pencegahan

Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio.  Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup. Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak.

Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

 

Pencegahan dengan Vaksin Polio

Ada 4 jenis vaksin Polio, yaitu:

  • Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan penularan virus. Vaksin ini diberikan secara oral. Setelah vaksin ini bereplikasi di usus dan diekskresikan, dapat menyebar ke orang lain dalam kontak dekat.
  • Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3), sebelum pengembangan tOPV, OPV Monovalen (mopVs) dikembangkan pada awal tahun 1950an. Vaksin polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV, namun tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen untuk virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan lagi pada tahun 2005 dan akhirnya mendapatkan respon imun melawan serotipe yang lain.
  • Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, vaksin virus Polio Oral Trivalen diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV). Bivalen OPV hanya mengandung virus serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen, namun tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
  • Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio Oral Trival (topV) adalah vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap virus Polio. Dikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin, tOPV terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut. tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga serotipe virus Polio. Vaksin Trivalen ditarik pada bulan April 2016 dan diganti dengan vaksin virus Polio Oral Bivalen (bOPV), yang hanya mengandung virus dilemahkan vaksin tipe 1 dan 3.


Baca Juga: Beragam Jenis Vaksin Untuk Anak yang Wajib Diketahui

Jika masih memiliki pertanyaan terkait hidup atau pola makan sehat yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat melalui fitur. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.7

10 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Roy Ivan Fidelis

10 Desember 2023

Terima kasih banyak atas artikel ini, sangat membantu untuk memahami konsep tersebut!

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS