Informasi Artikel

Penulis Artikel

Muthmainah Mufidah, M.Psi., Psikolog

Borderline Personality Disorder (BPD) merupakan masalah kesehatan mental yang sering disalahpahami. Banyak yang mengira ini adalah perkara “moody” atau “drama” atau “berlebihan”, padahal ini merupakan kondisi medis dengan pergulatan emosi yang sangat intens dan melelahkan—baik bagi yang mengalaminya maupun orang di sekitarnya. 

Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang adalah kondisi psikologis yang membuat emosi dan hubungan interpersonal seseorang cenderung tidak stabil dan sulit dikendalikan. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5), individu dengan BPD menunjukkan ketidakstabilan dalam relasi interpersonal, citra diri, dan kontrol impuls. 

Gangguan kepribadian ini memengaruhi cara seseorang berpikir dan merasa tentang dirinya dan orang lain. Pandangan dan perasaan yang dimiliki cenderung negatif dan berubah-ubah, sehingga sulit menjalin relasi dengan individu dengan gangguan ini. 

Individu yang mengalami gangguan ini juga seringkali menjadi lebih sensitif akan tindakan orang lain terhadap dirinya, sehingga mengalami gangguan ini bukanlah hal yang mudah. Meski demikian, dengan penanganan yang tepat, individu dapat perlahan-lahan menjadi lebih baik dalam mengelola diri dan merespon lingkungannya. 

Maka itu, penting untuk mengenali ciri-ciri dari BPD, agar lebih bisa memahami, berempati, dan atau mendapatkan penanganan yang tepat. 

 

Gejala BPD

Berikut ini gejala dari BPD. Hal yang perlu menjadi catatan, tidak semua orang dengan BPD memunculkan keseluruhan gejala di atas. Namun umumnya beberapa dari gejala di atas cukup dominan terlihat dan mengganggu peran atau aktivitas hariannya.

 

1.    Ketidakstabilan emosi yang dominan

Individu dengan BPD dapat mengalami perubahan suasana hati yang cepat, dari merasa sangat bahagia hingga sangat sedih atau marah. Hal ini cenderung membuat dirinya dan orang sekitar sulit mengidentifikasi penyebab dari perubahan emosinya. Perubahan emosi yang drastis ini juga bisa terlihat dari adanya pola agresif atau kekerasan yang dilakukan pada diri maupun orang lain dan sulit untuk mengendalikannya.

 

2.    Rasa takut yang besar akan ditinggalkan

Individu dengan BPD sangat takut, cemas, dan khawatir akan ditinggalkan atau diabaikan oleh orang lain. Individu bisa sangat panik jika merasa diabaikan atau ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi, bahkan jika itu hanya sementara. Individu akan berusaha melakukan berbagai cara agar dirinya tidak ditinggal orang lain. 

 

3.    Rasa hampa yang kronis

Perasaan hampa dan kosong cukup dominan, kesulitan menemukan makna dan tujuan hidup, sehingga sehari-hari terasa datar dan tidak menyenangkan. Kehadiran orang lain yang dianggap mengisi hari-hari dan seringkali menjadi sumber kebahagiaannya.

 

4.    Kehilangan identitas diri

Individu seringkali memiliki perasaan bingung tentang diri, apa yang diinginkan, atau nilai-nilai hidupnya. Pandangan tentang diri cenderung negatif dan berubah-ubah.

 

5.    Hubungan dengan orang lain yang naik turun

Cenderung memiliki pola hubungan yang kurang sehat dengan orang lain, dimana dirinya sering berubah-ubah dalam bersikap dan perubahan cukup ekstrim. Dalam satu waktu bisa sangat memuji dan mengatakan hal-hal positif terkait seseorang, tetapi tidak lama kemudian di waktu lainnya bisa membencinya dan menunjukkan sikap tidak menyukai orang tersebut. Nuansa hubungan yang terbangun dengan orang lain adalah i love you but i hate you

 

6.    Perilaku impulsif

Menunjukkan sikap impulsif, melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang, dan berpotensi merugikan diri sendiri, seperti belanja berlebihan, mengendarai kendaraan dengan kecepatan sangat kencang, berhubungan seksual yang beresiko, atau menyalahgunakan narkoba.

 

7.    Pemikiran bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

Individu dengan gangguan ini umumnya merasa frustasi dengan dirinya sehingga muncul pikiran ingin mengakhiri hidupnya dan atau dorongan untuk menyakiti dirinya. Ada beberapa orang yang juga sudah mencoba untuk melakukan percobaan bunuh diri karena kesulitan mengelola berbagai pikiran dan emosi negatif yang dirasakan secara ekstrim. 

 

8.    Paranoia atau disasosiasi saat stres berat

Terdapat momen dimana individu merasa seperti berada di luar tubuh sendiri atau merasa dunia tidak nyata. Mulai sulit bagi dirinya membedakan mana pikiran dan mana yang merupakan kenyataan saat stres sedang cukup intens. 

 

Jika Anda Merasa Memiliki Gejala BPD

Lalu, apa yang bisa dilakukan jika Anda mulai merasakan gejala-gejala di atas?

 

1.    Jangan panik dan segera cari bantuan profesional 

Hindari bersikap gegabah atau buru-buru melabel dan menyimpulkan. Segera cari psikolog atau psikiater terdekat karena para profesional dapat membantu memberikan pemahaman, mendiagnosis, dan terapi yang sesuai. Saat ini sudah ada beberapa terapi yang terbukti efektif untuk menangani BPD dan sudah banyak profesional yang ahli dalam menangani hal ini. untuk menyalahkan diri sendiri, karena BPD bukanlah tanda bahwa individu tersebut lemah atau buruk, tetapi ini adalah kondisi medis yang dapat dikelola untuk menjadi lebih baik. 

 

2.    Kenali dan catat pola emosi

Selain mencari bantuan profesional, individu juga dapat mencoba membuat mood journal atau mencatat trigger atau pemicu emosi negatif atau ketidaknyamanan lainnya. Hal ini dapat membantu mengenali pola, memahami diri sendiri, mengantisipasi atau mempersiapkan diri lebih baik, dan juga menemukan cara efektif untuk mengelola emosi. 

 

3.    Mempelajari dan berlatih teknik regulasi emosi serta teknik pemecahan masalah

Meski sulit, perlahan perlu untuk mempelajari berbagai teknik untuk mengelola emosi seperti meditasi, latihan pernapasan, atau teknik grounding. Hal-hal ini bisa membantu menenangkan diri saat emosi meningkat. Setelah lebih tenang, penting untuk mencoba mencari akar atau sumber stress dan mencari jalan keluar yang paling efektif di situasi tersebut. Setelah merasa sedikit lebih tenang, refleksikan kira-kira bagaimana cara menghadapi situasi ini secara lebih sehat? Tarik nafas, lalu coba jalani satu langkah demi satu langkah. 

 

4.    Mempelajari dan berlatih empati serta komunikasi asertif

Memang bukan perkara mudah mengomunikasikan emosi ataupun pikiran yang mengganggu. Tetapi seringkali kondisi menjadi memuncak ketika Anda tidak menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan kita. Latih diri untuk berempati pada kondisi orang lain, lalu komunikasikan dengan jelas apa yang Anda butuhkan. Gunakan kacamata prasangka baik pada orang lain lalu utarakan secara perlahan apa yang Anda inginkan dan bagaimana caranya yang tidak merugikan pihak manapun. 

 

5.    Kembangkan hobi dan aktifkan diri pada berbagai kegiatan positif

Penting untuk eksplorasi berbagai kegiatan positif yang dapat membantu diri menemukan tujuan dan makna hidup kembali tanpa bergantung pada orang lain. Setiap orang layak untuk berbahagia dengan caranya, tetapi perlu usaha untuk terus mencoba dan eksplorasi. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan menemukan jati diri atau identitas diri kembali.

 

6.    Bersabar dengan diri dan proses pemulihan

Tentunya tidak ada perubahan yang instan, semua butuh waktu dan proses, tetapi tidak ada usaha yang sia-sia.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

6 Penilaian

Artikel Terkait

4.9
Kesehatan Mental

Tips Mengelola Keuangan untuk Pasangan yang Akan Menikah

23 Januari 2022

5.0
Kesehatan Mental

Liburan, Cara Mudah Buang Racun Tubuh

17 Agustus 2019

Artikel Ahli
4.8
Kesehatan Mental

Regulasi Emosi, Tips Kendalikan Emosi Anda

15 Januari 2022

4.8
Kesehatan Mental

Viral Fenomena “Pick Me Girl” di Media Sosial, Ini Ciri-Ciri dan Penyebabnya

04 Januari 2024

Berikan Pendapat Anda

Rita Febrina

14 October 2025

Penjelasannya bikin kita lebih sadar bahwa masalah suasana hati bisa lebih dari sekadar “mood swing”.

Balas

. 0

siska pratiwi

11 October 2025

Artikel yang membuka mata. BPD itu jauh lebih kompleks dari sekadar moody biasa. Penting!

Balas

. 0

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS