Dirilis

01 Juli 2022

Penulis

Lucky Lombu

Kesetaraan gender bukanlah zero-sum. Mengutip IBCWE.com, bias zero-sum justru berbahaya untuk perkembangan wanita dan untuk kesehatan mental pria.

Tapi apa itu zero-sum, apa bahayanya, dan apa risikonya terhadap bisnis Anda? Berikut ini beberapa hal yang perlu kita diskusikan.

 

Pengertian Zero-Sum dan Kesetaraan Gender


Zero-sum atau zero-sum game adalah situasi dimana selalu ada satu pihak yang menang dan ada pihak lain yang kalah. Zero-sum tidak pernah mempertimbangkan hasil yang saling menguntungkan. 

Konsep ini tentu tidak pas jika digandengkan dengan isu kesetaraan gender. Kenapa? Karena kesetaraan gender justru menekankan pada situasi setara dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban antara pria dan wanita. Bukan tentang wanita harus selalu diutamakan, sementara pria harus selalu mengalah, atau sebaliknya, pria harus selalu didengar, sementara wanita harus selalu ikut saja apa kata pria.

Sayangnya, ide menang dan kalah masih menjadi bias pemikiran yang muncul dalam isu kesetaraan gender. Bukan hanya di lingkungan maskulin, bahkan juga di kalangan aktivis feminis. 

Mengutip DW.com, Gary Baker mengatakan, aktivis feminis masih terlalu banyak membahas ide zero-sum game, bahwa keuntungan bagi wanita berarti kerugian bagi pria. “Mengubah pesan ini mungkin menjadi salah satu tantangan terbesar forum wanita,” lanjut Presiden dan CEO Promundo ini, yang merupakan salah seorang panelis di Forum Kesetaraan Gender PBB tahun 2021. 

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi tantangan ini?

 

Bahaya Bias Zero-Sum dalam Kesetaraan Gender

Oke, sebelum kita membahas tips mengatasi zero-sum dalam isu kesetaraan gender, kita bahas dulu, apa urusannya persepsi menang-kalah ini dengan perusahaan, komunitas, atau kehidupan Anda sehari-hari?

Ada beberapa risiko bias zero-sum dalam kesetaraan gender, seperti dicatat situs Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE). Antara lain sebagai berikut:

 

1.    Pria  Enggan Terlibat dalam Isu Kesetaraan Gender

Bias zero-sum bisa membuat sebagian pria enggan untuk ikut serta dalam diskusi atau tindakan yang mendukung kesetaraan gender. Karena mereka khawatir, dengan ikut berdiskusi atau melakukan tindakan yang mendukung kesetaraan gender, mereka justru akan memperkecil ruang bagi para pria untuk bersinar di tempat kerja, dibanding bagi para wanita. 

Menurut Anda, apa dampaknya jika risiko ini terjadi di tempat kerja atau di tempat usaha Anda? Silakan Anda jawab sesuai dengan kondisi perusahaan Anda saat ini.

 

2.    Pria Bisa Terkena Tekanan Mental

Sekilas, ide zero-sum ini bisa merugikan para wanita. Tapi menurut penelitian, pada akhirnya ide ini juga bisa menggangu kesehatan mental pria.

Seperti yang ditemukan dari sebuah studi tentang Zero-sum Gender Beliefs (ZSGB) di beberapa komunitas di Chili dan Kroasia, yang diterbitkan oleh American Psychological Association. Studi berjudul Psychology of Men & Masculinity ini dilakukan oleh Joel Y. Wong dan Elyssa M. Klann dari Indiana University Bloomington; Nataša Bijelic dari Center for Education, Counseling and Research (CESI); dan Fransisco Aguayo dari Fundacion Cultura Salud.

Oh ya, ZSGB itu terkait dengan persepsi bahwa kemenangan satu gender akan mengalahkan gender lain. 

Nah, temuannya, jika semakin tinggi nilai ZSGB di sebuah komunitas, maka semakin besar tekanan mental yang dirasakan oleh para pria. Tapi sebaliknya, jika semakin rendah nilai ZSGB, maka semakin rendah pula tekanan yang dirasakan oleh para pria.

