Dirilis

31 Juli 2023

Penulis

Qodri Perdana

Seseorang dikatakan sehat mental adalah ketika kondisi batin dalam keadaan tenang dan tentram, sehingga dapat menikmati kehidupan dan aktifitas sehari hari serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.

Orang yang mempunyai mental yang sehat bisa memaksimalkan kemampuan dirinya dengan total untuk menghadapi tantangan kehidupan serta menjalin hubungan yang positif dengan orang lain. 

Dan juga sebaliknya, orang dengan kesehatan mental yang terganggu akan mengalami suasana hati yang tidak tenang, kemampuan berpikir yang tidak stabil, dipenuhi perasaan negatif sehingga dapat mengarah pada perilaku yang buruk.

Kesehatan mental sendiri terbagi dalam beberapa jenis. Namun di bawah ini merupakan tiga jenis kondisi kesehatan mental paling umum: 

 

Stres

Stres adalah kondisi dimana seseorang dalam tekanan yang berat baik secara emosi maupun mental yang biaasanya akan mengalami kegelisahan, kecemasan, mudah merasa tersinggung, tidak termotivasi dan pada kasus tertentu akan mengarah ke kondisi depresi.

Stres tidak hanya akan mempengaruhi mental penderita, namun juga sangat mungkin berdampak pada kesehatan fisik. Mari kita perhatikan beberapa contoh dampak stres terhadap penderitanya:

  • Berubah menjadi sosok penyendiri dan enggan untuk berinteraksi bahkan dengan orang terdekat.
  • Tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
  • Mudah marah-marah, bahkan kemarahan tersebut sulit untuk dikendalikan.


Baca Juga: Tips Hilangkan Stres dengan Lagu Ho’oponopono

 

Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan kondisi psikologis saat seseorang mengrasa cemas berlebihan secara konstan hingga sangat sulit dikendalikan yang akhirnya berpengaruh pada aktifitas sehari hari. 

Kecemasan yang timbul pada kondsi normal hanya diakibatkan pada kejadian tertentu, misalnya pada saat wawancara kerja atau pertama kali bertemu calon mertua. Namun pada penderita gangguan mental kecemasan berlebihan, perasaan cemas timbul hampir di setiap situasi yang memicu penderita menjadi cemas, bahkan apabila pemicu nya adalah trauma tertentu penderita akan merasakan kondisi tubuh yang berlebihan seperti shaking, kesulitan berkonsentrasi bahkan kesedihan mendadak dan berlebih.

 

Depresi

Depresi adalah sisi lebih tinggi dari kondisi stres yang membuat penderita nya mengalami gangguan suasana hati secara terus menerus, jika stres umumnya berlangsung selama beberapa hari. Gangguan suasana hati pada penderita depresi bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Selain itu penderita depresi dapat mengalami masalah kesehatan fisik, pola pikir hingga prilaku. Tidak sedikit penderita sangat sulit menjalani aktifitas rutinnya dengan normal. Pasa kasus yang cukup parah, penderita dapat menyakiti diri sendiri atau percobaan bunuh diri.

Nah, pengaruh digital sendiri dapat berpotensi mempengaruhi kesehatan mental. Cyber bullying menjadi dominasi dalam pengaruh kesehatan mental pengguna nya. Menurut data UNICEF tahun 2020, 45 persen penduduk berusia 14-24 tahun mendapatkan perundungan berbasis siber selama tahun 2020. 

Dunia digital memberikan akses tanpa batas terhadap pelaku untuk melakukan perundungan. Pelaku dapat dengan bebas menghina, menghujat bahkan memfitnah seseorang dengan mudah dan tanpa rasa bersalah. Perbuatan tidak bertanggung jawab tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mental pada korbannya. Tidak sedikit bagi korban yang tidak bisa menghadapi perundungan tersebut dapat berujung kepada tindakan menghilangkan nyawa sendiri.

Tindakan perundungan secara online ini berpotensi memberikan dampak stres yang cukup signifikan, terutama bagi anak muda. Selain rasa stres, mereka juga dapat merasa dipermalukan, sakit hati, bahkan rasa ketakutan. Korban kerap menyalahkan diri sendiri dan merasa apa yang dikatakan oleh pelaku benar adanya.

Di bawah ini beberapa contoh efek samping secara emosional yang dapat dirasakan adalah:

  • Rasa terhina: Korban bisa merasa di ekspos atas privacy atau kekurangan yang mungkin dimiliki.
  • Terisolasi: Bayangkan, seorang korban bullying tersiolasi dari lingkungannya akibat dari hinaan atau bahkan fitnah yang dilakukan oleh pelaku. 
  • Rasa Ketidakberdayaan: Digitalisasi dapat menyebarkan informasi dengan cepat. Korban perundungan yang dihina dan difitnah dapat dengan mudah terekspos, sehingga korban merasa tidak berdaya atas keadaan.
  • Anti sosial: korban perundungan digital akan merasa takut dan tidak termotivasi untuk bersosialiasi sehingga membuat kemapuan interpersonalnya berkurang.


Pelaku perundungan digital tidak lebih hanyalah tidak bertanggung jawab, tidak mempunyai life value dan tidak bahagia dengan dirinya sendiri.

Penanggulangan stres akibat dari korban perundungan siber bisa dilakukan dengan menerapkan tips manajemen stres, seperti:

  • Belajar menerima bahwa sesuatu di luar control kita akan mengajarkan kita untuk let go dan ikhlas
  • Memandang bahwa kita mempunyai kekuatan super untuk menyaring dan bereaksi bijak atas tindakan orang yang tidak bernilai.
  • Komentar buruk dari orang, tidak sepenuhnya mendefinisikan diri kita. Cara Anda melihat nilai dirimu sendiri lah yang paling penting
  • Fokus pada perkembangan diri seperti berolah raga, meditasi atau tindakan mencintai diri sendiri lainnya untuk meningkatkan rasa berharga atas diri sendiri.
  • Coba lakukan hal baru yang positif dan menantang, sehingga pada saat Anda menaklukan hal baru tersebut rasa percaya diri akan meningkat.
  • Libatkan diri Anda pada kegiatan-kegiatan sosial yang dapat membantu orang yang kurang beruntung. Dengan begitu Anda akan meningkatkan rasa bersyukur.


Anda juga dapat bertanya kepada ahli kami untuk konsultasi kesehatan lainnya.

Untuk informasi lainnya terkait tips kesehatan. Anda bisa medapatkan nya secara gratis di Daya.id. Dengan mendaftar di Daya.id semua informasi kesehatan bisa diakses dengan sangat mudah dan kapan saja! Jadi, yuk kunjungi Daya.id sekarang juga! 

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.6

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Sonny Hisar Hamonangan Sitompul

11 September 2023

,đź‘Ť

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS