Bagaimana resolusi kesehatan Anda pada tahun yang lewat?
Sudah mulai dijalani, masih tertunda, atau justru belum tersentuh sama sekali?
Jika jawabannya masih ragu-ragu, Anda tidak sendirian. Banyak orang ingin hidup lebih sehat, tetapi berhenti di tengah jalan. Bukan karena kurang niat, melainkan karena belum tahu harus mulai dari mana.
Ibarat ingin pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi, tentu Anda membutuhkan peta. Tanpa arah yang jelas, perjalanan akan terasa membingungkan, melelahkan, dan berisiko salah jalan.
Hal yang sama berlaku untuk resolusi kesehatan. Sebelum melangkah lebih jauh, Anda perlu tahu tujuan kesehatan apa yang ingin dicapai, lalu memetakan langkah-langkahnya secara realistis.
Reset Resolusi Kesehatan di Pergantian Tahun
Resolusi kesehatan adalah komitmen personal untuk melakukan perubahan positif demi kondisi tubuh dan mental yang lebih baik. Bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya:
- Mencapai berat badan ideal
- Lebih rutin berolahraga
- Mengurangi begadang
- Mengatur pola makan
- Mengelola stres dengan lebih baik
Resolusi sering dibuat saat pergantian tahun, bersamaan dengan target lain seperti karier, keuangan, atau pengembangan diri. Namun, karena sifatnya personal, tidak ada resolusi yang benar atau salah. Setiap orang memiliki tantangan dan titik awal yang berbeda.
Nah, ini adalah masa yang tepat untuk Anda mereset resolusi Kesehatan Anda. Jika Anda masih bingung menentukan resolusi kesehatan yang tepat, empat langkah berikut bisa menjadi titik awal untuk melakukan reset resolusi sehat.
Langkah 1: Cek Status Gizi Anda
Langkah pertama yang paling mendasar adalah mengetahui kondisi tubuh saat ini. Salah satu caranya dengan mengecek status gizi, yang menggambarkan keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan tubuh.
Metode yang umum digunakan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT).
Rumusnya sederhana: IMT = Berat badan (kg) / (Tinggi badan (m))²
Untuk orang dewasa usia 18–64 tahun, klasifikasi IMT berdasarkan standar WHO Asia Pasifik adalah:
- <18,5 kg/m²: Kekurangan berat badan
- 18,5–22,9 kg/m²: Normal
- 23–24,9 kg/m²: Kelebihan berat badan (berisiko)
- ≥25 kg/m²: Obesitas
- 30 kg/m²: Obesitas tingkat II
Dari sini, Anda bisa mulai menilai: apakah target resolusi Anda perlu fokus pada peningkatan berat badan, penurunan berat badan, atau mempertahankan kondisi ideal.
Langkah 2: Ukur Lingkar Pinggang
Selain berat badan, lingkar pinggang juga merupakan indikator penting kesehatan, terutama terkait penyakit tidak menular (PTM).
Menurut Kementerian Kesehatan RI:
- Batas normal pria: ≤90 cm
- Batas normal wanita: ≤80 cm
Lingkar pinggang yang melebihi batas tersebut menandakan obesitas sentral, yang meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Cara mengukurnya:
- Berdiri tegak dan rileks
- Lingkarkan meteran sejajar dengan pusar
- Pastikan tidak terlalu ketat atau longgar
- Ukur setelah menghembuskan napas secara normal
Pengukuran sederhana ini sering kali lebih mencerminkan risiko kesehatan dibanding angka timbangan semata.
Langkah 3: Kenali Tekanan Darah Anda
Tekanan darah adalah indikator penting kesehatan jantung dan pembuluh darah. Menurut Kementerian Kesehatan, tekanan darah normal orang dewasa berada di kisaran:
- Optimal: <120/<80 mmHg
- Normal: 120–129/80–84 mmHg
- Normal tinggi: 130–139/85–89 mmHg
- Hipertensi: ≥140/90 mmHg
Mengetahui tekanan darah sejak dini membantu Anda mencegah komplikasi serius di kemudian hari. Jika belum pernah mengukur tekanan darah, ini bisa menjadi resolusi sederhana yang sangat berdampak.
Langkah 4: Lakukan Pemeriksaan Darah
Langkah berikutnya adalah pengecekan laboratorium untuk melihat kondisi internal tubuh. Beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan antara lain:
- Hemoglobin (Hb)
- Leukosit
- Trombosit
- Gula darah (puasa, 2 jam PP, HbA1c)
- Profil kolesterol (LDL, HDL, trigliserida)
- Fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
Pemeriksaan ini membantu mendeteksi risiko anemia, infeksi, diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan ginjal.
Perlu diingat, nilai rujukan tiap laboratorium bisa berbeda, dan hasil pemeriksaan sebaiknya selalu dikonsultasikan dengan dokter. Hindari menarik kesimpulan sendiri tanpa pendampingan tenaga medis.
Menyusun Strategi Resolusi Sehat
Setelah mengetahui kondisi tubuh, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi yang realistis dan berkelanjutan. Beberapa prinsip dasar yang bisa Anda terapkan:
- Terapkan pola makan gizi seimbang
- Rutin berolahraga sesuai kemampuan
- Cukupi waktu tidur dan kualitas istirahat
- Kelola stres dengan baik
Pendampingan dari tenaga ahli seperti dokter, ahli gizi, atau pelatih olahraga dapat membantu proses ini menjadi lebih efektif dan aman.
Konsistensi Lebih Penting daripada Sempurna
Kunci keberhasilan resolusi kesehatan adalah konsistensi, bukan kesempurnaan. Tidak perlu target muluk. Mulailah dari hal kecil, misalnya:
- Menambahkan sayur di setiap waktu makan
- Olahraga 30 menit, 3 kali seminggu
- Mencatat progres harian
- Menciptakan lingkungan yang mendukung
- Memberi apresiasi kepada diri sendiri
Dan yang terpenting, ingat alasan Anda memulai. Gagal hari ini bukan berarti gagal selamanya. Esok hari selalu memberi kesempatan baru untuk kembali melangkah.
Resolusi sehat bukan tentang perubahan instan, melainkan perjalanan jangka panjang menuju kualitas hidup yang lebih baik.
Jika Anda butuh saran lebih lanjut, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbgai sumber
Berikan Pendapat Anda