 

Manfaat Kesetaraan Gender Terhadap Bisnis


Selain risiko di atas, tentu ada beberapa manfaat yang bisa Anda nikmati jika perusahaan Anda bisa mengatasi soal menang-kalah dalam isu kesetaraan gender ini.

 

1.    Keluarga Harmonis

Masih menurut hasil studi Psychology of Men & Masculinity, para pria di komunitas yang nilai ZSBG-nya rendah, memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam pekerjaan domestik. Di sisi lain, mereka juga memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dalam hubungan dengan pasangan.

Coba bayangkan jika orang-orang seperti itu bekerja untuk Anda. Idealnya, mereka memiliki kesejahteraan dan kesehatan mental yang cukup, sehingga berpotensi memberi kontribusi positif bagi bisnis Anda.

 

2.    Produktivitas Meningkat

Mengutip IBCWE, kesetaraan gender bisa memberi manfaat terhadap perusahaan. Dimana bisnis berpotensi mengalami peningkatan keuntungan dan pengembalian ekuitas, terjadinya produktivitas, munculnya inovasi, perusahaan bisa menarik dan mempertahankan talenta terbaik, dan bisa mencatatkan keuntungan pendapatan. 

 

3.    Kesempatan Karier

Mengenai ruang dan kesempatan karier, menurut survei yang dilakukan oleh Accenture, sebuah perusaan penyedia jasa profesional berskala internasional, saat wanita naik ke posisi kepemimpinan, peluang bagi para pria untuk naik jabatan, cukup tinggi. Ke posisi manager sebesar 23 persen, dan ke posisi senior atau direktur sebesar 118 persen.

Artinya, kesetaraan justru membuka peluang bagi seluruh gender untuk meraih kesempatan karier yang lebih baik, bukan?

 

Tips Mengatasi Zero-Sum di Perusahaan Anda

Sekarang, apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi persepsi menang-kalah dalam gender, jika itu terjadi di perusahaan Anda.

Ada empat hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi pemikiran dan perilaku zero-sum di perusahaan Anda, yaitu:

 

1.    Ukur Kesetaraan Gender dengan Keuntungan Ekonomi bagi Perusahaan

Bawa bukti yang bisa memperlihatkan, pria juga memperoleh manfaat saat wanita terlibat secara penuh dan setara di semua tingkat kepemimpinan. 

Penelitian menunjukkan, pria mengalami peningkatan keterampilan interpersonal saat mereka menjadi bagian dari perusahaan yang beragam dan inklusif.

 

2.    Kaitkan Metrik Keberagaman dan Inklusif Dengan Penilaian Kerja

Menerapkan metrik keberagaman dan inklusif dalam penilaian kerja, bisa memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan gender di perusahaan. Metrik ini perlu diletakkan di seluruh tahap kerja karyawan, dan di setiap langkah kariernya di perusahaan. 

Selain itu, laporan tahunan mengenai keberagaman harus terbuka dan bisa diakses oleh setiap karyawan.

 

3.    Dorong Peluang Pengembangan Kecerdasan Gender, Empati, dan Kepercayaan Diri

Meningkatkan kesadaran mengenai pengalaman serta tantangan yang dialami wanita di tempat kerja, bisa membantu mengatasi bias zero-sum, dan menumbuhkan rasa empati antar rekan kerja.

 

4.    Cari Sosok Pria yang Mau Terlibat

Dibutuhkan sosok pria yang mau terlibat untuk mulai berbicara mengenai kesetaraan gender, mengubah cara pandang sebagian orang tentang zero-sum, dan menjadi mentor atau sponsor terhadap karyawan wanita yang memiliki potensi.

Jadi, persepsi siapa yang menang dan siapa yang kalah bukan sesuatu yang pas untuk isu kesetaraan gender. Harapannya, di dunia yang semakin modern dan terbuka ini, kita bisa mencoba untuk memberi porsi yang setara dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban bagi pria dan wanita. 

Seperti yang kita kutip di atas, kesenjangan dan persepsi menang-kalah pada akhirnya berisiko merugikan pria dan wanita. Sebaliknya, kesetaraan berpotensi melahirkan manfaat untuk komunitas kita.

Jika ada hal lain yang ingin Anda diskusikan, yuk kunjungi Tanya Ahli daya.id. Daftarkan juga diri Anda untuk mendapat akses penuh ke konten menarik lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS