Dirilis

04 Agustus 2023

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Menjaga berat badan ideal merupakan sebuah keharusan agar tubuh tetap sehat. Akan tetapi, apakah mudah dilakukan? Jawabannya tentu tidak, karena menjaga berat badan ideal memerlukan niat yang kuat supaya Anda tetap pada pola hidup sehat. Belum lagi dengan adanya godaan di sekitar, seperti banyaknya makanan atau minuman yang enak, sehingga memilih makanan untuk disantap dapat menjadi tantangan tersendiri. Ditambah juga dengan tersedianya transportasi, Anda menjadi lebih jarang bergerak padahal ingin banyak melakukan aktivitas fisik.

Lantas, apa yang akan terjadi jika Anda terlena dengan semua ini? Salah satu kemungkinannya, yaitu berat badan Anda menjadi berlebih. Jika kelebihan berat badan ini berlangsung lama dan semakin parah, Anda dapat menjadi obesitas. Nah, inilah yang terjadi pada banyak masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Wah, Ternyata Gemuk bisa Menular

Namun, apakah benar obesitas banyak ditemukan masyarakat Indonesia? Berdasarkan survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018, obesitas di Indonesia mencapai 21,8%. Artinya, dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 dari 10 orang mengalami obesitas. Lebih parahnya lagi, kejadian obesitas juga mengalami peningkatan sebesar 10% dalam kurun 5 tahun. Contoh nyata obesitas di masyarakat adalah berita yang belum lama ini menggemparkan Indonesia. Pria berinisial F berusia 26 tahun yang memiliki berat badan 300 kg. Selain itu, ada juga pria berinisial C berusia 45 tahun yang berat badannya mencapai 200 kg. Keduanya sama-sama berasal dari Tangerang dan menyita perhatian masyarakat karena proses evakuasi dari rumah ke rumah sakit untuk penanganan dokter. Sayangnya, keduanya telah meninggal dunia selama perawatan. Lantas, apa sajakah dampak obesitas? dan bagaimana cara mencegahnya? Untuk tahu lebih lanjut, simak informasinya berikut ini.

 

Apa itu Obesitas, dan Bagaimana Cara Menentukannya?

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai obesitas, mari bahas definisinya terlebih dahulu. Menurut Kementerian Kesehatan RI, obesitas merupakan kondisi ketika seseorang yang memiliki lemak tubuh berlebih sehingga orang tersebut memiliki risiko kesehatan. Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan obesitas sebagai penumpukan lemak yang berlebihan akibat tidak seimbangnya asupan energi dan energi yang digunakan dalam waktu lama. Penyebab obesitas umumnya berasal dari buruknya pola makan dan kurangnya aktivitas fisik.

 

Bagaimana Cara Menentukan Obesitas?

Setelah mengetahui definisinya, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mengetahui seseorang termasuk obesitas atau bukan. Cara menentukan obesitas dapat dilihat dari nilai Indeks Massa Tubuh atau IMT. Nilai ini dihitung berdasarkan pembagian berat badan dan tinggi badan. Berikut adalah rumusnya.

Seseorang dikatakan obesitas apabila nilai IMT-nya >27 kg/m2. Dari nilai IMT, Anda juga dapat mengetahui apakah berat badan Anda termasuk normal atau bukan. Berikut adalah klasifikasi status gizi berdasarkan nilai IMT.

 

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Nilai IMT

Sangat kurus: <17
Kurus: 17- <18,5
Normal: 18,5 – 25,0
Gemuk:  > 25 -27
Obesitas:  > 27

Nah, setelah mengetahui rumus perhitungan IMT, yuk coba hitung nilai IMT Anda. Apakah sekarang Anda sudah mengetahui status gizi Anda? dan apakah termasuk ke dalam kategori obesitas atau tidak?

Selain dari nilai IMT, obesitas dapat ditentukan dari lingkar perut. Dengan lingkar perut, Anda dapat mengetahui apakah seseorang termasuk obesitas sentral atau bukan. Seseorang disebut memiliki obesitas sentral, ketika  lingkar perut adalah ≥ 90 cm (pria) atau ≥ 80 cm (wanita).
Bahaya Obesitas

Seperti yang sudah disebutkan pada definisi, obesitas dapat menimbulkan risiko kesehatan. Lalu, apa saja risiko kesehatan akibat obesitas?

Ketika seseorang termasuk ke dalam kategori obesitas dan lingkar perutnya masuk kategori obesitas sentral, akan terdapat peningkatan risiko peningkatan tekanan darah dan lemak jahat pada tubuh. Apabila ini terjadi, keadaan ini disebut juga sebagai sindrom metabolik. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu gangguan metabolisme glukosa yang nantinya dapat berkembang menjadi Diabetes Melitus tipe 2. Adapun risiko penyakit lainnya, seperti sleep apnoea (henti napas saat tidur), osteoarthritis (radang sendi pada lutut), low back pain, perburukan asma, asam urat dan gout, perlemakan hati, penyakit kantung empedu, stroke, penyakit jantung koroner, dan penyakit lainnya.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Turunkan Berat Badan

 

Tips Mencegah Obesitas

Kementerian Kesehatan RI memberikan tips untuk mencegah obesitas. Berikut adalah tipsnya.

 

  • Menerapkan Pola Makan Sehat


Tips yang pertama adalah menerapkan pola makan sehat. Agar memenuhi gizi seimbang, Anda dapat konsumsi makanan sesuai pedoman Isi Piringku. Dalam 1 piring, terdiri dari ½ piring berisi makanan pokok dan lauk pauk dan ½ nya lagi berisikan sayur dan buah. Lebih lanjut, makanan pokok dan sayuran masing-masing mencakup ⅔ dari ½ piring. Buah dan lauk pauk masing-masing mencakup ⅓ dari ½ piring.
 

  • Meningkatkan Aktivitas Fisik


Tips kedua, yakni melakukan aktivitas fisik. Anda direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu. Anda dapat melakukan ini dengan jalan kaki minimal 10.000 langkah per hari. Selain itu, Anda juga dapat melakukan latihan fisik berupa  lari, bersepeda, berenang, atau latihan fisik lainnya.


 

  • Istirahat yang Cukup

Tips keempat, yaitu istirahat yang cukup. Lalu, berapa jumlah durasi yang baik untuk tidur? Tidur dikatakan cukup ketika berada dalam rentang 6-8 jam. Ketika kurang dari itu, Anda akan memiliki waktu lebih banyak untuk makan. Jika waktu tidur berlebih, waktu Anda menjadi berkurang untuk melakukan aktivitas fisik.

 

  • Mengenali Emosi Makan

Terakhir, hindarilah lari ke makan ketika Anda dalam keadaan marah, stress (tekanan), atau bosan. Nah, ini mungkin yang terjadi pada banyak orang. Mereka cenderung mengalihkan perasaan ke makanan. Padahal, kebiasaan ini dapat memicu obesitas. Selain itu, cobalah untuk makan ketika merasa lapar saja, bukan karena lapar mata. Meskipun banyak godaan makanan yang enak, hindarilah makan karena lapar mata.

Kesimpulannya, mengetahui obesitas dapat diidentifikasi melalui berbagai indikator dari tubuh, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar perut. Mengingat masalah obesitas yang meningkat, peningkatkan kesadaran tentang bahayanya menjadi sangat penting. Maka dari itu, kunci untuk memerangi obesitas terletak pada penerapan gaya hidup sehat dan mencari bantuan segera dari tenaga kesehatan setelah terdeteksi. Dengan mengambil tindakan proaktif, masa depan yang sehat dapat tercapai dan dampak buruk obesitas dapat berkurang.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai obesitas atau ingin konsultasikan berat badan Anda, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Katmi

05 Desember 2023

Indormasi yang bermanfaat👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS