Beberapa bulan terakhir, linimasa media sosial, terutama TikTok, dipenuhi dengan tren “seberapa picky eater aku”. Dalam tren ini, para pengguna memamerkan daftar makanan yang tidak bisa mereka makan. Alasannya pun beragam, mulai dari aroma yang dianggap mengganggu, rasa yang dinilai kurang enak, hingga bentuk makanan yang terlihat aneh di mata mereka.
Sekilas, konten ini terlihat lucu dan menghibur. Namun, di balik kesan ringan tersebut, fenomena picky eater bisa berdampak serius pada pola makan dan kesehatan, terutama bila kebiasaan ini dilakukan secara ekstrem dan berlangsung lama.
Picky Eater Tak Hanya Dialami Anak-anak
Selama ini, picky eater identik dengan anak kecil yang susah makan sayur atau menolak mencoba makanan baru. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan pilih-pilih makanan juga banyak ditemukan pada remaja hingga orang dewasa.
Sebuah studi dalam Journal of Nutrition Education and Behavior (2021) yang melibatkan hampir 500 mahasiswa menemukan bahwa sekitar 39 persen responden menunjukkan kecenderungan picky eater. Menariknya, penelitian ini juga menemukan adanya hubungan antara picky eater dengan risiko gangguan kecemasan sosial. Artinya, kebiasaan makan tidak sekadar urusan selera, tapi bisa terkait kondisi psikologis seseorang.
Fenomena ini pun dikuatkan oleh pengalaman sehari-hari. Banyak orang dewasa yang masih membawa kebiasaan sejak kecil, misalnya hanya mau makan makanan tertentu atau menghindari jenis makanan dengan alasan pribadi yang sudah melekat kuat.
Baca juga: Tips Gizi Seimbang untuk Karyawan
Mengapa Orang Bisa Jadi Picky Eater?
Ada banyak faktor yang membuat seseorang cenderung picky eater. Para ahli gizi dan dokter menyebutkan bahwa penyebabnya tidak tunggal, melainkan kombinasi dari faktor biologis, psikologis, hingga lingkungan sosial.
1. Pengenalan Rasa Sejak Dini
Anak yang sejak kecil hanya terbiasa dengan rasa makanan tertentu, misalnya makanan instan yang cenderung gurih atau manis, akan kesulitan menerima rasa baru. Akibatnya, mereka enggan mencoba makanan dengan rasa pahit seperti sayuran hijau atau asam dari buah tertentu.
2. Tekstur dan Tampilan Makanan
Bukan hanya rasa, tekstur dan bentuk makanan juga berpengaruh. Beberapa orang langsung menolak makanan dengan tekstur kasar atau aroma yang kuat, meski belum sempat mencicipinya.
3. Faktor Biologis dan Fisik
Pada masa pertumbuhan, anak-anak memang cenderung lebih selektif karena laju pertumbuhan melambat dan nafsu makan berubah. Selain itu, kondisi medis tertentu seperti GERD (gastroesophageal reflux disease) juga dapat membuat seseorang enggan makan banyak jenis makanan karena menimbulkan rasa tidak nyaman di tenggorokan.
4. Pengalaman Negatif
Trauma makan juga bisa menjadi penyebab. Misalnya, pernah mengalami sakit perut setelah makan makanan tertentu, sehingga di kemudian hari mereka menolak makanan tersebut meski sebenarnya tidak selalu berbahaya.
5. Pengaruh Keluarga dan Lingkungan
Anak cenderung meniru pola makan orang tua. Jika sejak kecil terbiasa di lingkungan yang selektif atau jarang mengenalkan makanan beragam, anak bisa tumbuh dengan preferensi yang sempit.
6. Budaya dan Tren
Saat dewasa, faktor sosial dan budaya ikut memengaruhi. Ada orang yang menghindari makanan tertentu karena alasan diet, tren gaya hidup, atau kekhawatiran berlebihan akan berat badan.

Risiko Picky Eater Bagi Kesehatan
Pola makan yang terlalu terbatas membuat asupan gizi tidak seimbang. Beberapa risiko yang bisa muncul antara lain:
- Kekurangan vitamin dan mineral yang penting untuk daya tahan tubuh.
- Asupan serat rendah, terutama jika menolak sayur dan buah.
- Gangguan konsentrasi karena energi tidak stabil.
- Potensi masalah psikologis, misalnya kecemasan sosial karena pola makan berbeda dari orang lain.
Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa menurunkan kualitas hidup, mulai dari masalah kesehatan ringan hingga risiko penyakit jangka panjang.
Cara Mengatasi dan Tetap Penuhi Gizi
Picky eater bukan berarti tidak bisa hidup sehat. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar kebutuhan gizi tetap tercukupi meski pilih-pilih makanan.
1. Cari Alternatif Sehat
Jika tidak suka satu jenis sayur, ganti dengan sayur lain yang kandungan gizinya mirip. Misalnya, kalau tidak suka brokoli, bisa diganti dengan buncis atau bayam.
2. Olahan Kreatif
Campurkan bahan sehat ke dalam makanan favorit. Contoh, membuat nugget homemade yang diisi sayuran, atau smoothie buah dengan tambahan yogurt.
3. Coba Bertahap
Jangan langsung memaksa diri makan banyak. Mulailah dari porsi kecil agar lidah dan tubuh lebih mudah beradaptasi dengan rasa baru.
4. Libatkan Variasi
Variasi warna, tekstur, dan cara penyajian bisa meningkatkan selera. Makanan yang terlihat menarik lebih mudah diterima, terutama oleh anak-anak.
5. Tambahan Suplemen Bila Perlu
Jika memang sulit memenuhi kebutuhan gizi dari makanan saja, vitamin dan suplemen bisa membantu. Namun, ini bukan pengganti makanan utama, hanya pendukung.
6. Konsultasi Profesional
Jika picky eater sudah ekstrem sampai mengganggu kesehatan, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Pendekatan yang tepat bisa membantu membuka pola makan lebih seimbang.
Baca juga: Cara Mengatasi Anak Picky Eater
Kesimpulannya fenomena picky eater yang sedang viral di TikTok sebenarnya mencerminkan kebiasaan yang nyata dalam masyarakat. Meski sering dianggap lucu, pola makan pilih-pilih tidak boleh disepelekan karena dapat berdampak pada kesehatan fisik maupun mental.
Kuncinya adalah kesadaran dan usaha untuk memperbaiki pola makan. Tidak perlu langsung menyukai semua makanan, tetapi dengan eksplorasi bertahap, kreativitas dalam mengolah makanan, serta sikap terbuka pada rasa baru, kebutuhan gizi tetap bisa terpenuhi.
Gen Z yang kini banyak terpapar tren media sosial perlu lebih bijak. Jadikan fenomena viral bukan sekadar hiburan, tapi pengingat penting bahwa pola makan seimbang adalah investasi kesehatan jangka panjang.
Pola makan yang seimbang sangat penting bagi kesehatan, termasuk gen Z yang sering mengalami kebiasaan picky eater. Untuk mendapatkan panduan lebih lanjut, anda dapat login ke Daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli. Anda dapat berdiskusi langsung dengan ahli gizi dan menemukan berbagai informasi bermanfaat mengenai gaya hidup sehat.
Sumber:
Berbagai sumber
Devi Damayanti
13 October 2025
Makanan dan buah-buahan yang bergizi yang baik terimakasih sudah memberi tips dan info nya
Balas
.0
sandi Aulia
04 October 2025
daya.id selalu menginspirasi orang banyak termasuk saya
Balas
.0
birin
03 October 2025
Bangun kerjasama yang baik. Lakukan tugas dan kewajiban masing-masing. Utamakan melakukan kewajiban terlebih dahulu, jangan hanya menuntut hak saja
Balas
.0
sindy
02 October 2025
daya.id Indonesia ini sudah ada cukup lama lebih lama dalam membuat keputusan
Balas
.0
Kuntoro
02 October 2025
mencoba untuk jadi lebih berguna dan mandiri beruntung nya saya sudah bisa cari uang sendiri
Balas
.0