Dirilis

20 Januari 2022

Penulis

Dian Wisnuwardhani M.Psi. Sos.

Rambut yang memutih dan kulit yang mulai keriput adalah perubahan yang identik dilalui oleh mereka yang sudah berada di masa lansia. Adapun hal lain yang kerap dikhawatirkan para lansia adalah menurunnya kemampuan dalam mengingat dan berpikir. Ingatan yang dimiliki oleh lansia kian memudar seiring dengan bertambahnya usia. Mereka kerap mudah lupa atau lebih dikenal dengan pikun. 

Ketika memasuki lansia atau masa dewasa akhir, orang tua pada umumnya merasa khawatir jika mereka membutuhkan waktu lebih lama dari sebelumnya untuk mempelajari hal-hal baru, dibandingkan ketika masih di usia dewasa madya 40-60 tahun. Di beberapa kesempatan lainnya, mungkin orang tua mulai merasa khawatir untuk tidak membayar tagihan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mereka juga takut untuk melewatkan hari-hari penting dalam kehidupan mereka. 

Meski perubahan ini merupakan hal yang lumrah dialami pada masa lansia, orang tua dan juga pengasuhnya perlu memperhatikan apa yang dapat dianggap normal forgetfulness atau pikun, dan apa yang perlu dikonsultasikan bersama profesional. 

 

Pikun dan Masalah Ingatan Serius

Apakah perbedaan antara pikun yang berkaitan dengan usia dan masalah ingatan yang serius? 

Yang masih tergolong pikun ialah sesekali melupakan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dimana meletakkan kacamata, yang ternyata selalu dikalungkan di leher. Tapi perlu untuk diwaspadai pada kasus tertentu, pikun dicurigai sebagai gejala awal dari demensia. 

Demensia adalah sindrom atau kumpulan gejala yang mengacu pada penurunan fungsi otak, seperti menurunnya daya ingat, gangguan proses berpikir dan perilaku, serta perubahan kondisi mental atau emosional. 

Pikun yang disebabkan oleh demensia umumnya akan membuat penderitanya mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengemudi, menggunakan telepon, dan menemukan jalan pulang. 

Demensia tidak hanya mempengaruhi kemampuan mengingat/memori, namun juga kemampuan berpikir, bertingkah laku, dan berbicara. 

Hal ini yang menyebabkan lansia dengan demensia terkesan mengalami hilang ingatan atau sulit mengingat hal yang ia alami, tidak mengenali lingkungannya, serta tak lancar berkomunikasi dengan orang lain. Jika sudah parah, lansia yang mengalami pikun parah karena demensia bahkan bisa tidak mengenal orang terdekatnya. 

 

Cara Menghadapi Proses Penuaan Orang Tua

Lantas, sebagai pengasuh orang tua, apa saja hal yang dapat Anda lakukan? 

Dilansir dari HelpGuide.org, pengasuh berperan untuk sekadar membantu orang tua menerima keadaan, merencanakan masa depan, dan menjaganya agar tetap sehat. Anda akan lebih berperan dalam membantu kehidupan sehari-harinya apabila pikun yang dialami oleh orang tua semakin membutuhkan perhatian lebih.

Jika orang tua mulai mengalami kebingungan, sulit berkomunikasi, dan muncul perubahan perilaku, maka pengasuh perlu membantu mempermudah aktivitas sehari-hari orang tua yang turut dapat menghindari mereka dari segala risiko yang ada. 

Berikut adalah beberapa cara untuk memahami proses penuaan pada orang tua dengan lebih baik.

 

1.    Buat Lingkungan yang Aman dan Nyaman untuk Lansia

Dengan bertambahnya usia, terkadang orang tua lebih sensitif secara emosional, seperti mudah merasa takut, bosan, serta terganggu dengan suara-suara bising. Sebagai pengasuh, maka Anda perlu menciptakan lingkungan rumah yang senyaman mungkin, yang bisa mengurangi ketidaknyamanan pada orang tua. Misalnya, agar orang tua tidak merasa bosan, Anda dapat mengajak melakukan suatu kegiatan bersama atau menggunakan musik lembut untuk membuatnya lebih tenang. 

Rumah juga perlu dirancang untuk minim risiko cedera bagi lansia. Beberapa contoh hal yang dapat dilakukan ialah mengunci lemari yang berisi barang-barang berbahaya seperti obat-obatan, menghindari barang yang berserakan yang mungkin bisa membuatnya jatuh, menjauhkan pemantik api, dan sebagainya.

 

2.    Temukan Cara Komunikasi yang Efektif

Berkomunikasi dengan lansia, khususnya bagi yang telah pikun, cukup menimbulkan kesulitan bagi lawan bicaranya. Namun begitu, lansia tetap membutuhkan teman bicara agar tetap terstimulasi secara kognitif dan sosialnya. Berikut ialah beberapa tips dalam berkomunikasi bersama lansia yang dapat Anda terapkan.

●    Pertama-tama, Anda perlu selalu bersabar dan tidak terbawa emosi. Beri lansia waktu untuk menyusun kalimatnya meskipun tidak terdengar jelas oleh Anda.
●    Berbicaralah dengan lembut dan perlahan. Perjelas artikulasi bicara Anda dan hindari untuk menggunakan intonasi bicara yang tinggi. 
●    Gunakanlah kalimat pendek dan kata-kata yang sederhana. Jika sulit dipahami oleh lansia, maka ulangilah secara perlahan. Jika perlu gunakan kertas dan pena sebagai alat bantu berkomunikasi. 
●    Lakukan kontak mata dan tetap tenang. Gunakan bahasa nonverbal untuk membantu menggambarkan apa yang ingin diungkapkan.
●    Hindari untuk memotong perkataannya ketika Anda sudah memahami maksudnya. 

 

3.    Stimulasi Kemampuan Memori Orang Tua

Meski sulit diperbaiki secara mandiri, terdapat beberapa hal yang dapat pengasuh lakukan untuk mengasah kemampuan memori lansia. Menetapkan rutinitas harian untuk aktivitas yang sederhana, seperti mandi, makan, atau berkonsultasi dengan dokter merupakan salah satu cara yang dapat pengasuh lakukan agar orang tua dapat tetap mengenali jadwal hariannya. 

Anda juga dapat mengunakan pengingat, catatan, atau petunjuk untuk aktivitas sehari-hari yang akan dilalui lansia. Tetap berikan kepercayaan bagi orang tua untuk melakukan kegiatannya secara mandiri, namun tetaplah dampingi orang tua. Ajak juga orang tua Anda untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga, mengelola stres, mengonsumsi makanan yang sehat, serta tetap aktif secara sosial yang dapat membantu kesehatan otak.

Mengasuh orang tua yang sudah memasuki masa lansia memang memiliki tantangan tersendiri, namun sebagai anak, Anda perlu memastikan orang tua Anda dapat menjalani hari-harinya dengan nyaman. Semoga beberapa tips diatas dapat membantu Anda dalam berinteraksi dengan orang tua ataupun keluarga Anda lainnya yang telah lansia.

Punya pertanyaan lebih lanjut? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.6

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS