Informasi Artikel

Penulis Artikel

Andi Dala Nadhifa Asmarani

Di dunia yang semakin terhubung ini, wabah di satu negara bisa menyebar ke negara lain. Sebut saja pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu. Sebagian kita tak menyangka jika apa yang terjadi di Cina ternyata bisa berdampak ke Indonesia dalam hitungan bulan. 

Nah, baru-baru ini Jepang diguncang oleh wabah bakteri pemakan daging yang menginfeksi lebih dari 1000 orang. Hingga akhir Juni 2024, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan 1144 kasus infeksi di sejak Januari lalu. Infeksi ini bersifat berbahaya dan bahkan mendapat julukan “pemakan daging” karena dapat menghancurkan kulit, lemak, dan jaringan di area sekitar otot dalam waktu singkat. Pemerintah Jepang juga mewanti-wanti bahwa infeksi dapat mematikan dalam hitungan hari. Sejauh ini, bakteri ini telah memakan sebanyak 77 korban jiwa dari Januari hingga Maret 2024. 

Bakteri ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat karena sifatnya yang agresif dan mematikan. Semoga saja dampaknya tidak menyebar ke mana-mana, dan bisa segera di atas.

Tapi sebenarnya bakteri macam apakah ini? Apa saja gejalanya? Siapa saja yang paling rentan terinfeksi? Dan yang terpenting bagaimana kita bisa mencegah infeksi ini? Anda tidak perlu khawatir karena artikel ini akan membahas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yuk, mari simak sampai akhir!
Mengenal Lebih Jauh Bakterinya
 

Infeksi bakteri pemakan daging yang dimaksud dalam kasus di atas juga dikenal dengan nama Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS). Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, STSS disebabkan saat Group A Streptococcus (GAS), jenis bakteri yang biasa menyebabkan radang tenggorokan, menyebar ke dalam darah dan jaringan sel tubuh. Tidak semua infeksi GAS akan menyebabkan STSS. Hanya jika infeksi menyebar ke dalam jaringan dalam, saat itulah STSS bisa terjadi. 

STSS akan sangat berbahaya saat menimbulkan komplikasi Necrotizing Fasciitis (NF) atau nekrosis. Nekrosis adalah kondisi saat terjadi kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, dan lemak).  Dari sinilah istilah “infeksi bakteri pemakan daging” muncul. Belum diketahui apa yang memicu komplikasi nekrosis karena kebanyakan kasus STSS tidak bersifat fatal. Selain jenis bakteri GAS, nekrosis juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri lain seperti clostridium, staphylococcus aureus, dan vibrio vulnificus. 

Bakteri penyebab Necrotizing Fasciitis dapat masuk ke dalam tubuh dari celah pada luka terbuka seperti tusuk, luka memar, luka bakar, atau luka gigitan serangga. Infeksi bakteri GAS juga dapat terjadi karena adanya penularan lewat percikan air liur saat batuk atau bersin. Penularan juga bisa terjadi melalui cairan selain air liur, misalnya cairan dari luka terbuka atau cairan sekresi hidung. Meskipun jarang terjadi, penyebaran bakteri GAS juga bisa terjadi melalui makanan. 

Baca Juga: Waspada Wabah PMK, Ini Tips Memilih Daging yang Baik

 

Gejala Infeksi Bakteri dan Faktor Risiko


Gejala awal infeksi bakteri pemakan daging sering kali tidak terlalu mencolok, mirip dengan infeksi kulit lainnya. Namun, gejala dapat berkembang pesat dan menjadi lebih parah, termasuk:

  • Nyeri yang intens di area yang terinfeksi
  • Kemerahan dan pembengkakan yang cepat menyebar
  • Demam dan kedinginan
  • Mual dan muntah
  • Munculnya lepuhan atau kulit berwarna gelap di area yang terinfeksi Jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa mengakibatkan kerusakan jaringan yang luas dan bahkan kematian.

Meskipun dapat menginfeksi siapapun, terdapat beberapa kelompok yang memiliki faktor risiko untuk terkena infeksi, antara lain:

  • Orang lansia (berumur 65 tahun lebih)
  • Pengidap diabetes
  • Pecandu minuman alkohol (alcoholic)
  • Orang dengan daya tahan tubuh lemah atau pengidap gangguan imunodefisiensi
  • Orang yang habis menjalani operasi dan/atau dalam proses penyembuhan luka


Baca Juga: Kenali Gejala Amoeba Pemakan Otak Dan Bagaimana Cara Mencegahnya

 

Langkah Preventif yang Dapat Dilakukan


 

1. Menjaga Kebersihan Luka

Setiap luka, baik itu kecil atau besar, harus segera dibersihkan dan dirawat dengan baik. Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun, lalu gunakan antiseptik untuk mencegah infeksi. Tutup luka dengan perban steril dan ganti perban secara berkala untuk menjaga kebersihannya. Jika Anda mengalami luka serius atau luka yang sulit sembuh, segera konsultasikan dengan tenaga medis. Penanganan luka yang tepat oleh tenaga medis dapat mencegah infeksi lebih lanjut.

Selain itu, hati-hati saat menggunakan air jika memiliki luka. Bakteri penyebab Necrotizing Fasciitis sering ditemukan di air tawar dan air laut yang tercemar. Sehingga, sebaiknya Anda tidak berenang atau melakukan aktivitas di air yang tidak bersih jika memiliki luka terbuka atau goresan.

 

2. Terapkan Gaya Hidup Sehat untuk Memperkuat Imum Tubuh

Untuk melawan bakteri, sistem imun tubuh kita harus kuat. Jadi menjaga sistem imun merupakan hal penting. Untuk menjaga sistem imun tetap optimal, makanlah makanan yang bergizi seimbang, tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan hindari stres berlebihan. Hindari merokok dan minum-minuman beralkohol. Gaya hidup sehat juga akan membantu Anda terhindar dari berbagai macam penyakit, termasuk penyakit diabetes yang dapat meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri pemakan daging. 

 

3. Segera Ke Dokter Jika Mendapati Gejala Infeksi

Jika Anda mendeteksi gejala infeksi bakteri, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter. Sekalipun gejalanya terlihat sepele, ingatlah bahwa infeksi bakteri dapat menjadi fatal jika segera ditangani. Dengan berkonsultasi ke dokter secepatnya, tim medis dapat mendeteksi dan menangani infeksi sebelum fatal. 

Baca Juga: Jangan Hanya Makan Buah Seharian, Apalagi Secara Berlebihan

Wabah bakteri pemakan daging di Jepang ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap infeksi bakteri yang dapat mengancam nyawa. Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena dengan melakukan langkah preventif seperti yang disebutkan sebelumnya, Anda dapat meminimalisir ancaman infeksi bakteri yang berbahaya ini. 

Apabila Anda mempunyai pertanyaan lebih lanjut tentang gaya hidup sehat agar dapat terhindar dari segala penyakit, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

10 Penilaian

Artikel Terkait

5.0
Hidup Berkelanjutan

Inilah 5 Cara Mengatasi BAB Berdarah dengan Tepat

26 Maret 2021

Artikel Ahli
4.5
Hidup Berkelanjutan

6 Cara Mengatasi Kambuhnya Asam Lambung

27 Agustus 2022

4.8
Hidup Berkelanjutan

Waspada! Kolesterol Juga Mengancam Kalangan Usia Muda

23 Agustus 2021

4.6
Hidup Berkelanjutan

Mengenal Kemoterapi Preventif, Pengobatan Kanker Kate Middleton

20 April 2024

Berikan Pendapat Anda

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS