Informasi Artikel

Penulis Artikel

Rahayu Novalita

Tidak semua yang manis selalu membawa dampak positif, terutama jika berbicara tentang makanan dan minuman manis yang kita konsumsi sehari-hari. Tanpa disadari, kebiasaan mengonsumsi yang manis-manis dapat meningkatkan kadar gula di dalam darah dan memicu berbagai masalah kesehatan.

Gula darah atau glukosa darah adalah jumlah glukosa yang beredar di dalam darah. Tubuh memang membutuhkan glukosa sebagai sumber energi utama. Namun, konsumsi yang berlebihan dan tidak terkontrol justru bisa menjadi awal dari gangguan metabolik.

Di sinilah pentingnya bersikap bijak.

 

Peran Gula Darah dalam Tubuh

Glukosa berasal dari makanan yang kita konsumsi, terutama dari karbohidrat. Setelah dicerna, glukosa akan digunakan sebagai bahan bakar untuk aktivitas sehari-hari.

Masalah muncul ketika asupan gula terlalu tinggi, pola makan rendah serat, dan gaya hidup cenderung pasif. Kondisi ini dapat mengganggu keseimbangan gula darah dan meningkatkan risiko Diabetes Melitus.

Menurut American Diabetes Association (2023), Diabetes Melitus adalah penyakit kronis akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga glukosa menumpuk di dalam darah.

Jika berlangsung lama, diabetes dapat menimbulkan komplikasi serius pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah.

 

Dampak Jika Gula Darah Tidak Terkontrol

Secara umum, kadar gula darah normal pada orang dewasa adalah:

  • Sebelum makan: 70–110 mg/dL
  • 2 jam setelah makan: <140 mg/dL

Kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) maupun terlalu rendah (hipoglikemia) sama-sama berbahaya dan perlu diwaspadai.

Karena itu, pemantauan gula darah menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tertentu.

Kadar gula darah yang tidak berada dalam rentang normal dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Jika Terlalu Tinggi (Hiperglikemia)

  • Kerusakan pembuluh darah dan saraf
  • Risiko komplikasi diabetes seperti gangguan ginjal, mata, dan saraf
  • Peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke

Jika Terlalu Rendah (Hipoglikemia)

  • Pusing, lemas, kebingungan
  • Kehilangan kesadaran hingga koma jika tidak segera ditangani
  • Risiko kerusakan otak permanen

Menjaga gula darah tetap stabil bukan hanya mencegah penyakit, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Kapan saatnya Anda memeriksa gula darah?

Pemeriksaan gula darah secara berkala sangat dianjurkan bagi:

  • Orang dengan riwayat keluarga diabetes
  • Individu dengan kelebihan berat badan atau obesitas
  • Usia ≥45 tahun
  • Penderita hipertensi atau gangguan kolesterol
  • Orang dengan gangguan atau operasi pankreas
  • Ibu hamil, karena berisiko mengalami diabetes gestasional

Pada kondisi obesitas, tubuh sering mengalami resistensi insulin, yaitu keadaan ketika sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Akibatnya, kadar gula darah sulit dikendalikan.

Dengan pemeriksaan rutin, Anda dapat:

  • Mendeteksi diabetes sejak dini
  • Mengontrol gula darah melalui pola makan dan pengobatan
  • Mengevaluasi risiko bagi individu dengan riwayat keluarga diabetes
  • Mencegah komplikasi pada ginjal, mata, dan saraf
  • Menilai efektivitas obat dan terapi
  • Meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes


 

Masih Boleh Menikmati Makanan Manis?

Jawabannya: boleh, dengan beberapa catatan. Kuncinya adalah gaya hidup sehat dan seimbang. Anda tidak harus menghilangkan rasa manis sepenuhnya, tetapi perlu mengelolanya dengan bijak.

Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Batasi konsumsi gula tambahan. Kurangi kue, permen, minuman bersoda, dan minuman kemasan manis.
  2. Pilih pemanis alami. Manfaatkan rasa manis alami dari buah atau pemanis rendah kalori yang lebih aman.
  3. Perbanyak makanan bergizi. Konsumsi buah, sayur, dan air putih untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang.
  4. Aktif bergerak. Lakukan olahraga secara rutin seperti jalan kaki, lari ringan, atau latihan kekuatan.
  5. Kelola stres. Stres dapat memengaruhi kadar gula darah, jadi penting untuk menjaga kesehatan mental.

Di sisi lain, Anda perlu menjaga gula darah tetap normal. Berikut langkah praktis yang bisa Anda terapkan:

  • Pilih karbohidrat kompleks seperti beras merah, ubi, jagung, dan kentang
  • Batasi karbohidrat sederhana dan makanan olahan
  • Makan secara teratur dan hindari melewatkan waktu makan
  • Lakukan olahraga minimal 150 menit per minggu
  • Pertahankan berat badan ideal sesuai IMT
  • Hindari rokok dan alkohol
  • Tidur cukup, sekitar 7–8 jam per malam
  • Kelola stres dengan relaksasi atau yoga
  • Konsultasi rutin ke dokter, terutama jika memiliki faktor risiko

Perubahan gaya hidup yang konsisten sangat berperan dalam menjaga kestabilan gula darah dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Mengurangi asupan gula bukan berarti menghilangkan kenikmatan hidup. Justru sebaliknya, langkah ini membantu Anda menjaga berat badan ideal, melindungi jantung, menjaga kesehatan gigi, dan mencegah diabetes.
Mulailah dari kesadaran kecil hari ini. Kontrol gula darah Anda agar tetap normal, demi kesehatan jangka panjang yang lebih baik.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait topik ini, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Nutrisi & Kesehatan

Manfaat Daun Mint untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui

25 Januari 2021

Artikel Ahli
4.7
Nutrisi & Kesehatan

Makanan Untuk Orang dengan HIV

27 Desember 2022

4.6
Nutrisi & Kesehatan

Kenalilah Ciri-Ciri Makanan Berformalin

19 Juli 2018

4.7
Nutrisi & Kesehatan

6 Manfaat Buah Sirsak Saat Dikonsumsi Secara Rutin

26 Februari 2021

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS