Dirilis

25 Juni 2023

Penulis

Claudya Carolina, M.Psi., Psikolog (Tim Arsanara Development Partner)

Liburan merupakan satu momen yang ditunggu-tunggu oleh sebagian orang, termasuk anak-anak. Liburan bagi anak-anak dianggap sebagai waktu untuk berhenti sejenak dari rutinitas sehari-hari seperti sekolah. Beragam aktivitas menyenangkan dapat dilakukan oleh anak-anak selama liburan berlangsung. Namun, tahukah Anda bahwa liburan juga dapat memunculkan stres bagi sebagian anak? Simak penjelasannya berikut ini!

Stres merupakan suatu kondisi mental yang terjadi saat seseorang berada di situasi yang menekan. Stres dapat terjadi kapanpun dan di manapun, termasuk pada momen yang menyenangkan seperti liburan sekalipun. Adanya berbagai perubahan dan ekspektasi ketika liburan rentan membuat seseorang merasakan stres. Umumnya, kondisi stres saat liburan kerap terjadi pada orang dewasa. Namun ternyata, stres saat liburan ini juga dapat muncul pada anak-anak. 

Sejumlah perubahan seperti meningkatnya aktivitas jalan-jalan, bertemu dengan banyak orang baru, atau waktu tidur yang berkurang rentan memunculkan stres pada anak di momen liburan. Beberapa tanda dari terjadinya stres tersebut di antaranya ialah terjadinya perubahan emosi (misalnya, menjadi murung atau lebih mudah tersinggung), menarik diri, hingga munculnya keluhan fisik. Untuk itu, orang tua perlu melakukan sejumlah penyesuaian agar momen liburan yang seharusnya berkesan tidak berubah menjadi beban.

 

Tips Cegah Stres Saat Liburan Pada Anak


Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya stres saat liburan pada anak-anak:

 

1.    Memberikan informasi mengenai agenda liburan kepada anak sejak jauh-jauh hari

Salah satu cara yang dapat orang tua lakukan untuk membantu anak mempersiapkan diri saat menghadapi liburan adalah dengan menginformasikan kepada anak mengenai agenda liburan yang akan dilakukan. 

Informasi yang dilakukan dapat berupa tempat apa yang akan dikunjungi, berapa lama waktu tempuh perjalanan, aktivitas yang akan dilakukan, orang-orang yang akan ditemui, dan sebagainya. Adanya informasi tersebut diharapkan dapat membuat anak merasa tenang karena kegiatan yang akan dijalankan lebih terprediksi.

 

2.    Menampilkan sikap tenang di hadapan anak

Agar anak dapat mengelola kondisi mental dan emosionalnya dengan baik, orang tua perlu menjadi role model terlebih dahulu. Cara orang tua dalam mengelola stres berperan dalam membantu anak untuk belajar mengelola stres yang mereka rasakan. Usahakan untuk tetap tenang selama liburan berlangsung. Selain itu, orang tua juga perlu merawat diri selama liburan agar kondisi mentalnya terjaga dengan baik, misalnya dengan tetap memiliki waktu tidur yang cukup.

 

3.    Tetap mempertahankan rutinitas anak 

Terkadang, liburan membuat rutinitas anak menjadi berantakan. Padatnya aktivitas yang dilakukan bukan tidak mungkin membuat pola tidur atau pola makan anak menjadi berantakan sehingga anak rentan mengalami stres. Oleh sebab itu, pastikan agar rutinitas harian anak tetap dijalankan selama momen liburan agar kondisi mental anak tetap terjaga.

 

4.    Menghindari terlalu banyak agenda

Waktu liburan sekolah anak yang terbatas seringkali membuat orang tua ingin memanfaatkannya secara maksimal. Guna mengefisienkan waktu, tanpa sadar agenda liburan yang dibuat pun menjadi sangat padat. Padahal, terlalu padatnya agenda juga dapat membuat anak rentan mengalami stres selama libur berlangsung. Orang tua perlu bersikap bijak dan selektif dalam membuat agenda liburan anak agar liburan tetap terasa menyenangkan.

 

5.    Persiapkan alat permainan untuk mengisi waktu luang anak


Kebosanan juga dapat dirasakan anak saat liburan berlangsung. Sebagai contoh, mereka dapat merasakan kebosanan saat terjebak kemacetan di perjalanan. Untuk itu, orang tua dapat menyiapkan alat permainan atau buku untuk membuat anak tetap sibuk dan tidak merasa bosan. Adanya alat permainan atau buku juga dapat mengalihkan anak dari aktivitas bermain gadget untuk mengisi waktu luang.

 

6.    Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik

Momen liburan terkadang membuat orang tua menjadi lupa untuk membuat anak dapat tetap aktif secara fisik. Padahal, aktivitas fisik merupakan salah satu hal yang penting guna membuat mood anak tetap terjaga. Orang tua dapat menyelipkan agenda singkat seperti stretching atau berjalan ke luar rumah di pagi hari agar anak tetap aktif bergerak selama liburan. Bermain di playground juga dapat menjadi solusi untuk membuat anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik selama liburan.

 

7.    Membuat agenda bersama keluarga 

Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan selama liburan adalah meluangkan waktu kebersamaan anak dengan keluarga. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mempererat kelekatan anak dengan anggota keluarga. Beberapa aktivitas sederhana yang dapat dilakukan antara lain menonton film atau bermain game bersama.

 

8.    Berusaha mengatur ekspektasi

Tidak jarang, beberapa aktivitas yang telah diagendakan bersama anak selama liburan tidak dapat terlaksana. Meskipun kecewa, orang tua perlu menyadari bahwa tidak semua hal yang telah diagendakan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Mengelola ekspektasi menjadi satu hal yang penting agar orang tua juga tidak mengalami stres saat liburan yang dapat mempengaruhi kondisi mental anak.

Liburan merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh orang tua dan anak-anak. Namun, jangan sampai momen liburan tersebut menjadi beban yang rentan memunculkan perasaan tidak menyenangkan, khususnya bagi anak-anak. Mengatur agenda secara bijak diharapkan dapat membuat anak merasakan kebahagiaan saat liburan.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar psikologi anak, keluarga, karier atau psikologi klinis lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.8

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Dani Nofian

08 Desember 2023

Artikel ini sungguh memberikan pemahaman mendalam tanpa membuat pembaca merasa kebingungan. Terima kasih!

Balas

. 0

Ardhan Ashary Nasution

27 Juni 2023

Terima Kasih info nya πŸ‘πŸ‘

Balas

. 0

Dea Indah Riani Putri

27 Juni 2023

Trimakasih infonya

Balas

. 0

Melinda aprilova

26 Juni 2023

Good artikel

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

26 Juni 2023

πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS